Metodologi Sejarah Dan Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah Untuk Guru
A. Pengantar
“Tugas utama guru memang berbeda dengan dosen. Di mana sesuai dengan salah satu tuntutan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu dosen dituntut untuk melakukan penelitian dan membuat karya ilmiah. Jadi bagi dosen menulis karya ilmiah sudah menjadi agenda rutin. Namun walaupun demikian akhir-akhir ini guru juga dituntut untuk melakukan kegiatan menulis tersebut . Dan faktanya ada guru yang sudah melakukannnya, tetapi banyak juga yang belum, termasuk guru sejarah”, demikian disampaikan oleh Nara Sumber Kedua Hari Kedua Workshop Historiografi dan Sosialisadi Peninggalan Sejarah dan Budaya, Bapak Dr. Anatona, M. Hum dosen Jurusan Sejarah FIB Unand pada peserta workshop di Aula Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang, Minggu 4 Oktober 2015.

Dokumentasi Foto, Penyampaian Materi oleh Nara Sumber Kedua Hari Kedua, Bapak Dr. Anatona, M.Hum dosen Jurusan Sejarah FIB UNAND Padang pada peserta Workshop Historiografi dan Sosialisasi Peninggalan Sejarah dan Budaya di Aula Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang, Munggu 4 Oktober 2015.
B. Isi Materi Workshop
Judul makalah yang disampaikan oleh Bapak Dr. Anatona, M.Hum pada workshop ini adalah “Metodologi Sejarah Dan Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah Untuk Guru”. Adapun isi materinya dapat dilihat pada paparan berikut ini
1. Permasalahan
a. Penulisan karya ilmiah lahir dari hasil penelitian baik penelitian perpustakaan (library research) maupun penelitian lapangan (field research)
b. Apakah seorang guru bisa melakukan penelitian termasuk penelitian sejarah?
c. Perlu payung hukum penelitian tradisi meneliti untuk guru
2. Model Penelitian Untuk Guru:
PTK
a. Terbatas dari segi topik (peningkatan untuk meningkatkan profesionalitas guru dan kualitas pembelajaran);
b. Spasial (ruang/tempat hanya di dalam ruangan/kelas dan sekolah); dan
c. Temporal (waktu 1 periode yang pendek misalnya 1 tahun).
3. Model Penelitian Untuk Guru Sejarah
Penelitian Pendidikan Sejarah (PPS):
a.topik lebih beragam mengenai pendidikan dan persoalan yang terkait dengan pendidikan
b. Spasial (tempat) lebih luas
c. Waktu (temporal) lebih lama
4. Topik-Topik Penelitian PPS Untuk Guru
a. Sejarah institusi atau lembaga pendidikan formal (SD, ST, SKKP, SMEP, SMP, SKKA, SMEA, SMA, SMK)
b. Sejarah institusi atau lembaga pendidikan informal (Bimbel, kursus)
c. Sejarah institusi atau lembaga pendidikan agama (MI, MTsN, PGA, SGA, MA, Pondok Pesantren)
d. Sejarah penyelenggaraan pendidikan (guru, siswa, kurikulum, mata pelajaran, silabus, dan lain-lain)
e. Sejarah pendidikan karakter
f. Nilai-nilai kebangsaan: nasionalisme, patriotisme, identitas nasional, disiplin nasional, dan lain-lain.
g. Sejarah lokal, dan lain-lain.
5. Mengapa Sejarah Pendidikan
a. Profesi guru cocok untuk meneliti sejarah pendidikan
b. Guru mudah mengakses data atau sumber baik data tertulis (arsip dan dukumen) maupun data lisan melalui wawancara
c. Memiliki fleksibelitas waktu penelitian dapat dilakukan disela-sela tugas mengajar atau malam hari dan waktu libur.
d. Memiliki relasi dan koneksi dengan Dinas Pendidikan
6. Tahapan Penelitian dan Penulisan Metode Sejarah
a. Memiliki topik atau judul mengenai sejarah pendidikan atau lainnya.
b. Menyiapkan proposal penelitian
c. Mencari, menemukan dan mengumpulkan data atau sumber sejarah (heuristik)
d. Melakukan kritik sumber atau verifikasi
e. Menginterpretasikan dan menganalisis data atau sumber guna mendapatkan fakta
f. Menulis laporan penelitian (historiografi)
g. Menulis karya ilmiah
7. Metodologi
Mampu menjawab pertanyaan rumusan 5W + 1H:
a. What (apa)
b. When (kapan)
c. Where (dimana)?
d. Who (siapa)
e. Why (mengapa)?… Menggunakan kerangka berfikir dan konsep/teori
f, How (bagaimana)
C. Penutup
“Sebenarnya tidaklah sulit untuk melakukan penelitian sejarah dan menulis laporannya, guru dapat memulai dari lingkungan yang kecil, misalnya “ menulis tentang sejarah sekolah di mana ia mengajar, sejarah nagari dimana ia tinggal, dan sebagainya. Kalau guru ada kemauan, tak ada yang tidak bisa, yang terpenting guru mau belajar, belajar, dan belajar, serta mengasah kemampuan membaca dan menulis tersebut. Dari latihan dan latihan secara terus menerus, tidak mustahil akan lahir karya sejarah yang bernilai dari tangan-tangan guru para pencetak generasi”, demikian pembicaran ditutup oleh nara sumber pada workshop dengan materi “Metodologi Sejarah Dan Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah Untuk Guru”
Tinggalkan Balasan