Masalah-masalah Kesehatan Jiwa 1: Skizofrenia
A. Pengantar
Jujur saja hingga saat ini penulis tidak mengetahui dengan pasti apa nama penyakit adikku ini. Yang penulis tahu cuma depresi. Rupanya setelah baca-baca literatur, banyak macam penyakit yang termasuk kelompok gangguan jiwa ini. Ada namanya Skizofrenia, Gangguan Psikotik Akut, dan Gangguan Depresi. Selama ini penulis menyangka penyakitnya depresi, karena memang tak pernah dokter ataupun psikiater menjelaskan pada kami tentang penyakit terebut. Mungkin karena stigma di masyarskat ,sehingga para medis tidak mau meyebutkan pada kami bahwa penyakit tersebut adalah ganggauan jiwa. Hingga saat ini pun belum ada yang menjelaskan pada kami secara pasti tentang penyakit adikku ini. Namun, dengan membaca beberapa literatur dan melihat tanda-tanda/gejala-gejalanya adikku ini hampur sama dengan penyakit Skizhofrenia (F20). Dari membaca ini penulis sedikit demi sedikit mengetahui beberapa penyakit kejiwaan, termasuk salah satunya Scizofrenia ini.
Menurut hemat penulis, hendaknya ke depan hilangkanlah stigma yang salah tentang penyakit gangguan jiwa ini, sehingga setiap keluarga dan anggota masyarskat dapat berpartisipasi untuk memberikan kesembuhan pada pasien dari sisi Non Farmakologis atau Non Medis (misal cara berinteraksi, berkomunikasi, dll), Sebab bagaimana kita dapat berinteraksi ataupun berkomunikasi dengan pasien, sedangkan kita sudah takut terkebih dahulu untuk mendekatinya (misalnya takut pasiennya mengamuk, dll). Padahal kalau tahu ilmu nya hal tersebut tak perlu terjadi.
Berdasarkan hal di atas, maka kali ini penulis akan membagikan ilmu tentang salah satu masalah kejiwaan yaitu Skizofrenia. Materi ini sesungguhnya digunakan oleh perawat pada pasien yang mengalami Skizofrenia, namun karena penulis adalah seorang kakak yang memiliki adik yang mendapat sakit gangguan jiwa dengan tanda-tanda berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis sepertinya mirip dengan Skizoofrenia tersebut sehingga penulis sangat membutuhkan ilmu tentang penyakit ini. Sebab, biar bagaimanapun faktanya di lapangan penulislah yang lebih banyak merawat adik tersebut, sedangkan penulis tidak memiliki ilmu tersebut. Berkat modul pemberian seorang adik perawat yang sedang praktik dan penelitian di RSJ tempat di mana adikku dirawat, sehingga bertambah juga pengetahuan penulis tentang ilmu tersebut. Sebab jujur saja selama 28 tahun keluarga kami tidak punya ilmu tersebut, kami selama ini merawat hanya ber bekal hati nurani, pengalaman dan pengamatan sehari-hari. Semoga dengan paduan ilmu, hati nurani dan pengalanan ini membantu penulis untuk bisa merawat adik dengan lebih baik lagi sehingga mengantarkan adikku untuk sehat kembali. Jadi, tulisan ini penulis peroleh dari hasil membaca dan tulisan ini ada di dalam MODUL LATIHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA MASYARAKAT yang diterbitkan oleh PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN BADAN PPSDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA MEI 2012. Materi ini sengaja penulis salin dan penulis simpan di website penulis agar tidak lupa dan tentunya juga agar dapat dibaca oleh pihak yang membutuhkannya. Nah apa isinya? Silahkan baca tulisan di bawah ini..
B. Uraian Materi
1. Pengertian
Skizofrenia adalah sekelompok gangguan jiwa yang umumnya ditandai oleh distorsi proses pikir dan presepsi yang mendasar, alam perasaan yang mrnjadi tumpul dan tidak serasi, kesadaran umumnya tetap jernih dan kemamluan intelektual biasanya dapat dipertahankan.
2. Tanda dan Gejala
Pasien atau keluarga mungkin datang dengan tanda dan gejala:
a. Kesulitan berpikir dan berkonsentrasi
b. Laporan tentang mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya
c. Keyakinan yang aneh, misalnya memiliki kekuatan supra natural, merasa dikejar-kejar.
d. Tanda dan gejala fisik yang tidak biasa/aneh, misalnya merasa ada hewan atau objek yang tak lazim di dalam tubuhnya.
e. Problem atau pertanyaan yang berkaitan dengan antipsikotik
f. Mungkin mencari pertolongan kepada apatis, pwnarikan diri, hgiene, atau kebersihan yang buruk atau perilaku aneh
3. Pedoman Diagnostik
Untuk menegakkan disgnosis gejala pasti Skizofrenia adalah sebagai berikut:
a. Terdapat problem kronik dengan gambaran:
1) Penarikan diri secara sosial
2) Minat atau motivadi rendah, pengabaian diri
3) Gangguan berfikir yang tampak dari pembicaraan yang tidak terangkai atau aneh
b. Episode Periodik berupa:
1) Agitasi atau kegelisahan
2) Perilaku aneh
3) Halusinasi, misalnya mendengar suara bisikan di telinga
4) Delusi/waham yaitu keyakinan yang salah yang tidak sesuai dengan kenyataan, misalnya mau diracuni oleh keluarga, menerima pesan melalui televisi
4. Penataan Non Farmakologis
a. Informasikan kepada keluarga bahwa perilkaku aneh dan agitasi adalah gejala penyakir jiwa, gejala dapat hilang timbul. Oleh karena itu keluarga perlu mengantisipasinya dengan memberikan obat secara teratur dan memeriksakan ke sarana kesehatan
b. Dorong pasien untuk berfungsi pada taraf yang optimal dalam pekerjaan dan kegiatan sehari-hari
c. Kurangi stres pada pasien dengan tidak berargumentasi terhadap pikirannya yang psikotik dan hindati konfrontasi atau mengkritik
d. Pada saat gejala berat sebaiknya istirahat dan menghindari stres.
e. Rujuk ke Psikosis Akut (F23) untuk saran Penatalaksanaan Non Farmakologis keadaan agitasi.
5. Penatalaksanaan Farmakologis
Program pengobatan untuk Skizofrenia adalah:
Perawat tidak diperkenankan memberikan resep obat, namun perawat perlu mengetahui obat yang biasa diberikan kepada pasien, sebagai berikut:
a. Medikasi antipsikotik dengan dosis rendah dan ditingkatkan secara bertahap. Dosis harus serendah mungkin untuk menghilangkan gejala, walaupun beberapa pasien membutuhkan dosis tinggi.
b. Bagi pasien yang tidak patuh minum obat secara tersturm dapat diberikan antipsikotik depot.
c. Beri tahu keluarga bahwa medikadi kontinu akan mengurangi risiko kekambuhan, Pada umumnya antipsikotik harus dianjurkan sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah episode pertamacpenyakitnya dan lebih lama sesudah periode berikutnya. Beberapa pasien mungkin perlu minum obat jangka panjang, bahkan seumur hidup
d. Beri tahu pasien dan keluarga tentang kemungkinan efek samping obat
e. Pertimbangkan penghentian tatalaksana jika orangvtersebut stabil untuk beberapa tahun, titikberatkan pada risiko kekambuhan setelah penghentian di samping kemungkinan efek samping medikasi, pertimbangkan pilihan pasien melalui konsultasi dengan keluarga.
6. Konsultasi ke Spesialis
Konsultadpsi ke soesialis dilakukan:
a. Jika fasilitas tersedia, pertimbangkan untuk konsultasi bagi semua kasus baru dengan gangguan psikotik untuk memastikan diagnosis dan terapi yang sesusi
b. Terdapat depresi atau mania dengan gangguan psikotik, yang mungkin membutuhkan terapi lain
c. Pertimbangkan konsultadi untuk kadus dengan efek samping motorik yang berat
d. Keputusan penghentian medikasi antipsikotik
C. Penutup
Demikian beberapa ilmu tentang salah satu masalah kesehatan jiwa Skizofrenia yang penulis baca dari Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat, semoga tulisan ini memberi manfaat bagi yang membutuhkan.
Referensi
Kementerian Kesehatan RI. 2012. Modul Pelatihan Keperawatan Jiwa Masyarakar. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Tinggalkan Balasan