Pentingnya Perpustakaan di Rumah bagi Guru
A. Pendahuluan
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Sebagai pendidik profesional Guru mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain membimbing dan malatih peserta didik untuk rajin membaca, dan juga melatih peserta didik tersebut untuk mampu menuangkan kembali dari apa yang telah dibaca tersebut dalam bentuk karya-karya tulisan. Namun pertanyaannya, adakah minat, kebiasaan, dan budaya membaca dan menulis itu ada pada kita sebagai seorang guru? Kalau tidak bagaimana kita akan mengajarkan kepada peserta didik kita, sedangkan kita tidak memili hal tersebut? Kalau ya, bersyukurlah dan pupuklah minat, kebiasan, dan budaya membaca dan menulis tersebut. Bagi yang tidak atau belum jangan berputus asa, luangkanlah waktu untuk melakukan kebiasan yang baik ini.
Dengan membaca sudah pasti memberikan banyak manfaat, terutama bagi kita sebagai pendidik. Sungguhpun demikian masih adakah guru yang tidak suka membaca? Atau ada membaca, tapi hanya membaca buku-buku atau catatan kuliah yang itu ke itu saja, tanpa mau menambah pengetahuan lebih luas lagi? Walaupun sebenarnya para guru sangat mengerti dan menyadari bahwa dengan membaca menjadikan wawasan berfikir tambah luas, karena banyak pengetahuan yang dapat diserap. Kalau dilihat perbandingan antara membaca dan menulis, maka jumlah guru yang membaca mungkin mendekati presentase ke atas (70-100%), tapi bagaimana dengan menulis? Bisa jadi untuk yang terakhir ini mungkin angkanya mendekati presentase ke bawah (0-30%)
Mengapa bisa terjadi seperti ini? Bisa jadi karena kurangnya pemahaman tentang tujuan dan manfaat membaca, sehingga kegiatan membaca hanya berupa kegiatan sekedarnya, tanpa dihasilkan sesuatu dari yang dibaca. Padahal salah satu tujuan dan manfaat membaca adalah melatih kemampuan menulis.
Seorang penulis harus banyak membaca untuk menambah wawasan pengetahuannya. Dengan banyak membaca, maka akan menambah inspirasi sehingga sangat membantu dalam meluncurkan gagasannya,
Penulis yang sukses diawali dari pembaca yang sukses, ia sebagai penulis karena memiliki kemampuan untuk membaca, biasanya seorang penulis memiliki kebiasaan mengoleksi buku-buku keilmuan yang berkualitas secara rutin. Agar hasil karyanya berkualitas maka biasanya penulis memiliki koleksi buku yang banyak, dan ada kecenderungan selalu membeli buku.
Berdasarkan hal di atas seharusnya seorang guru selain seorang pembaca, maka ia juga seharusnya adalah seorang penulis. Setidak-tidaknya guru tersebut menuangkan ilmu yang ia miliki dalam bentuk tulisan. Semestinya dengan adanya sertifikasi guru seharusnya guru tersebut menyempatkan diri ke toko buku, maupun rajin menghadiri pameran buku katena harga buku lebih murah, sehingga guru memiliki koleksi buku-buku, terutama buku-buku yang terkait dengan keilmuaanya. Bila itu rutin dilakukan maka tak mustahil guru memiliki perpustakaan di rumahnya ( meski hanya perpustakaan mini.
B. Pentingnya Guru Memiliki Perpustakaan Di Rumah
Perpustakaan bagi seorang guru sangatlah penting, karena perpustakaan tersebut sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan, sumber belajar, penelitian/kegiatan ilmiah lainnya, rekreasi, pelestarian khasanah budaya bangsa, serta memberikan berbagai layanan jasa lainnya yang dibutuhkan oleh guru tersebut dalam rangka meningkatkan kinerjanya sebagai guru yang profesional
Perpustakaan memberikan layanan kepada pemakai dalam hal ini guru, seperti membaca, meminjam, meneliti dengan cara cepat, tepat, mudah dan murah. Namun, sayang tak semua perpustakaan dapat di akses oleh guru, apalagi bagi guru-guru yang bertugas di sekolah-sekolah yang serba kekurangan fasilitas, seperti halnya perpustakaan. Zaman sekarang memang bisa mencari sumber dari internet, sayangnya tidak semua daerah dapat dijangkau oleh jaringan internet tersebut, kalaupun ada sinyalnya susah.
Oleh karena itu seorang guru layaknya memiliki perpustakaan di rumahnya. Tujuan perpustakaan di rumah bagi guru adalah sesuai dengan maksud-maksud tersebut diatas, yaitu untuk menyediakan fasilitas dan sumber informasi dan menjadi pusat pembelajaran bagi guru tersebut. Secara tidak langsung adanya perpustakaan di rumah menciptakan guru yang terdidik, terpelajar, terbiasa dan berbudaya tinggi membaca dan menulis. Dalam kehidupan modern yang ditandai dengan perkembangan dan persebaran informasi yang begitu cepat, maka peran perpustakaan di rumah bagi seorang guru adalah sangat signifikan.
Mengapa pentingnya guru memiliki perpustakaan di rumah? Sebab guru dituntut untuk mampu menulis karya ilmah, seperti membuat Bahan Ajar, Modul, Diktat, LKS, Laporan Penelitian Tindakan Kelas, Laporan Karya Inovatif, dan lain sebagainya. Bagaimana akan menulis, sedangkan guru tersebut tidak memiliki buku sumber? Di zaman canggih ini memang ada media sosial dengan memuat tulisan-tulisan sebagai referensi, seperti Blog, Twitter, Website, dan sebagainya. Tapi, tidak inginkah kita langsung membaca dari buku sumber utama? Jelas sumber dan dapat dipertanggungjawabkan
Alasan lainnya adalah, biasanya inspirasi menulis akan lahir saat-saat tengah malam sampai menjelang dini hari. Untuk itu dengan adanya perpustakaan di rumah otomatis inpirasi menulis tersebut tidak terkendala dengan alasan tidak ada buku sumber, kemana mau dicari di tengah malam tersebut. Maka bila kita memiliki koleksi buku lengkap akan memudahkan kita untuk menuangkan ide-ide kita dalam bentuk tulisan dengan dibantu sumber-sumber yang relevan yang kita miliki.
C. Minat, Kebiasaan dan Budaya Baca
Minat, Kebiasaan dan Budaya Baca, ketiga istilah ini merupakan kata-kata yang mengandung pengertian yang saling berhubungan. Minat seseorang terhadap sesuatu adalah kecenderungan hati yang tinggi, gairah atau keinginan seseorang terhadap sesuatu. Minat baca seseorang dapat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi orang tersebut kepada sumber bacaan tertentu. Sedangkan budaya adalah pikiran atau akal budi yang tercermin di dalam pola pikir, sikap, ucapan dan tindakan seseorang didalam hidupnya. Budaya diawali dari sesuatu yang sering atau biasa dilakukan sehingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan atau budaya. Budaya baca seseoang adalah suatu sikap dan tindakan atau perbuatan untuk membaca yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan. Seorang yang mempunyai budaya baca adalah bahwa orang tersebut telah terbiasa dan berproses dalam waktu yang lama di dalam hidupnya selalu menggunakan sebagian waktunya untuk membaca. (Sutarno NS, 2006).
Dampak lanjutan dari seseorang yang mempunyai budaya baca adalah bahwa orang tersebut telah terbiasa dan berproses dalam waktu yang lama di dalam hidupnya selalu menggunakan sebagian waktunya untuk membaca, tentu pada akhirnya ia memiliki koleksi dari bahan-bahan yang dibaca. Akan sangat mustahil, seseorang yang hobby membaca tapi tak memiliki satupun apa yang telah ia baca,meskipun tidak semuanya ia miliki.
D. Minat, Kebiasaan dan Budaya Menulis
Minat menulis seseorang dapat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi orang tersebut untuk melahirkan ide-ide yang ada dalam pikirannya dalam bentuk tulisan Sedangkan Budaya menulis seseorang adalah suatu sikap dan tindakan atau perbuatan untuk melahirkan karya berupa tulisan yang dilakukan seseorang secara teratur dan berkelanjutan. Seorang yang mempunyai budaya menulis adalah bahwa orang tersebut telah terbiasa dan berproses dalam waktu yang lama di dalam hidupnya selalu menggunakan sebagian waktunya untuk membuat karya-karya berupa tulisan-tulisan tentang suatu keilmuan yang ia kuasai. Tulisan-tulisan yang dimaksudkan di sini bisa beragam bentuk, seperti opini, artikel, puisi, cerpen, naskah drama/film, komik, modul, diktat, karya ikmiah, karya inovatif, dan sebagainya. Seperti telah dijelaskan di atas, maka untuk melahirkan tulisan yang berkualitas, maka seorang penulis haruslah banyak membaca. Dengan membaca, maka wawasannya akan bertambah dan hal ini akan memudahkan penulis untuk mengeluarkan ide-idenya dalam bentuk tulisan.
Dampak lanjutan dari menulis ini adalah dihasilkan karya-karya berupa tulisan-tulisan, dan tentu saja bila ini rutin dilakukan, otomatis koleksi perpustakaan yang tadinya hanya terdiri dari karya-karya orang lain maka sekarang telah bertambah dengan koleksi karya-karya kita sendiri.
Kesimpulan
Dari uraian-uraian tersebut diatas, jelaslah bahwa pentingnya guru memiliki perpustakaan di rumah, sebab perpustakaan tersebut mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan minat dan budaya baca guru, yang pada gilirannya nanti akan mampu membuat sang guru tersebut mampu melahirkan karya-karya dalam bentuk tulisan terutama yang terkait keilmuan yang dikuasainya.
Daftar Kepustakaan
Sutarno, NS, 2006. Perpustakaan dan Masyarakat, Jakarta : Sagung Seto.
Tinggalkan Balasan