Pembelajaran Sejarah dan Budaya dalam Kurikulum Muatan Lokal di Sumatera Barat
A. Pengantar
Indonesia terdiri dari suku bangsa yang memiliki keanekaragaman muktikultur, dan itu adalah kekakayan khas Indonesia. Oleh karena itu keanekaragaman tersebut harus selalu dilestarikan dan dikembangkan dengan tetap mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia melalui upaya pendidikan”, demikian disampaikan oleh Nara Sumber Pertama, Bapak Drs. Defrizal Kasi Sepur Bidang Kebudayaan Disdikbud Sumbar pada peserta Workshop Historiografi dan Sosialisadi Peninggalan Sejarah dan Budaya di Aula Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang, Sabtu 3 Oktober 2015.

Dokumentasi Foto, Penyampaian Materi oleh Nara Sumber Pertama, Bapak Drs. Defrizal Kasi Sepur Bidang Kebudayaan Disdikbud Sumbar pada peserta Workshop Historiografi dan Sosialisadi Peninggalan Sejarah dan Budaya di Aula Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang, Sabtu 3 Oktober 2015.
B. Isi Materi Workshop
Judul materi yang disampaikan oleh Bapak Drs. Defrizal pada workshop ini adalah “Pembelajaran Sejarah dan Budaya dalam Kurikulum Muatan Lokal di Sumatera Barat”. Adapun isi materinya mencakup tentang: Latar Belakang, Kebijakan, Kurikulum, Muatan Kurikulum, Ruang Lingkup Muatan Lokal, Pengembangan Muatan Lokal dalam KTSP, Lingkup Isi/Jenis Muatan Lokal. Di bawah isi akan dipaparkan masing-masing dari isi materi workhop tersebut.
1. Latar Belakang
Indonesia terdiri dari suku bangsa yang memiliki keanekaragaman muktikultur (adat istiadat tata cara bahasa, kesenian, kerajinan, keterampilan daerah, dll) merupakan ciri khas yang memperkaya nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itu keanekaragaman tersebut harus selalu dilestarikan dan dikembangkan dengan tetap mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia melalui upaya pendidikan
Pengenalan keadaan lingkungan, sosial, dan budaya kepada peserta didik memungkinkan mereka untuk lebih mengakrabkan dengan lingkungan melalui pendidikan diarahkan untuk menunjang peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan pada akhirnya diarahkah untuk meningkatkan kemampuan peserta didik.
2. Kebijakan
Kebijakan yang berkaitan dengan dimasukkannya program muatan lokal dalam Standar Isi dilandasi kenyataan bahwa di Indonesia terdapat beranekaragam kebudayaan. Sekolah tempat program pendidikandilaksanakan merupakan bagian dari masyarakat. Oleh karena itu,program pendidikan di sekolah perlu memberikan wawasan yang luas pada peserta didik tentang kekhususan yang ada di lingkungannya. Standar Isi yang seluruhnya disusun secara terpusat tidak mungkin dapat mencakup muatan lokal tersebut. Sehingga perlulah disusun mata pelajaran yang berbasis pada muatan lokal
Muatan lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada Standar Isi di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Keberadaan mata pelajaran muatan lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional sehingga keberadaan kurikulum muatan lokal mendukung dan melengkapi kurikulum nasional
3. Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendikan tertentu
4. Muatan Kurikulum
Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi mata pelajaran muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada matapelajaran keterampilan
5. Ruang Lingkup Muatan Lokal
a. Lingkup Keadaan dan Kebutuhan Daerah.
Keadaan daerah adalah segala sesuatu yang terdapat didaerah tertentu yang pada dasarnya berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan sosial budaya. Kebutuhan daerah adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat di suatu daerah, khususnya untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat tersebut, yang disesuaikan dengan arah perkembangan daerah serta potensi daerah yang bersangkutan. Kebutuhan daerah tersebut misalnya kebutuhan untuk:
1) Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah
2) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu, sesuai dengan keadaan perekonomian daerah
3) Meningkatkan penguasaan bahasa Inggris untuk keperluan seharihari, dan menunjang pembedayaan individu dalam melakukan belajar lebih lanjut (belajar sepanjang hayat)
4) Meningkatkan kemampuan berwirausaha.
b. Lingkup isi/jenis muatan lokal, dapat berupa: bahasa daerah, bahasa Inggris, kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat, dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan
6. Pengembangan Muatan Lokal dalam KTSP
Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal oleh sekolah dan komite sekolah dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah
b. Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan lokal
c. Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal
d. Menentukan Mata Pelajaran Muatan Lokal
e. Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta silabus, dengan mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP
7. Lingkup Isi/Jenis Muatan Lokal
Lingkup isi/jenis muatan lokal, dapat berupa:
– bahasa daerah,
– bahasa Inggris,
– kesenian daerah,
– keterampilan dan kerajinan daerah,
– adat istiadat,
– dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar,
– serta hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan.
C. Penutup
“Untuk itu para guru, terutama guru yang mengampu muatan lokal hendaknya benar-benar melakukan pengkajian tentang mulok dengan menelaah potensi daerah, KD Seni, Budaya, dan kemudian mengintegrasikannya dalam pembelajaran. Sehingga diharapkan ke depannya para peserta didik benar-benar mengenal, mengetahui, memahami tentang budaya daerahnya sendiri. Jangan sampai peserta didik kita sangat paham dengan kingkungandan budaya nasional, bahkan budaya internasionsl tetapi mereka tidak mengenal, mengetahui,dan memahami lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan sosial budaya dari daerahnya sendiri”, demikian pembicaran ditutup oleh nara sumber pada workhop dengan materi Pembelajaran Sejarah dan Budaya dalam Kurikulum Muatan Lokal di Sumatera Barat
Tinggalkan Balasan