Yuk Berkunjung dan Mengenal Mesjid Agung At-Tin TMII Jakarta Timur
A. Pengantar
Masjid At-Tin adalah satu di antara dua masjid megah di kawasan TMII Jakarta Timur (Catatan: Masjid lainnya juga ada terdapat di TMII adalah Masjid Diponegoro). Sebagian besar umat muslim di Indonesia tentu tahu mengenai Masjid At-Tin. Meskipun mungkin ada yang belum pernah singgah ke sana, minimal mengetahui tentang letak dan keindahan serta kemegahan Masjid Agung At-Tin ini. Salah satu masjid besar di Jakarta ini juga sangat indah sehingga tidak heran jika masjid ini menjadi salah satu destinasi wisata rohani oleh umat muslim. Alhamdulillah penulis berkesempatan untuk mengunjungi mesjid yang indah ini, yaitu tepatnya pada hari Rabu 17 Agustus 2016.
Oh ya, sebelumnya saat masih tinggal di Bogor atau Cijantung, sebenarnya penulis sering lewat di depan mesjid At-Tin ini, namun tidak pernah singgah. Nah, saat penulis telah pindah ke Sumatera Barat keinginan untuk ke Mesjid At-Tin ini tak pernah surut. Oleh karena itu, kali ini saat ada acara pelatihan ke ke Jakarta, tiba di Bandara Halim penulis langsung melaju dengan Taxi ke Mesjid At-Tin. Setiba di mesjid ini disambut oleh adzan Ashar. Jadi, sangat tepat sekali bisa langsung sholat Ashar dulu dan kemudian baru mengambil dokumentasi foto, serta mencari informasi tentang mesjid ini. Nah, bagaimana dengan para pembaca apakah sudah pernah berkunjung ke Mesjid At-Tin ini? Kalau belum, ayo untuk sementara simak aja cerita Mesjid At-Tin ini pada paparan di bawah ini.
B. Alamat
Masjid Megah At-Tin, terletak di area Taman Mini Indonesia Indah dengan berbagai fasilitas fantastis berbeda dengan masjid pada umumnya.
Masjid At Tin TMII Jakarta ada di Jl. Raya Taman Mini, Jakarta Timur 13560.
Telp 021-87781602, 87795564, 87794272, 95736821, 98082446.
Fax 021-8779 0054.
GPS -6.298236, 106.88517
Website: www.masjidagungattin.org
info@masjidagungattin.org
Jam buka pengurus akad nikah 08.00 – 17.00. Sabtu sampai jam 13.00.
Harga tiket masuk gratis.
C. Nama At-Tin dan Sejarah Mesjid At-Tin
Masjid At Tin TMII Jakarta Timur adalah mesjid yang dikelola oleh Yayasan Ibu Tien Soeharto. Mesjid ini mekipun tampak agak tua ketika penulis ke sana, namun masjid ini tetap menyimpan tanda kebesarannya sebagai salah satu warisan yang dibangun di akhir jaman kekuasaan Orde Baru.

Mesjid Agung At-Tin TMII Jakarta Timur, mesjid yang dikelola oleh Yayasan Ibu Tien Soeharto (Rabu 17 Agustus 2016)
Banyak orang menyangka, penamaan At-Tin berasal dari nama Ibu Tien Soeharto. Nama At-Tin bukan sekedar plesetan dari nama Hj Fatimah Siti Hartinah Soeharto. Namun dengan merujuk kepada situs resmi Masjid Agung At-Tin, nama At-Tin diambil dari salah satu surah dalam Al-Quran yang merupakan wahyu ke-27 yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW, atau surah ke-95 dalam urutan penulisan Al-Qur‘an.
Pemberian nama dengan At-Tin yakni Tin, dalam ayatnya menyebutkan penciptaan manusia sebagai ciptaan yang paling canggih, paling sempurna, paling etis. At-Tin yang berarti sejenis buah yang sangat manis, lezat, dan penuh gizi. Buah ini dipercayai mempunyai manfaat yang banyak, baik sebelum matang maupun sesudahnya.Dan daun pohon At-Tin pula yang dulu dipakai Nabi Adam dan Siti Hawa untuk menutup aurat ketika diturunkan ke bumi. Namun ternyata, buah At-Tin yang memiliki rasa manis, jika tak pintar-pintar dirawat akan cepat busuk dan tak berguna. “Berdasarkan ayat tersebut, sejalan dengan tujuan masjid ini yang mengingatkan ketika manusia jika sudah tak terawat imannya, akan cepat busuk dan tak lagi berguna
Selain diinspirasi dari surah Al-Qur‘an, pemberian nama At-Tin sebenarnya juga merupakan upaya untuk mengenang jasa-jasa istri mantan Presiden Soeharto yang bernama Ibu Tien atau lengkapnya Hj. Fatimah Siti Hartinah Soeharto. Memang, pendirian Masjid At-Tin sejak awal merupakan usaha anak-cucu Presiden Soeharto untuk mengenang ibunda/nenek mereka. Pendirian masjid ini terlaksana berkat bantuan Yayasan Ibu Tien Soeharto yang merupakan yayasan milik anak-keturunan Ibu Tien Soeharto. Oleh karenanya, nama At-Tin tentu dimaksudkan sebagai doa dan perwujudan rasa cinta yang tulus dari anak/cucu kepada ibunda/nenek mereka.
Merujuk kepada penjelasan Ketua Dewan Pengurus Masjid Agung At-Tin, Maftuh Basyuni kepada harian Republika pada bulan Desember 2012, pembangunan masjid Agung At-Tin awalnya memang merupakan gagasan dari Ibu Tien Soeharto. Ide pembangunan masjid ini muncul pada tahun 1999. Pada waktu itu, ibu Tien Soeharto berangkat pergi haji. Saat itu, beliau berdoa agar (mantan) Presiden Soeharto segera membangun masjid. Sayang, ketika doa itu terwujud atas upaya anak cucunya, beliau sudah wafat sebelum sempat menyaksikan masjid impiannya itu.
Jadi berdasarkan paparan di atas, maka tak heran bila sejak pertama berdiri masjid ini di identikkan dengan mendiang ibu Negara Republik Indonesia Ibu Tien Soeharto, maklumlah karena memang nama masjid ini sama dengan nama populer beliau, meski demikian situs resmi Masjid Agung At-Tin dalam artikelnya sama sekali tidak menyangkutpautkan nama masjid ini dengan nama Ibu Tien Soeharto. Meski memang berdirinya Masjid Agung At-Tin berikut Taman Mini Indonesia Indah tak bisa dilepaskan dari peran dan jasa beliau selama mendampingi Pak Harto sebagai presiden RI ke-2. Pengelolaan masjid ini juga berada di bawah Yayasan Ibu Tien Soeharto.
Menurut referensi yang saya baca bahwa ide menggunakan nama Ibu Tin sempat ditolak oleh sang suami beliau, Presiden Republik Indonesia kedua, Soeharto. Alasan Pak Harto menolak ide untuk menggunakan nama Ibu Tin kepada masjid, karena ia tidak mau nama sang istri suatu saat dikhultuskan orang. Maka itu, ia menekankan penamaan Masjid Atin bukan sekadar diambil dari nama Ibu Tin, melainkan dari nama surat At Tin.
Masjid At Tin TMII Jakarta dibuat untuk mengenang Ibu Tien yang wafat pada 28 April 1996, dua tahun sebelum Soeharto turun dari kekuasaan pada 21 Mei 1998. Masjid Agung At-Tin Masjid di kawasan Taman Mini Indonesia Indah ini mulai dibangun pada 1997, dengan peletakan batu pertama 23 Agustus 1997, dan pada akhir November 1997 mesjid ini sudah dipergunakan. Selanjutnya selah 2 tahun pembangunannya akhirnya rampung Pertama kali mengumandangkan adzannya pada 25 November 1999, kemudian diresmikan dan dibuka secara umum pada tanggal 26 November 1999 (Catatan: lebih dari setahun setelah Soehato lengser) Sekarang pengelolaannya ditangani Yayasan Ibu Tien Soeharto yang dibentuk pada 1998. Masjid ini adalah masjid ke-1000 yang didirikan (keluarga) Soeharto di seluruh negara. Sebelumnya Pak Harto telah mendirikan 999 masjid di berbagai negara, ini yang ke-1000.
D. Luas dan Kapasitas
Bangunan tempat wisata religi yang megah ini didirikan di atas lahan seluas 70.000 meter persegi, dengan ruangan utamanya mampu menampung sebanyak 9.000 jamaah dan 1.850 jamaah lainnya bisa ditampung di selasar dan plaza masjid. Namun pada referensi lain yang penulis baca bahwa Masjid yang berdiri di lahan seluas 80.000 meter persegi . Masjid At-Tin mampu menampung 10000,- 25.850 jemaah. Dan sayanggya saat kunjungan penulis ke Mesjid ini saat hari libur (17 Agustus 2016), sehingga penulis tidak bisa bertemu dengan pengurus mesjid untuk meminta data dan konfirmasi tentang mesjid ini.
E. Arsitektur Masjid Agung At-Tin
1. Arsitek
Masjid Agung At-Tin dirancanag oleh pasangan arsitek anak dan Ayah yakni Fauzan Noe‘man dan Prof Dr. Ir.Ahmad Noe‘man, salah satu pendiri dan arsitek Masjid Salman ITB. Fauzan Noe’man menempuh pendidikannya di salah satu sekolah di Amerika, sedangkan ayahnya Ahmad Noe’man menempuh pendidikan kuliahnya di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1948. Prof.Ahmad Noe‘man wafat pada 4 April 2016 dalam usia 90 tahun, setelah sempat dirawat selama 10 hari di Rumah Sakit Borromeus, Bandung.
2. Arsitektur yang Unik
Arsitektur Masjid At-Tin memang sangat unik dan memiliki ciri khas sendiri. Keunikan itu dapat ditemukan pada segi arsitektur bangunan, hiasan atau ornamen masjid, serta desain ruangan baik di dalam atau diluar. Gaya arsitektur masjid ini lebih menonjolkan lekuk-lekuk anak panah pada hampir setiap sudut dan dinding ruangan. Contoh lekukan anak panah ini dapat terlihat dengan jelas pada bagian muka masjid dari arah pintu masuk. Lekukan anak panah bukan saja ada pada pintu masuk besar, tapi juga pada pintu kecil, juga pada setiap menara. memang dimaksudkan demikian agar para wisatawan yang berkunjung ke masjid dapat langsung melihat lekukan-lekukan panah yang ditampilkan keindahan arsitektur Masjid At-Tin tidak lepas dari keterampilan arsiteknya, yaitu ayah-anak Ahmad Noe’man dan Fauzan Noe’man.

Ciri Unik dengan Lekukan-lekukan Anak Panah pada Pintu Masuk Mesjid Agung At-Tin TMII Jakarta Timur (Rabu 17 Agustus 2016)

Arsitektur Unik dengan Lekukan-lekukan Anak Panah pada Pintu Besar, Pintu Keci, dan Menara Mesjid Agung At-Tin TMII Jakarta Timur (Rabu 17 Agustus 2016)

Arsitektur Unik dengan Lekukan-lekukan Anak Panah pada Menara Mesjid Agung At-Tin TMII Jakarta Timur (Rabu 17 Agustus 2016)
Memang sangat kentara sekali Mesjid Agung At-Tin kaya dengan lekukan-lekukan anak panah. Ternyata bukan hanya di pintu besar, pintu kecil, dan menara terdapat lekukan anak panah, bahkan di dalam mesjid, tepatnya pada dinding depan mesjid juga terdapat lekukan-lekukan anak panah yang berjejer.

Arsitektur Unik dengan Lekukan-lekukan Anak Panah pada Dinding Depan Ruang Utama Sholat Mesjid Agung At-Tin TMII Jakarta Timur (Rabu 17 Agustus 2016)
Bentuk yang sama tidak saja mendominasi ekterior bangunan utama tapi juga tampil di bagian dalam masjid yang menjadi ornament utama sisi kiblat masjid ini. Hanya saja bila pada ekteriornya bentuk tersebut dalam baluran warna terang, di dalam masjid bentuk tersebut di modifikasi ke dalam warna yang lebih gelap menggunakan lempengan lempengan keramik, plus mozaik dan kaligrafi. Bentuk anak panah pada bagian ekterior juga dihias dengan ukiran kerrawang atau ukiran tembus sebagai ventilasi udara dan cahaya plus hiasan kaca patri yang indah.

Arsitektur Unik dengan Bentuk anak panah ukiran kerrawang atau ukiran tembus sebagai ventilasi udara dan cahaya plus hiasan kaca patri yang indah (Mesjid Agung At-Tin TMII Jakarta Timur, Rabu 17 Agustus 2016)
Mencoloknya lekukan, konstruksi, dan ornamen yang berbentuk anak panah pada tiap bagian masjid ini memberikan gambaran bahwa rancang bangun Masjid Agung At-Tin didesain se-minimal mungkin untuk mengekspos elemen estetis terputus dengan mengedepankan gerakan geometris yang terus bersambung seperti yang tergambar dalam sudut masing-masing anak panah yang saling berhubungan. Bentuk anak panah ini memiliki makna agar umat manusia tidak pernah berhenti mensyukuri nikmat Allah—seperti terlukis dalam bentuk anak panah—mulai dari titik awal hingga titik akhir.
Ornamen berbentuk atap limas itu sekaligus membentuk anak panah yang menghadap ke langit. Rancangan yang demikian ini dikemudian hari menjadi trend baru masjid masjid yang dibangun berbagai daerah di tanah air, sebut saja salah satunya adalah Masjid Al-Jihad Karawang yang turut mengadopsi bentuk yang sama dalam pembangunan kembali masjid Al-Jihad yang kini berdiri di pusat kota Karawang menggantikan bangunan lamanya di lokasi yang sama.
Rancangan yang memang sangat unik dengan perpaduan berbagai seni bina bangunan masjid dunia dan Nusantara. Hasilnya adalah sebuah bangunan masjid megah modern yang begitu indah. Struktur utama bangunan Masjid Agung At-Tin dibangun layaknya sebuah masjid Usmaniah (Turki) berupa bangunan masjid megah Eropa dengan kubah tunggal berukuran raksasa di atap masjid lengkap dengan empat menara tinggi di empat penjurunya ditambah dengan satu menara tunggal yang lebih tinggi terpisah dari bangunan utama. Namun sentuhan khas Indonesia yang biasanya dicirikan dengan atap masjid berbentuk limas atau joglo justru dimunculkan pada bentuk ornamen di seluruh diding masjid.
Kecuali kubah masjid dan kubah menara yang tetap bulat, sebagian besar rancangannya mengandalkan pola-pola geometri bersudut tajam, yang bertujuan akhirnya menciptakan lingkaran. Arabesque and Morrocan style, istilah kerennya.
Kalau mau ‘iseng’ menafsirkan gaya arsitekturnya, juga desain interiornya, boleh dibilang mesjid ini mengadopsi gunungan dari dunia wayang. Gunungan disederhanakan ke bentuk-bentuk geometris berupa kotak beratap segitiga. Pola ini terlihat pada berbagai area tegak mesjid: dinding, pintu, jendela, dan lain-lain.

Arsitektur Unik dengan Pola Gunungan Wayang pada Pintu Utama Mesjid Agung At-Tin TMII Jakarta Timur (Rabu 17 Agustus 2016)

Arsitektur Unik dengan Pola Gunungan Wayang pada Setiap Pintu dan Jendela Mesjid Agung At-Tin TMII Jakarta Timur (Rabu 17 Agustus 2016)
Selain pola gunungan, pola geometris yang juga dominan di Masjid At-Tien adalah pola-pola bintang 8. Pola ini terlihat pada berbagai jendela kaca patri dan dekorasi interior masjid. Bintang 8 lebih jelas lagi terlihat di halaman masjid, jika dilihat dari langit. Mulai dari telapak menara masjid, dinding atas menara, bundaran di jalan aspal masjid, hingga air mancur yang bertebaran di halaman masjid.
Interior masjid ini juga tidak menggunakan lampu gantung tunggal dalam ukuran besar yang menggantung di bawah kubah utamanya, atau menggunakan serangkaian lampu gantung yang menjuntai dari kubah utamanya seperti beberapa masjid utama Turki Usmani. Lampu gantungnya dirancang independen masing masing menjuntai berjejer di bawah kubah utama. Kubah nya dilengkapi dengan celah cahaya matahari, serangkaian lempengan logam yang menggantung dalam susunan yang rumit diletakkan dibawah kubah utama memantulkan cahaya matahari yang masuk menghasilnya bentuk yang unik.
2. Pintu Utama, Dinding Ruang Utama, Mimbar, dan Mihrab
Setelah mengambil air wudhu yang tempatnya nyaman, penulis menuju Ruang Utama sholat masjid Agung At-Tin yang berada di lantai satu. Untuk menuju ke ruang utama di lantai satu ada dua undakan (jejeran anak tangga) melalui pintu utama dan sebuah eskalator di sebelah kanan. Ada pula empat undakan di sudut-sudut masjid, dan sebuah undakan lagi ada di sisi belakang.
Selesai shalat penulis baru melihat bagian dalam ruang masjid sambil sesekali memotret bagian yang menarik. Hal pertama yang menjadi sasaran adalah Dinding Depan Ruang Sholat, dengan bagian mihrab, tempat dimana imam biasa berdiri memimpin shalat dan mimbar tempat khotbah.

Dokumentasi Foto saat berada di ruang utama Mesjid Agung At-Tin TMII Jakarta Timur (Rabu 17 Agustus 2016)
Ruang utama masjid dihiasi atap kayu tersusun rapi dan mimbar serta mihrab yang cukup besar dihiasi tulisan Alquran yang sangat indah. Bagian mihrab Masjid At Tin TMII Jakarta, dimana tempat imam dan mimbar berada dalam satu ruangan. Posisi mimbar yang tinggi tepat berada di tengah mihrab, tempat yang agak tidak begitu lazim, karena biasanya berada di sebelah kanan tempat imam.
Ornamen masjid tampak didominasi dengan bentuk elok ujung anak panah yang ujung tajamnya mengarah ke atas. Dinding masjid yang berbentuk anak panah atau limas, dihiasi ornamen seperti bunga berpadu dengan tulisan kaligrafi Alquran, menunjukan perpaduan modern dan budaya nusantara. Tertera beberapa ayat Alquan, menghiasi dinding, yang artinya “Masuklah kamu dengan selamat lagi aman” berwarna hijau.
3. Menara , Kubah, dan Lampu Gantung
Masjid At Tin TMII Jakarta memiliki empat kubah menara kecil di tiap sudut yang mengelilingi kubah utama, dengan huruf “Allah” di puncaknya. Kubah besar dan empat menara tinggi dilapisi marmer berwarna dominan coklat abu-abu, memberikan corak tersendiri manakala mata memandang.

Sisi Depan Mesjd Mesjid Agung At-Tin TMII Jakarta, terlihat Kubah Utama dengan Tulisan “Allah” di puncaknya (Rabu 17 Agustus 2016)
Bagian dalam kubah utama merupakan bagian masjid yang biasanya paling disukai oleh jemaah ataupun pengunjung, karena umumnya merupakan salah satu bagian yang paling indah. Ornamen bagian dalam kubah Masjid At Tin TMII Jakarta yang terlihat cantik, dengan lampu kristal di tengahnya. Garis konsetrik di bawah kubah adalah lempengan baja yang di sekelilingnya terdapat susunan kaca patri biru, hijau, kuning, dan merah. Sehingga, saat matahari bersinar, cahaya yang masuk akan dipantulkan dan membentuk kombinasi warna yang mengagumkan. Namun sayang tidak semua bagian dalam kubah dan lamlu gantung tersebut bisa penulis potret secara kesatuan (hanya bisa difoto sebahagian saja), mungkin karena langit-langitnya tidak cukup tinggi, sehingga lensa kamera penulis cukup lebar untuk menangkap keseluruhan lingkarannya. Ruang utama obyek wisata spiritual ini berada di lantai satu.

Lampu Gantung Cantik tepat berjuntai di bawah Kubah Utams Mesjid Agung At-Tin TMII Jakarta (Rabu 17 Agustus 2016)

Kaligrafi Al-Quran tertulis di dinding kubah utama sekeliling Lampu Gantung berjuntai (Mesjid Agung At-Tin TMII Jakarta, Rabu 17 Agustus 2016)
Selain lampu hias cantik yang menggantung pada kubah utama tersebut di atas, terdapat juga lampu hias lainnya. Ada lampu yang terbuat dari kaca warna-warni orange, kuning, biru, dan merah dan ada pula dengan bingkai dari kuningan. Lampu tersebit menempel di dinding mesjid. Hanya karena kedatangan penulis tidak sampai malam, sehingga penulis tidak dapat menyaksikan keindahan cahaya lampu-lampu hias tersebut.
4. Lantai Dasar
Dari arah pintu utama, pengunjung dengan mudah dapat menuju ke arah lantai dasar yang digunakan untuk ruang serbaguna, tempat wudu (pria/wanita), ruang mushaf, ruang rapat kecil, perpustakaan, ruang audiovisual, dan ruang internet. Selain ruang-ruang tertutup ini, area lantai dasar masjid ini dikelilingi teras terbuka di mana para pengunjung dapat dengan leluasa melihat ke arah taman.
Lantai dasar masjid ini dikelilingi oleh tangga-tangga sebagai jalan menuju ke arah lantai satu. Melalui pintu utama, para pengunjung dapat menggunakan dua tangga utama dan sebuah eskalator pada sisi kanan menuju lantai satu. Namun saat penulis berkunjung eskalatornya tidak berfungsi atau karena tidak difungsikan karena hari libur, entahlah. Yang jelas eskalatornya ditutup dengan palang penutup di pintu naik dan pintu turun.
Selain ada eskalator menuju ruang utama sholat, alternatif lainnya, pengunjung juga dapat menggunakan empat tangga lain yang terdapat di sudut kanan kiri masjid serta satu tangga di bagian belakang masjid.

Salah satu tangga menuju Ruang Utama Sholat Mesjid Agung At-Tin TMII Jakarta Timur (Rabu 17 Agustus 2016)
Masih di lantar dasar, tepatnya di bagian depan masjid terdapat kolam air mancur dengan keramik hijau muda yang pinggiran kolamnya bisa menjadi tempat duduk. Bentuk anak panah yang merupakan tema utama di masjid ini juga terlihat di kolam air mancur. Namun, demikian juga saat penulis berkunjung air mancur ini juga tidak berfungsi atau karena hari libur air mancur ini tidak difungsikan. Penulis sempat duduk dan beristirahat pada tempat duduk pada pinggiran kolam tersebur.

Ambil Dokumentasi Foto di Pinggiran Tempat Duduk Kolam Air Mancur Mesjid Agung At-Tin TMII Jakarta (Rabu 17 Agustus 2016)
5. Plaza, Selasar, Lampu Taman, Taman Rumput yang Hijau, Palm yang Rindang, dan Speaker di Taman
Masjid yang dikelilingi taman dan serambi yang sangat luas memungkinkan masyarakat untuk menikmati pemandangan dalam suasana yang hening. Taman rumput yang asr dan hijau menambah kesejukan bagi mata yang memandang.

Dokumentasi Foto saat berada di Taman Rumput nan Hijau, salah satu sisi depan mesjid Mesjid Agung At-Tin TMII Jakarta Timur (Rabu 17 Agustus 2016)
Ditambah pepohonan rindang sebagai tempat berteduh menambah ademnya suasana masjid. Sederet pepohonan palma ditanam di area plaza ini meneduhi pelataran yang memang disiapkan sebagai area sholat terbuka dan telah dilengkapi dengan garis shaf permanen.
Masjid Agung At-Tin juga dilengkapi dengan plaza luas di sisi depannya yang di apit oleh bangunan selasar yang mengelilingi plaza terhubung langsung dengan bangunan utama, mengingatkan kita pada bentuk Inner Courtyard pada bangunan masjid di dunia arab hingga Afrika.
Selain lampu gantung pada kubah utama, lampu hias pada dinding mesjid, di taman mesjid juga terdapat lampu taman. Lampu tamandiletakkan pada tonggak (Tonggak stanless dengan model tonggak seperti huruf T, pada ujung huruf T tersebut lampu ditempelkan kiri dan kanan (jadi ada sepasang lampu pada tonggak T tersebit. Lampu taman dibingkai dengan kuningan, dan lampu tersebut terlihat cantik dan dan bertambah indah dengan paduan warna sekeliling taman yang hijau dan asri. Ada banyak pasangan-pasangan lampu di Taman Mesjid ini. Wah, sudah terbayangkan pasti lebih cantik lagi bila malam hari dengan semburat kilauan cahayanya menerangi malam.
Di halaman luas Masjid Agung At-Tin ini, tepatnya di halaman depan, yaitu pada taman rumput terdapat dengan 4 air mancur, yaitu 2 pada sisi kanan dan 2 pada sisi kir. Di mana pada sisi luarnya dari tempat air mancur tersebut dilengkapi dengan keran keran air untuk berwudhu terutamanya untuk jemaah pria. Jadi, cukup banyak tempat berwudhu untuk jemaah pria, sebab selain kran air mancur ini, di lantai dasar mesjid juga ada tempat wudhu untuk pria.

Kran Tempat Wudhu Bagi Laki-laki tersedia di Taman Depan Mesjid Agung At-Tin TMII Jakarta (Rabu 17 Agustus 2016)
Pernah penulis membaca referensi bahwa Mesjig Agung At-Tin ini mempunyai sistem speaker yang baik, di mana meskipun ustadz ceramah di dalam mesjid, namun dengan sangat jelas suara ustadz tersebut jelas terdengar dengan baik pula dari selasar dan plaza mesjid yang luas ini. Nah, saat penulis mengamati sekeliling mesjid, ternyata ada alat seperti TV di taman rumput. Mula-mula penulis kira itu TV, karena kaca seperti layar monitor pada TV. Tapi penulis heran dan berpikir juga, masa’TV letaknya di tanah? Penulis perhatikan dan berpikir terus, ini apa ya? Mau nanya, namuh tak ada orang untuk tempat bertanya. Nah, mungkin itu alat penangkap suara (corong spreaker), sehingga mungkin alat inilah maka suara dalam mesjid tadi terdengar ke luar. Benar nggak sich? Jujur saja baru kali ini lihat alat yang seperti itu. Soalnya masih heran, alatnya pakai kerangkeng dan dikunci, seperti di penjara aja ya? (hihihi….maklum ya namanya juga orang kampung pergi ke kota, kuper nich…).
6. Fasilitas
Seperti halnya fasilitas sebuah mesjid, maka ketersedian tempat wudhu adalah termasuk hal yang utama. Meskipun saat berkunjung pada mesjid Agung At-Tin terlihat bangunannya sudah tua, namun bangunan ini terawat baik dan bersih. Demikian pula pada ruang tempat wudhu tersedia, wastafel, toilet, serta kran air untuk berwudhu tersedia berjejer cukup banyak, serta bersih.
Masjid Agung At-Tin juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung, seperti di i lantai dasar masjid yang dikelilingi teras terbuka, selain tempat wudhu juga terdapat warung makanan, tempat istirahat, ruang internet, perpustakaan, ruang serbaguna, ruang mushaf, ruang rapat kecil, dan ruang audiovisual. Selain itu mesjid ini juga tersedia ruang rekreasi/TV, rumah dinas Imam Besar, mess muazin, rumah penjaga, ruang kegiatan, ruang kelas.
Pada Lantai Dasar Mesjid At-Tin ini juga tersedia Toko Koperasi Karyawan dengan isi beragam. Ada Al-Quran, buku-buku Islam, tasbih, Jilbab, Mukena, dan masih banyak bahan jualan lain dan pernak-pernik Islami lainnya.
Di lantai dasar juga di sediakan fasilitas untuk tempat penitipan sandal atau sepatu, serta juga tempat untuk peminjaman mukena dan kain sarung. Untuk peminjaman mukema dan kain sarung ini para peminjam harus meninggalkan kartu tanda pengenal seperti KTP atau SIM. Tempat penitipan ada petugasnya, dan petugas tersebut melayani dengan baik, sopsn, dan ramah.
Di samping fasilitas-fasilitas pendukung, masjid ini juga sering menyelenggarakan kegiatan seperti diskusi tema khutbah sebelum salat jumat, kuliah Ahad Duha berbentuk cermah dan diskusi, pengajian tafsir Al-qur‘an (Tafsir Jalalain) setiap Minggu pagi (08.00—11.00 WIB), pengajian karyawan, seminar keagaman, tablig akbar, dan peringatan hari besar Islam, hingga pengobatan gratis dan khitanan massal.
Untuk para jemaah yang mungkin ingin bermalam, pengelola mengizinkan untuk menginap di masjid. Pengelola juga menyediakan sebuah guest house yang terdiri dari ruang tamu dan tiga kamar tidur. Jemaah yang berminat bisa menyewanya dengan biaya tiga juta rupiah.
Klinik juga tersedia untuk memenuhi kebutuhan makan, minum, dan kesehatan jemaah. Tak kalah penting, enam pos penjaga siap memberi rasa aman bagi para jemaah yang mengunjungi “masjid wisata” ini.
Hal yang menjadi ciri khas utama dari fasilitas di Mesjid At-Tin ini adalah banyaknya rambu-rambu, bai berupa petunjuk ataupun larangan. Seperti: Petunjuk Awas Licin!, Buanglah Sampah pada Tempatnya, Jagalah Kebersihan, Jagalah Barang Bawaan Anda! Dilarang Merokok!, Tanda Panah tempat Wudhu, Tanda Panah, Tempat Sholat, sehingga dengan membaca petunjuk tetsebut kita tak perlu bertanya di mana arah menuju tempat wudhu, arah menuju tempat sholat, tempat peminjaman mukena, dan lain sebagainya.
F. Kunjungan Wisata Religi dan I’tikaf
Masjid Agung At Tin jadi salah satu destinasi wisata religi di wilayah Jakarta Timur. Di sana traveler muslim bisa beribadah, hingga mengagumi keindahan arsitekturnya.
Sebagaimana TMII, dan belakangan juga Taman Wisata Mekarsari, warisan Ibu Tien yang berupa masjid ini ramai dikunjungi orang. Dengan kata lain, jika di hari lain orang mungkin mengumpat Soeharto dan keluarga besarnya, tapi di akhir pekan orang berbondong-bondong dengan antusias menikmati warisannya. Bahkan saat Yasinan untuk memperingati 1.000 hari wafatnya Ibu Tien, tak kurang dari 25.000 orang hadir di mesjid yang berkapasitas 10.000 orang ini.
Bukan sekedar jadi ‘obyek kunjuangan wisata’, Masjid Agung At-Tin juga menjadi pusat aneka kegiatan Islam. Berbagai majelis taklim dan kelompok pengajian pun bergantian mendayagunakannya. Berbagai kegiatan akbar Islam pun kerap digelar di sini.
Patut kita syukuri bahwa masjid At Tin sampai sekarang, masih berdiri kokoh dan megah dan menjadi tempat beribadah umat Islam. Padahal, posisi At Tin bukanlah berada di tengah atau dekat perkampungan, yang biasanya dipenuhi oleh jemaah yang berasal dari kampung terdekat.
Masjid ini juga sering dijuluki masjid wisata oleh banyak orang. Pasalnya masjid ini tak memiliki jamaah tetap karena lokasinya yang jauh dari permukiman warga.
Para jemaah masjid ini biasanya orang-orang yang singgah di sela perjalanan atau para wisatawan dari luar Jakarta. Biasanya mereka singgah di At-Tin, bahkan bermalam, lalu melanjutkan kegiatan wisata mereka keliling TMII atau Ibu Kota.
Meski tak punya jemaah tetap, masjid ini selalu saja ramai. Ini disebabkan pengelola masjid selalu mengadakan acara-acara keagamaan yang mampu menarik massa. Sebut saja kajian rutin dan akad nikah. Atau kala Ramadan, masjid ini selalu dipenuhi para jamaah yang ingin mengikuti pesantren kilat dan iktikaf.
Agenda yang menarik dari Masjid Agung At-Tin di tahun ini (2016) ialah itikaf. Itikaf itu sendiri memiliki arti, menurut Asy-Asyafiiyyah (Ulama Syafii) adalah berdiam diri di masjid dengan melaksanakan amalan-amalan tertentu dengan niat karena Allah SWT. Itikaf di Masjid At-Tin, dilaksanakan pada setiap minggu terakhir, di setiap bulan.
Adapun perubahan jadwal acara akan diumumkan oleh pihak pengelola masjid. Setelah acara itikaf selesai di bulan sebelumnya. Rangkaian acara itikaf di Masjid At-Tin, dimulai setelah sholat bada isya, dilanjutkan dengan ceramah keagamaan.
Setelah materi ceramah selesai disampaikan, peserta itikaf diberikan kesempatan untuk memperbanyak ibadah kepada Allah SWT. Ada yang bertadarus membaca kitab suci Al-Quran, serta ada yang berzikir dan beristigfar mengingat dan memohon ampun kepada Allah SWT.
Acara pun tidak hanya di situ, di pagi harinya. Sekitar jam 03.00 WIB, peserta itikaf di ajak mengerjakan sholat qiyamul lail. Sholat qiyamul lail ialah sholat yang dikerjakan pada waktu dengan shifat, kaifiyat dan rakaat tertentu.
Sesuai dengan tuntunan Allah SWT dan Rasulnya. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Furqon : 63-64 artinya: “Dan hamba-hamba Allah yang maha penyayang (ialah) mereka yang berjalan di permukaan bumi ini dengan merendah diri, dan apabila orang-orang jahil mengajak mereka berbicara (dengan perkataan yang tidak sopan), mereka menjawab dengan perkataan yang sopan. Dan mereka itu apabila pada waktu malam hari bersujud dan berdiri (sholat), karena (ikhlas) kepada Tuhan mereka”.
Jadi, untuk traveler Muslim tunggu apa lagi? Ayo kita hadir di acara itikaf yang diselenggarakan Masjid Agung At-Tin TMII. Hanya sebulan sekali acaranya.
Di sana kita bisa mendapatkan teman atau saudara dan ilmu baru, yang pastinya bermanfaat buat kehidupan kita. Serta kita bisa saling sharing pengalaman bahkan hobi, serta memupuk dan menambahkan kecintaan kita kepada Allah SWT dan Rasulnya.
G. Mesjid At-Tin: Mesjid Favorite untuk Akad Nikah dan Resepsi Bernuansa Islam
Selain sebagai tempat ibadah sehari-sehari, masjid ini juga dicari orang sebagai tempat favorit untuk pernikahan.
Masjid Agung Attin ( sarana akad nikah dan resepsi pernikahan bernuasa Islami). Untuk menyelenggarakan akad maupun resepsi pernikahan, fasilitas yang dimiliki Masjid At-Tin terbilang lengkap. Tersedia panggung akad nikah, karpet, meja akad nikah, dan delapan buah kursi akad nikah (tanpa kaki). Sedangkan kelengkapan perangkat resepsi, seperti Ruang Serbaguna kapasitas 700 orang dan Lobby berkapasitas 500 orang. Kapasitas parkir kendaraannya menampung hingga 500 kendaraan roda empat. Kisaran harga sewanya mulai dari 4 sampai dengan 6,5 juta (akad nikah). Sedangkan resepsi berkisar 15 jutaan.
Di bawah ini dari referensi beberapa sumber tentang sewa dan biaya akad nikah dan repsepsi.
Sewa tempat untuk akad nikah standar di At Tin biayanya Rp4juta dan akad vip Rp6juta. Bedanya apa? Hanya motif karpet dan jenis kursi saja. Plus ada hiasan cantik untuk yang VIP. Untuk resepsi di aula + selasar yang berkapasitas 600 undangan dikenakan biaya Rp15juta. Harga untuk sewa tempat saja, belum termasuk KUA, penghulu, dan sebagainya. Resepsi siang atau malam tidak ada perbedaan harga. Mau akad saja, atau resepsi saja, atau akad + resepsi semua diperbolehkan oleh At Tin. Booking untuk 5 hari kerja, jika tidak membayar DP 30% sebelum masa jatuh tempo maka otomatis akan batal.
Akad nikah di ruang shalat lantai 1, waktu pelaksanaan setiap hari kecuali hari jumat. Resepsi di ruang serba guna kapasitas 700 org lobi 500 org. Plusnya di sini harganya diskon 50% kalau acara weekday loh dari harga sebenarnya. Harga sewa gedung weekend Rp 15.000.000, harga sewa gedung weekday Rp 7.500.000. Harga akad nikah VIP weekend Rp 6.500.000, weekday Rp 3.250.000. Ada Gueast house juga harga weekend Rp 2.000.000, weekday Rp 1.000.000.
Bagi calon pengantin (capeng) yang butuh info At Tin silahkan hubungi ke:
Masjid Agung At Tin
Jl. Raya Taman Mini Jakarta 13560, Indonesia
Telepon: 021-8779-4272, 8779-5564, 8778-1602 Ext 132
Fax: 021-8779-0054
Website: http://www.masjidagungattin.info
atau menghubungi langsung ke petugas sekretariat
Pak Ridwan (HP.0888-1037-180/0878-8502-8056)
Pak Amir (HP.0877-8458-1497/0813-8591-2475)
Masjid At Tin Taman Mini Indonesia Indah Paket Pernikahan Jakarta Timur
Pengelola Pak Amir..
Tempat akad di masjid lt.2
Ceiling rendah
Harga sewa 2014 : Rp 15 jt + Akad 4 jt + Add charge lain

Informasi yang bisa dihubungi untuk Akad Nikah dan Resepsi di Mesjid Agung At-Tin TMII Jakarta Timur (Rabu 17 Agustus 2016)
G. Penutup
Jadi, untuk traveler Muslim tunggu apa lagi, ayo berwisata religi ke Mesjid At-Tin yang indah ini. Selain melaksanan sholat di Mesjid yang meskipun sudah tua ini namun bersih, Anda bisa juga berisirahat melepas lelah di dalam mesjid, atau me-refresing kan mata dengan menikmati taman rumput yang hijau , palm yang rindang di Plaza Mesjid yang lua. Atau bisa juga untuk merencanakan akad nikah dan resepsi. Dan yang tak kalah menarik adalah hadir di acara itikaf yang diselenggarakan Masjid Agung At-Tin TMII. Hanya sebulan sekali acaranya.
Referensi
Tersedia “At-Tin Masjid Agung di Miniatur Indonesia”
http://m.cnnindonesia.com/Diakses Minggu 4 September 2016 Jam 06.50
Tersedia “Banyak Orang Menyangka Nama Masjid At-Tin di Taman Mini Berhubungan dengan Ibu Tien”
http://www.tribunnews.com/nasional/2016/04/25 Diakses Minggu 4 September 2016 Jam 06.00
Tersedia “Harga Gedung Pernikahan”
http://marchelina170390.blogspot.co.id/2016/05/lDiakses Minggu 4 September 2016 Jam 17.45
Tersedia “Ini Dia 5 Fakta Seputar Masjid At-Tin yang Menarik untuk Diketahui” Diakses http://abiummi.com/Diakses Kamis 28 Agustus 2016 Jam 04.55
Tersedia “Masjid At-Tin Jakarta”https://2dheart.wordpress.com/2009/10/27/Diakses Minggu 4 September 2016 Jam 17.53
Tersedia “Masjid Agung At-Tin Taman Mini”
http://bujangmasjid.blogspot.co.id/2013/08/Diakses Minggu 4 September 2016 Jam 06.40
Tersedia ” Masjid Agung At-Tin” http://www.indoplaces.com/Diakses Minggu 4 September 2016 Jam 18.03
Tersedia “Masjid At-Tin Taman Mini Indonesia Indah Paket Pernikahan Jakarta Timur”http://www.jasacatering.co.id!Diakses Minggu 4 September 2016 Jam 17.40
Tersedia “Masjid Megah yang Populer untuk Akad Nikah”
http://www.weddingku.com/blog/Diakses Minggu 4 September 2016 Jam 17.20
Tersedia “Masjid At-Tin Monumen Kenangan terhadap Tien Soeharto” http://news.merahputih.com/megapolitan/2015/08/08/Diakses Minggu 4 September 2016 Jam 06.25
Tersedia “Masjid At-Tin Taman Mini dan Keinginan Ibu Tien Soeharto di Mekah”http://www.tribunnews.com/nasional/2016/04/25/Diakses Minggu 4 September 2016 Jam 06.11
Tersedia “Masjid At-Tin Jakarta” http://www.thearoengbinangproject.com/Diakses Minggu 4 September 2016 Jam 05.40
Tersedia “Sewa Masjid At-Tin”https://chibiranran.wordpress.com/Diakses Minggu 4 September 2016 Jam 17.3
Tersedia “Ternyata Pak Harto Menolak Masjid At-Tin Memakai Nama Sang Istri”http://m.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/16/01/01/Diakses Minggu 4 September 2016 Jam 07.00
Tersedia “Wisata Religi ke Masjid Agung At Tin di Komplek TMII” http://www.jakarta-tourism.go.id/Diakses Minggu 4 September 2016 Jam 05.53
Tinggalkan Balasan