Pesona Suramadu di Kelajuan Bis
A. Pengantar
Tahukan Anda jembatan terpanjang di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara? Ya, benar Jembatan Suramadu. Jembatan yang menghubungkan Propinsi Jawa Timur dan Pulau Madura, sehingga diprediksi jembatan ini bakal menjadi rute mudik terpadat warga Madura dari Pulau Jawa. Selain itu juga karena keunikan dan keindahan jembatan, serta pesona yang memikat dari view disekitarnya, maka tak heran bila rute ini menjadi salah satu objek wisata. Akibat lanjutannya, tentunya lokasi ini menjadi tempat berselfi ria baik oleh para pemudik dan wisatawan. Ahai…..jangan coba-coba, Anda langsung kena tilang karena hal ini. Jadi bagaimana mengabadikan saat di sini? Dan kepada siapa dapat bertanya-tanya tentang seluk beluk jembatan ini? Ah,….ya saya tak kehilangan akal, selfi ria aja di atas bis yang sedang melaju dan cari referensi di internet. Mengapa tidak. Yuk, kita nikmati seluk beluk Jembatan ini yang juga dikenal dengan nama Jembatan Nasional Suramadu, Jembatan yang melintasi Selat Madura, menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan, tepatnya timur Kamal), Indonesia.

Mengamati Jembatan Suramadu dari Atas Bis yang sedang melaju
B. Deskripsi Singkat
Nama resmi Jembatan Nasional Suramadu, Mengangkut 8 lajur Melintasi Selat Madura Daerah Jawa Timur Pengelola PT Jasa Marga (sementara, Desain Cable stayed Panjan, total 5438 m (17841 ft), Lebar30 metres (98 ft), Tinggi146 metres (479 ft), Rentang terpanjang 434 metres (1,424 ft), Jumlah rentangan2 (jembatan utama) 6 (keseluruhan), Ruang vertikal 35 metres (115 ft), Mulai dibangun 20 Agustus 2003, Selesai dibangun1 Maret 2009, Dibuka10 Juni 2009, Diresmikan10 Juni 200 9Tol Rp. 30.000,00 (roda 4), Rp. 3.000,00 (roda 2), Letak lokasi pada Koordinat7°11′3″LU 112°46′48″BT / 7,18417°LS 112,78°BT

Angkutan umum dan pribadi sedang melaju di Jembatan Suramadu
C. Gagasan dan Sejarah
Gagasan Suramadu berawal pada 1960-an saat guru besar dari ITB (Intitute Teknologi Bandung) Prof Dr Setyadmo (alm) mengusulkan terobosan berani di zaman itu, yaitu menghubungkan Pulau Jawa dengan Sumatera. Ide gila itu mendapat respon berbagai pihak, dan pada 1965 dibuat desain oleh ITB jembatan melintasi Selat Madura tersebut. Gagasan dan konsep pengembangan jembatan antarpulau tersebut, tahun 1986 dikemukakan kepada penguasa orde baru saat itu, Soeharto. Namun, meluas tidak hanya menyatukan Pulau Jawa dan Sumatra saja, tapi juga Pulau Jawa-Madura dan Jawa-Bali, dikenal dengan nama Tri Nusa Bima Sakti.
Menristek, Kepala BPPT saat itu, B.J. Habibie, mendapat tugas untuk mengkaji pembangunan tiga jembatan spekatakuler menyatukan Pulau Sumatera dan Jawa, berikutnya Pulau Jawa dan Madura serta Pulau Jawa dan Bali melintasi selat yang menyatukan pulau satu dengan lainnya itu, secara teknologi dan finansial, tahap awal lebih memungkinkan menyatukan Pulau Jawa dengan Madura. Jembatan sepanjang lebih dari lima kilometer di Selat Madura itu dibangun dengan kontruksi konvensional berupa tiang pancang beton dengan bentang tengah berupa konstruksi gantung seperti halnya golden gate di San Fransisco, AS. Sementara pembangunan jembatan di Selat Sunda, memerlukan dana besar dan teknologi mumpuni (sepanjang sekitar 26 km). Sedangkan jembatan yang menyatukan Jawa dan Bali, selain palung di Selat Bali dalam yang memerlukan teknologi khusus, juga adanya tentangan dari pemerintah dan masyarakat Pulau Dewata, yang kuatir arus urbanisadi dari Jawa ke Bali makin tinggi. Namun, pecinta lingkungan berdalih lain, jembatan Jawa-Bali akan merusak habitat burung endemis Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) yang hanya ada di Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Pasalnya, jalan akses jembatan melintas Selat Bali tersebut menembus atau membelah kawasan TNBB.
Akhir tahun 1980-an, ide pembangunan jembatan Suramadu (Surabaya-Madura) terus bergulir. Keinginan merealisasikan jembatan Suramadu makin mengebu, pada awal tahun 1990-an dimana gubernur Jatim saat itu dijabat Soelarso, B.J. Habibie kembali menggulir rencana pembangunan jembatan melintasi Selat Madura. Ini seiring dengan dikukuhkannya pembangunan jembatan Suramadu sebagai jembatan nasional melalui Keputusan Presiden, Nomor 55 Tahun 1990.
Di Era Gubernur Soelarso, mulai melakukan pembebasan lahan di sisi Surabaya maupun Kamal, Kabupaten Bangkalan, Madura. Perjalanan jembatan Suramadu tertatih-tatih, dimana saat gubernur Jatim dijabat Basofi Soedirman, pada akhir masa jabatannya dan Habibie menjabat presiden di awal orde reformasi, wujud fisik jembatan belum juga tampak.
Jembatan ini diresmikan awal pembangunannya oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 20 Agustus 2003 dan diresmikan pembukaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 Juni 2009.
D. Analisis, Penelitian, Keunggulan Rancangan dan Hambatan dalam Pembagunan
1. Dirancang Anti Gempa
Sebagai jembatan yang menghubungkan dua pulau, sesungguhnya Suramadu (Surabaya-Madura) merupakan jembatan kedua setelah rangkaian jembatan Barelang (Batam-Rempang-Galang) yang selesai dibangun tahun 1997. Enam jembatan dengan berbagai tipe yang menghubungkan tujuh pulau kecil di Provinsi Kepulauan Riau ini merupakan landmark keberhasilan dan kemandirian anak bangsa dalam membangun jembatan antarpulau. Sebelum Suramadu dibangun, timbul keraguan, apakah mungkin membangun jembatan di daerah patahan dan gempa? Bagaimana dengan tiupan angin di laut Selat Madura yang terkenal kencang, apakah tidak akan memengaruhi konstruksi jembatan? Penelitian pun akhirnya dilakukan secara mendalam selama 2003-2004. Penelitian yang lebih bersifat technical study dilakukan terhadap 12 item yang kebanyakan berupa parameter tanah. Dari sisi seismic hazard analysis, misalnya, diperoleh kesimpulan, di sekitar lokasi jembatan tidak ditemukan suatu patahan aktif. Berdasarkan katalog gempa juga tidak ditemukan gempa dengan magnitude di atas 4 skala Richter sehingga kondisi di sekitar lokasi jembatan cukup stabil
Kajian mendalam juga dilakukan terhadap kontur dasar laut, arus air laut, serta pengaruh pasang terhadap jembatan. Ternyata semuanya sangat memungkinkan untuk dibangun jembatan yang menghubungkan dua pulau. Adapun untuk angin, berdasarkan kajian, ternyata angin yang melintang kecepatannya sekitar 3,6 kilometer per jam sampai maksimal 65 kilometer per jam. Jembatan ini bisa tahan terhadap guncangan gempa sampai 7 skala Richter. Jembatan ini pun dirancang dengan sistem antikorosi pada fondasi tiang baja.
2. Dirancang Agar Kapal-kapal Leluasa Melintas Dibawahnya
Karena menghubungkan dua pulau, teknologi pembangunan Jembatan Suramadu didesain agar memungkinkan kapal-kapal dapat melintas di bawah jembatan. Itulah sebabnya, di bagian bentang tengah Suramadu disediakan ruang selebar 400 meter secara horizontal dengan tinggi sekitar 35 meter.
Untuk menciptakan ruang gerak yang lebih leluasa bagi kapal-kapal, di bagian bentang tengah Suramadu dibangun dua tower (pylon) setinggi masing-masing 140 meter dari atas air. Kedua tower ini ditopang sebanyak 144 buah kabel penopang (stayed cable) serta ditanam dengan fondasi sedalam 100 meter hingga 105 meter.
”Total panjang tower sekitar 240 meter. Ini sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya,” kata Direktur Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum Hermanto Dardak.
3. Dirancang Kuat 100 tahun
Secara keseluruhan, pembangunan Suramadu menghabiskan sekitar 650.000 ton beton dan lebih kurang 50.000 ton besi baja. Tak heran, dinas pekerjaan umum mengklaim Suramadu sebagai megaproyek yang menghabiskan dana total mencapai Rp 4,5 triliun. Jembatan ini dirancang kuat bertahan hingga 100 tahun atau hampir menyamai standar Inggris yang mencapai 120 tahun.
Karena berada di tengah lautan, Suramadu berpotensi terkendala faktor angin besar yang potensial terjadi di tengah lautan. Untuk memastikan keamanan kendaraan yang melintas di atas Suramadu, Departemen Pekerjaan Umum akan membangun pusat monitoring kondisi cuaca, khususnya angin.
”Jika kecepatan angin sudah mencapai 11 meter per detik atau sekitar 40 kilometer per jam, jembatan harus ditutup untuk kendaraan roda dua demi keselamatan pengendara,” ujar Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto.
Jika kecepatan angin bertambah hingga 18 meter per detik atau sekitar 65 kilometer per jam, jalur untuk kendaraan roda empat akan ditutup. Langkah ini semata-mata untuk keselamatan dan kenyamanan pengendara. Adapun konstruksi jembatan akan tetap aman karena Jembatan Suramadu dirancang tetap kokoh meski ditempa angin berkecepatan lebih dari 200 kilometer per jam.
Bukan cuma kuat dari terpaan angin, Jembatan Suramadu juga didesain mampu menopang kendaraan sesuai standar as atau axle di daratan. Dengan demikian, Suramadu diperkirakan mampu menahan beban dengan berat satu as kendaraan sekitar 10 ton.
4. Waktu Tempuh Cukup lima menit
Setelah diresmikan besok, diperkirakan Jembatan Suramadu akan dilintasi 8.000-9.000 sepeda motor per hari serta sekitar 4.000 kendaraan roda empat per hari.
Jumlah ini berdasarkan perhitungan sebelumnya, kendaraan yang melintasi Ujung-Kamal dengan menggunakan kapal feri sekitar 2,4 juta sepeda motor per tahun (62 persen) serta 1,5 juta kendaraan roda empat per tahun (38 persen).
Selain bakal padat, jembatan ini pun pasti akan sangat membantu masyarakat karena waktu tempuh Surabaya-Madura bisa dipersingkat. Jika sebelumnya menggunakan feri dibutuhkan waktu sekitar 30 menit, sekarang dengan menggunakan Suramadu cukup ditempuh lima menit.
5. Pembangunan sempat tersendat karena Biaya
Pembangunan Suramadu dalam perjalanannya sempat menemui kendala dana. Terhambatnya pencairan dana menyebabkan pembangunan approach bridge atau jembatan pendekat sisi Surabaya sepanjang 672 meter tersendat September 2008. Pemerintah Provinsi Jawa Timur akhirnya menalangi dana pembangunan melalui Bank Jatim sebesar Rp 50 miliar sebelum dana pinjaman dari Bank Exim of China sebesar 68,9 juta dollar AS cair.
Studi pembangunan yang kurang sempurna menyebabkan perkiraan biaya pembangunan juga meleset, seperti tiang pancang jembatan yang awalnya hanya didesain setinggi 45 meter akhirnya bertambah menjadi sekitar 90 meter. Karena itu, dari estimasi awal nilai kontrak sebesar Rp 4,2 triliun, biaya pembangunan akhirnya membengkak hingga Rp 4,5 triliun.
Pembiayaan pembangunan Suramadu 55 persen ditanggung pemerintah dan 45 persen sisanya pinjaman dari China. Dari total biaya pembangunan Suramadu sebesar Rp 4,5 triliun, sekitar Rp 2,1 triliun di antaranya berutang kepada China. Mahalnya pemikiran dan biaya pembangunan Suramadu diharapkan mampu menumbuhkan geliat ekonomi Tanah Air, terutama Jawa Timur.
E. Konstruksi
Jembatan Suramadu pada dasarnya merupakan gabungan dari tiga jenis jembatan dengan panjang keseluruhan sepanjang 5.438 meter dengan lebar kurang lebih 30 meter. Jembatan ini menyediakan empat lajur dua arah selebar 3,5 meter dengan dua lajur darurat selebar 2,75 meter. Jembatan ini juga menyediakan lajur khusus bagi pengendara sepeda motor disetiap sisi luar jembatan. Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main bridge).
1. Causeway (Jalan layang)
Jalan layang atau Causeway dibangun untuk menghubungkan konstruksi jembatan dengan jalan darat melalui perairan dangkal di kedua sisi. Jalan layang ini terdiri dari 36 bentang sepanjang 1.458 meter pada sisi Surabaya dan 45 bentang sepanjang 1.818 meter pada sisi Madura. Jalan layang ini menggunakan konstruksi penyangga PCI dengan panjang 40 meter tiap bentang yang disangga pondasi pipa baja berdiameter 60 cm.
2. Approach Bridge (Jembatan penghubug)
Jembatan penghubung atau approach bridge menghubungkan jembatan utama dengan jalan layang. Jembatan terdiri dari dua bagian dengan panjang masing-masing 672 meter. Jembatan ini menggunakan konstruksi penyangga beton kotak sepanjang 80 meter tiap bentang dengan 7 bentang tiap sisi yang ditopang pondasi penopang berdiameter 180 cm.
3. Main Bridge (Jembatan Utama)
Jembatan utama yang ada ditengah-tengah yang terdiri dari tiga bagian yaitu dua bentang samping yang panjangnya 192 meter dan bentang utama yang panjangnya 434 meter.
F. Tujuan Pembangunan
Meskipun tujuan utama jembatan ini dibangun yaitu untuk mempercepat pembangunan di Pulau Madura baik dibidang infrastruktur maupun ekonomi, namun jembatn ini juga menjadi salah satu tujuan wisata favorit baik warga sekitar ataupun para traveller yang sengaja datang dari luar kota untuk melihat secara langsung indah dan gagahnya Jembatan Suramadu ini.
G. Dampak ekonomi dan kependudukan
Dengan adanya pembangunan jembatan ini, pemerintah berharap dapat meningkatkan pemerataan pendapatan di wilayah Surabaya ke wilayah Madura, begitu pula dengan kependudukan, mengingat wilayah Surabaya yang semakin padat dengan penduduk yang melakukan urbanisasi yang sebagian besar berasal dari wilayah Madura, pemerintah berharap dengan adanya pemerataan ekonomi ini dapat menekan laju urbanisasi tersebut.
H. Pesona
Pemandangan di Jembatan Suramadu ini memang cukup menarik. Di siang hari saat Anda melintas melalui jembatan ini, Anda bisa memandang Selat Madura dari atas jembatan. Lautan yang mengelilingi samping kanan dan kiri Anda membuat Anda menikmati sensasi serasa terbang di atas laut. Dan jika Anda memandang ke arah Surabaya, Anda bisa melihat patung Jalesveva Jayamahe dan kawasan Pantai Kenjeran, sesekali Anda juga bisa menyaksikan kapal yang sedang berlayar.
Malam hari di Jembatan Suramadu pun tak kalah cantiknya. Lampu-lampu yang berada di menara jembatan menghasilkan kombinasi warna-warni yang indah dipandang mata dan membuat suasana lebih menarik. Sangat tepat untuk diabadikan dengan kamera.

Pesona Jembatan Suramadu di Malam Hari
Ada cara asyik lainnya untuk menikmati Jembatan Suramadu selain melalui atas jembatan ini, yaitu dengan cara naik kapal atau menyewa perahu. Jika naik kapal Anda harus terlebih dahulu ke Pelabuhan Tanjung Perak. Namun jika Anda memilih mengunakan perahu, penyewaan perahu bisa Anda temukan di dekat kaki Jembatan Suramadu. Jika menggunakan perahu Anda bisa melewati kolong jembatan, tapi jika menggunakan kapal jaraknya lebih jauh.
I. Akses
Untuk menuju Jembatan Suramadu dapat dilakukan:
Dari Terminal Bungurasih naiklah bis yang menuju Madura kemudian mintalah untuk turun sebelum tol jika Anda ingin melihat Jembatan Suramadu dari sisi Surabaya. Tapi jika Anda ingin tetap jalan dan melanjutkan perjalanan sampai di Pelabuhan Kamal Anda membutuhkan waktu sekitar 10 menit.
Jika Anda menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan sewa Anda akan dikenakan tarif jalan sekitar Rp 30.000,– untuk mobil.
Bisa juga menggunakan motor, namun harus tetap waspada karena angin yang berhembus sangat kencang jadi selalu ingat untuk mematuhi rambu-rambu yang berlaku.
J. Dilarang Selfi
Aksi Selfie berfoto di Jembatan Tol Surabaya Madura (Suramadu) masih menjadi pilihan warga yang melintas, selama arus mudik dan balik lebaran menghiasi sosmed seperti twitter dan Facebook. Tidak hanya berfoto diatas kendaraan yang tengah melintas di Jembatan Suramadu. Banyak juga warga yang sengaja berhenti di tengah tol dan berfoto dengan latar belakang jembatan suramadu. Padahal tindakan tersebut jelas-jelas dilarang dan berbahaya.

Antrian Padat di Sepanjang Jembatan Suramadu
Walaupun begitu antusiasme warga unutk melakukan foto dengan latar belakang Jembatan Suramadu tidak terbendung, selain pemudik warga yang melakukan wisata kuliner ke Bangkalan juga ikut melakukan selfie di atas jembatan Suramadu. Seperti yang dilakukan Hanafi (29) Warga Kabupaten Sidoarjo, yang baru saja melakukan wisata kuliner di Bangalan. “Kapan lagi mas? Jembatanya bangus banget, rugi kalau tidak foto” ungkapnya.
Namun khusus untuk arus mudik lebaran nanti, pemudik roda dua dilarang keras berhenti dan berfoto di jembatan. Kepala Shift Gerbang Tol Suramadu Suharyono mengatakan larangan itu untuk mengantisipasi terjadi penumpukan kendaraan di jembatan selama arus mudik Lebaran. Menurut Suharyono, gratisnya Tol Suramadu untuk roda dua akan mengubah perilaku pemudik. Suharyono memperkirakan penihilan biaya itu tidak menyebabkan antrean panjang di pintu masuk tol. Tapi, ada potensi timbul penumpukan kendaraan di tengah jembatan. “Kalau ada yang berhenti di tengah jembatan, akan langsung dihalau. Kami sudah minta banntuan Polsek Kenjeran dan Polsek Kolelah di Bangkalan.” tukas Suharyono, Jumat, (3/7/2015). Untuk jumlah pemudik sendiri, Suharyono memprediksiakan meningkat hingga 5 persen dibanding 2014. Salah satu penyebabnya adalah penggratisan roda dua. Tahun lalu, jumlah pemudik di Suramadu mencapai 1,098 juta kendaraan. Dengan rincian, 312 ribu roda empat dan 785 ribu roda dua. “Kalau ada yang berhenti di tengah jembatan, akan langsung dihalau,” kata Suharyono, Jumat, 3 Juni 2015.
K. Tilang
Polres Tanjung Perak, Surabaya akan menindak tegas pemudik yang selfiemaupun foto bersama di Jembatan Suramadu selama arus mudik dan arus balik. Pemudik akan langsung diberi surat tilang bila tertangkap tangan sedang berhenti atau selfie di Jembatan Suramadu. Selama ini petugas hanya menghalau pengendara yang berhenti di Jembatan Suramadu.
Kapolres Tanjung Perak, AKBP Arnapi mengungkapkan pihaknya sudah kordinasi dengan Unit Patroli Jalan Raya (PJR) Polda Jatim, dan Jasa Marga. Selama arus mudik dan arus balik nanti, anggota Satlantas Polres Tanjung Perak bisa masuk ke Jembatan Suramadu. Jadi ketika ada pengendara yang berhenti di atas Jembatan Suramadu, Satlantas bisa langsung menindak pelanggar itu.
“Kalau tidak langsung ditilang, nanti banyak pengendara yang selfie,” kata Arnapi, Rabu (15/7/2015). Arnapi memperkirakan lajur motor di Jembatan Suramaduselama arus mudik dan arus balik lancar.
K. Penutup
Pesona Jembatan Suramadu dan view yang menawan di sekitarnya menjadi magnet bagi pata pemudik dan wisatawan untuk berkunjung ke lokasi ini, sehingga membuat area ini menjadi ajang selfi. Beruntung hal ini disikapi dengan cepat oleh pengelola dan kerjasama yang baik dengan aparat kepolisian, sehingga bila ada yang berani berhenti dan selfi langsung kena tilang. Dapat kita bayangkan bila tidak ada tindakan tegas tersebut, berapa panjangnya penumpukan kendaraan (macet) di lokasi ini, dan bila dibiarkan bisa jadi jembatan tak bisa lagi menampung beban, tak ayal bisa roboh nih jembatan. Tak terbayangkan apa yang akan terjadi dengan ribuan manusia di atasnya.
Sumber
Tersedia “Awas Selfie Di Jembatan Suramadu Bisa” Kena Tilang” http://www.lensaindonesia.com/2015/07/16/Diakses Minggu 19 Juli 2015 Jam 07.17
Tersedia” Berani Selfie Di Jembatan Suramadu Pasti Langsung Tilang” http://surabaya.tribunnews.com/2015/07/15/. Diakses 19 Juli 2015 Jam 07.19
Tersedia” Dilarang Selfie di Jembatan Suramadu” http://nasional.tempo.co/read/news/2015/07/03/ Diakses Minggu 19 Juli 2015 Jam 07.01
Tersedia ” Dirancang anti gempa tahan 100 tahun” http://sains.kompas.com/read/2009/06/09/. Diakses Minggu 19 Juli 2015 Jam 06.53
Tersedia ” Jembatan Nasional Suramadu”. https://id.m.wikipedia.org/ Diakses Minggu 19 Juli 2015 Jam 06.19
Tersedia ” Jembatan Suramadu” http://www.utiket.com/id/obyek-wisata/surabaya/. Diakses Minggu 19 Juli 2015 Jam 06.40
Tersedia ” Mudik Lebaran Selfie Di Suramadu Dilarang” http://m.rimalive.rimanews.com/read/ Diakses Minggu 19 Juli 2015 Jam 07.12
Tersedia “Pesona Jembatan Suramadu” http://lontarmadura.blogspot.com/2011/11/ Diakses Minggu 19 Juli 2015 Jam 06.32
Tinggalkan Balasan