Yuk Ke Puncak Lawangnya Tanah Datar “Puncak Pusaran Angin Payorapuih”
A. Pengantar
Di tepi danau Singkarak Sumatera barat terdapat sebuah bukit yang bernama Payo rapuih, puncaknya bernama Pusaran Angin. (Red: ada juga yang menyebutnya Putaran Angin. Di puncak bukit ini kita dapat memandang keindahan danau Singkarak hampir keseluruhannya. Tempat ini sering juga di kunjungi turis asing yang ingin melakukan kegiatan para layang.

Dokumentasi Foto di Puncak Pusaran Payorapuih dengan latar danau Singkarak
Nah, beruntung juga penulis bersama teman-teman guru dari SMAN 2 Rambatan bisa berkesempatan berkunjung ke lokasi ini. Tepatnya pada hari Senin 30 November 2015, di mana tanggal ini bertepatan dengan HUT KORPRI ke-44. Di mana setelah menyelesaikan agenda upacara HUT KOPRPRI di SMPN 1 Rambatan dan kemudian kembali ke SMAN 2 Rambatan untuk menyelesaikan tugas rutin sekolah, dan selanjutnya kami akan menuju ke Puncak Pusaran Angin Payo Rapuih ini. Sebenarnya kami sudah lama ingin ke tempat ini, namun karena selama berbulan-bulan negeri tercinta ini diliputi asap tebal karena kebakaran hutan di wilayah Riau dan Sumatera Selatan, sehingga saat itu akan percuma saja pergi karena kita tak akan dapat menyaksikan keindahan panorama tersebut, semuanya terhalang oleh asap tersebut.
Jadi, saat asap menghilang dan digantikan oleh kilauan sinar mentari nan cerah, maka saat ada waktu yang pas kami langsung melaju ke tempat yang katanya panoramanya mirip dengan puncak lawang dan bahkan mampu mengalahkan panorama puncak lawang. Ah….apa iya ya? Jadi penasaran nich. Ayo kita ke sana untuk membuktikannya dan mengenalnya, okey!
B. Asal Nama
Puncak Putaran Angin, begitu para pengunjung menyebutnya. asal mula putaran angin mugkin disebabkan oleh angin disana terasa berputar. Namun banyak juga yang menyebutnya Puncak Pusaran Angin. Entahlah, mengapa disebut demikian, mungkin memang tempat ini ada pusaran anginnya.
C. Lokasi
Puncak Pusaran Angin terletak di Barat Danau Singkarak, tepatnya di Jorong Payo Rapuih, Nagari Batipuh Baruah, Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar Propinsi Sumatera Barat Indonesia. Di mana Puncak Pusaran Angin ini terletak pada ketinggian 500 meter diatas permukaan laut atau sekitar 350 meter dari permukaan danau Singkarak. Namuh, referensi lain menyatakan puncak ini terletak sekitar 2 kilometer dari permukaan danau Singkarak. Jujur saja, penulis belum memeriksa informasi mana yang benar dari ketinggian tersebut.
D. Akses
Untuk mencapai objek wisata Puncak Pusaran Angin ini, Anda dapat masuk dari arah Padang Panjang atau dari arah Solok. Jika dari arah Padang Panjang kemudian masuk dari Simpang Payo dan langsung menuju ke Sumpur kudus, Kecamatan Batipuh Selatan Kab.Tanah Datar. Dan sebaliknya jika melalui Solok anda juga tiba di Simpang Payo lansung menuju Sumpur Kudus.
Setelah tiba di Simpang Payo, ada dua jalur yang biasanya digunakan untuk sampai ke lokasi, yang pertama lewat jalan aspal pengunjung bisa mulai dari Nagari Sumpu yaitu masuk dari Simpang Kapuah dan Jalur kedua yaitu jalur jalan setapak yang bias pengunjung mulai mendakinya dari Jorong Rumbai, Nagari Padang Laweh Malalo.
Selanjutnya, baik dari arah simpang kapuih atau jorong Rumbai untuk tiba ke lokasi Puncak Pusaran Angin ini tidak ada angkutan umum roda empat, tetapi ada ojek yang bisa digunakan ke sana. Jadi bila tak kuat jalan kaki bisa menggunakan ojek. Sedangkan bagi yang senang olahraga jalan kaki, maka bisa memilih berjalan kaki mendaki melewati jalur jalan setapak yang dimulai dari Jorong Rumbai, kemudian dari Jorong Rumbai dimulai dengan perjalanan yang sangat mendaki melewati perumahan penduduk setempat, hingga tiba di sebuah kaki perbukitan sebelum memasuki rimba, kira-kira satu kilometer dari jalan raya. Jalan sangat terjal dan semak belukar ditepi-tepinya. Sesekali mendaki, kadang-kadang melereng dan ketika hampir ke puncak barulah menemukan jalan yang agak landai.
Namun, penulis dan teman-teman guru dari sekolah tempat kami bekerja untuk ke lokasi ini dengan menggunakan mobil pribadi milik teman dan teman tersebut sekaligus jadi sopir, juga “guide” dan merangkap jadi fotografer andalan kami. Dan untuk menuju lokasi Puncak Pusaran Angin ini kami memilih akses melalui simpang kapuh ,
E. Pesona Selama Perjalanan
Sepanjang perjalanan kami disuguhi pemandangan yang indah, apalagi semakin lama jalan yang kami lalui semakin mendaki dan terjal. Nampaknya, untuk ke sini harus mengandalkan mobil yang tahan banting, dan tentu juga sopirnya harus handal, kalau tidak bisa bisa mobil berhenti di tengah pendakian yang terjal ini. Wah….tak terbayangkan apa yang akan terjadi.
Semakin dekat perjalanan kami, semakin indah pemandangan yang kami lihat. Terlihat dari atas pemandangan sawah terhampar luas. Ada juga talago (telaga) air yang airnya berwarna kecoklatan, mirip warna tanah setempat. Talagonya tidak terlalu besar. Kehadiran sebuah telaga di arah perjalanan menuju puncak inu, membuat sebuah kelengkapan suasana alam yang sangat nyaman untuk kita kunjungi.
Selain itu di sepanjang jalan yang kami lewati terlihat banyak tumbuh pohon durian , dan saat itu duriansedang berbuah, tapi sayang buahnya masih muda dan belum siap untuk dipanen. Kata temanku, kalau lagi musim durian masak, maka banyak durian yang bisa kita nikmati di sepanjang jalan ini. Ah…sayang sekali kita ke sini kecepatan. Tak, apalah nanti diulang kembali untuk datang ke sini saat musim panen durian.

Di sepanjang jalan menuju Puncak Pusaran Angin Payorapuih ditumbuhi pohon durian yang sedang berbuah, tapi sayang masanya panen durian
F. Pesona di Puncak Pusaran Angin
Tak terasa dengan perjalan yang kami lalui, ternyata kami hampir tiba di lokasi Puncak Pusaran Angin. Sebelum memasuki puncak, kami dihadang dengan gerbang yang berpagarkan besi. Disalah satu sisi gerbang terdapat tempat pengambilan karcis bagi pengunjung. Namun, sayang tidak ada penjaga karcis dan tentu saja tak ada penjaga yang akan membuka gerbang besi tersebut. Dan dampaknya, tentu saja jalan tersebut tak bisa dilewati oleh mobil yang kami tumpangi. Otomatis mobil diparkir di dekat lokasi gerbang besi ini, dan mau tak mau kami harus jalan kaki sejauh kurang lebih setengah kilo meter ke Puncak Pusaran Angin.
Saking tak sabarnya untuk sampai ke puncak utama, maka dari gerbang besi tersebut kami awali dengan langkah tegap dan penuh semangat. Namun, karena jalannya mendaki, makin lama langkah makin gontai, karena kecapean. Maklumlah, udah lama nggak olah raga, jadi sudah tak terlatih lagi. Beruntung sambil jalan, kami tetap ceria, tertawa, dan sambil bersenda gurau. Dan tentunya tak lupa pula ambil dokumentasi foto walau kaki terasa lelah.

Meski kaki letih karena berjalan kaki menuju Puncak Pusaran Angin Payorapuih, namun dokumentasi foto tetap dilakukan
Setiba di Puncak Pusaran Angin kami disuguhi pemandangan yang sangat luar biasa. Kita bisa melihat keindahan alam Danau Singkarak secara keseluruhan. Bukit-bukit yang mengelilingi danau membuat posisi danau tampak lebih kokoh. Hamparan danau yang memanjang, dikawali oleh dua gunung api di ujungnya. Ujung utara ada Gunung Marapi yang menjulang, sedangkan Selatan Gunung Talang. Lekuk-lekukan kaki bukit yang menjorok ke danau, bagaikan pembatas antara air dan daratan. Riak-riak danau yang di selingi kemilauan cahaya terik,menghilangkan lelah pengunjung, saat duduk di ujung bukit yang berilalang tersebut.
Dengan pesonanya tersebut, …..benar-benar tak sabar rasanya untuk menikmati keindahannya dan mendokumentasikannya. Namun, berhubung kami belum makan siang, maka agar acara sesi fotonya lebih lancar, dengan badan dan wajah yang “fresh” mendingan kita santap siang dulu lah ya. Namun, tak lupa biarpun sedang makan, tetap saja ambil dokumentasi foto di Puncak Pusaran Angin dengan view danau Singkarak dan view sekitarnya nan menawan.

Makan siang di Puncak Pusaran Angin Payorapuih dengan latar danau Singkarak dan view sekitarnya
Nah, selanjutnya usai santap siang, agenda menikmati pesona puncak utama ini pun dimulai. Kami menyaksikam dari puncak Pusaran ini pemandangan yang sangat luar biasa. Kita bisa melihat keindahan alam Danau Singkarak secara keseluruhan. Panorama Pusaran angin yang indah dengan latar danau singkarak dan gunung merapi serta bukik patahgigi. Bukit-bukit yang mengelilingi danau, membuat posisi danau tampak lebih kokoh. Di lereng bukit tersebut, tepatnya mengarah ke Barat terdapat lahan-lahan petani yang menghijau. Jika kita terus melayangkan pandangan sejurus dengan lahan hijau petani tadi tadi, maka pandangan kita akan disambut padi-padi yang sedang menguning. Cobalah bayangkan betapa indahnya paduan warna hijau memukau dengan kuning emasnya padi, bukan?
Selain itu yang lebih memukau lagi adalah melihat birunya danau Singkarak ditambah pancaran sinar matahari yang cerah, namun adakalanya sesekali redup. Awan yang berjalan bergerombolan menutupi cahayanya, sambil mengiringi. Begitu indah dan mengagumkan. Menurut temanku yang telah pernah datang ke sini bahwa waktu yang terindah untuk melihat danau Singkarak dari atas Puncak Pusaran Angin ini adalah diwaktu sore,disaat matahari akan tenggelam.. Wah……membuat kami jadi penasaran tentang hal ini, pengin juga di sini hingga sore menyaksikan dan membuktikan perkatan teman tadi. Namunm sayang kali ini kami tak bisa menunggu sore, karena ada agenda lain yang harus ditepati.

Dokumentasi Foto bersama teman-teman di Puncak Pusaran Angin Payorapuih, dengan view birunya lamgit, birunya danau Singkarak, dan barisan bukit-bungkit yang kokoh menambah indahnya panorama di tempat ini
G. Aspek Pariwisata
Setelah selesai agenda menikmati keindahan dan mendokumentasikan keberadaan kami di Puncak Pusaran Angin ini, kami akan bertolak untuk pulang. Namun, sambil pulang ada hal yang perlu untuk diinformasikan tentang lokasi ini, yaitu bahwa lokasi ini tidak banyak fasilitas yang tersedia sebagaimana layaknya tentang sebuah tempat wisata, Kalaupun ada hanya bangunan seperti gardu tak berdinding beratapkan seng dengan model atap bergonjong atau model payung, itupun sudah tak terawat. Dan juga tidak tampak satupun pengumuman untuk para pengunjung untuk tidak melanggar peraturan setempat dan tata tamannya belum begitu indah dan rapi.

Tak ada fasilitas layaknya tempat wisata, kalaupun ada hanya bangunan seperti gardu beratap seng model bergonjong atau payung terdapat di tepi jalan di sepanjang lokasi
Jadi, nomor satu yang tersedia di sini adalah pemandangan yang indah, dan menurut penulis dan juga demikin menurut teman-teman, serta orang-orang yang pernah berkunjung ke lokasi ini bahwa tempat ini jauh lebih indah di bandingkan puncak lawang. Hanya saja tempat ini kalah fasilitas wisatanya dibandingkan Puncak Lawang.
Menurut informasi dari temanku bahwa saat sekarang lokasi ini sangat sepi sekali pengunjungnya, apalagi turis manca negara, Ramainya ketika hari minggu saja, itupun hanya para kaula muda,. Padahal tempat ini sudah pernah diadakan ajang terbang layang yang diikuti oleh beberapa peserta dalam dan manca negara. Tapi itu tak membawa peruntungan basar bagi kemajuannya, ungkap teman kepada kami. Padahal kata temanku juga bahwa atlit-atlit paralayang yang sering terbang dari puncak Pusaran Angin ini dapat menikmati keindahan alam danau singkarak dari atas Parasutnya.dan mendarat di pinggir Danau yang ternama di Sumatera Barat ini.. Bagi atlit paralayang yang ingin mencoba take off dari Puncak pusaran angin ini Danau singkarak selalu menantinya.. Wah…,,sayang sekali, bila kegiatan ini berhenti begitu saja ya,!
H. Penutup
Sebagai pentup, sekedar informasi tambahan lainnya, bahwa Nagari di mana Jorong Payorapuih dengan Puncak Pusaran Anginnya ini terletak adalah di Nagari Batipuh Baruh , di mana Nagari Batipuh Baruh ini merupakan salah satu nagari yang terletak di Kecamatan Batipuh dan merupakan nagari yang strategis disamping gerbang utama Kabupaten Tanahdatar juga berbatasan langsung dengan Kota Padang Panjang.. Nagari Batipuh Baruh termasuk nagari yang terluas dibandingkan dengan Nagari lain dengan memiliki Sembilan jorong masing-masing Jorong Kubu Kerambia, Subang anak,Lubuk Bauk, Batang Gadih, Kubu Nan Limo,Kubu nan Ampek, Ladang laweh,Batulipai,Pincuran Tujuh,Payo dan Gunung Bungsu.. Dari sekian nagari tersebut, semuanya diprogramkan untuk pengembangan adat dan nagari di berbagai berbidang, termasuk pengembangan sektor pariwisata, nagari batipuh baruh juga memiliki daerah wisata alam yang menarik untuk dikembangkan terutams objek wisata terbang layang di Jorong Payo Rapuih.
Wah…..nampaknya harus ada program pengembangannya lebih lanjut nich. Jika tempat ini ditata dengan rapi dan dikelola olej tangan-tangan profesional, maka bukan tak mungkin tempat ini akan lebih berkembang lagi dan tentunya juga bisa lebih dikenal oleh para turis.. Nah….siapa berminat menjadi investor di lokasi yang indah ini?
Referensi
Tersedia ” Menikmati Keindahan Danau Singkarak” http://lagulamaku. blogspot.co.id/2009/03/Diakses Senin 25 Januari 2015 Jam 17.55
Tersedia ” Nagari Batipuh Membangun Adat dan Budayanya”http://www.kabaluhaknantuo.com/Diakses Senin 25 Januari 2015 Jam 17.50
Tersedia “Pusaran Angin Payorapuih” https://adriyansaputra. wordpress.com/ Diakses Senin 25 Januari 2015 Jam 17.10
Tersedia ” Surga Dunia: Alam Singkarak Nan Indah” http://tasapo.blogspot.co.id/2014/09/Diakses Senin 25 Januari 2015 Jam 17.25
Tinggalkan Balasan