Daftar Tulisan
Arsip Tulisan
Statistik Kunjungan
  • 311681Total Pengunjung:
  • 8Hari ini:
  • 123Kemarin:
  • 0Online:
Buku Tamu
Panel Login

Selamat Datang di www.FitrianyGustariny.com || Website Pribadi Ir. Fitriany Febby Adiana Gustariny, SE, MP, M.Pd.E (Guru SMA Negeri 2 Rambatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat)

Menyaksikan “Kapal  di Atas Rumah” Lampulo Bukti Kedahsyatan Tsunami Aceh 2004

A. Pengantar

Gempa dan Tsunami Aceh 26 Desember 2004 banyak meninggalkan cerita unik dan mendalam saat pasca-kejadian. Salah satunya kapal di atas rumah. Kapal tersebut tersangkut di perumahan penduduk di kawasan Gampong Lampulo Banda Aceh. Kapal ini menjadi bukti penting betapa dahsyatnya musibah tsunami tersebut. Berkat kapal ini, 59 orang terselamatkan pada kejadian itu.

Pada umunya para wisatawan  yang datang ke Aceh hampir dipastikan untuk berkunjung ke Situs Sejarah Kapal di atas rumah Lamlpulo dan tentunya demikian juga  dengan kami. Tepatnya pada hari Jumat 30 Desember 2016 rombongan kami, yaitu  penulis dan rombongan  guru Penjaskes  Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat dan keluarga berkesempatan singgah ke Situs “Kapal di atas Rumah” dengan tujuan untuk melihat bukti dahsyatnya  gempa dan gelombang tsunami  2004 tersebut.  

Berkunjung ke Situs Kapal di atas Rumah Lampulo, Salah Satu Saksi Bisu Tsunami Aceh 2004 (Banda Aceh Jumat, 30 Desember 2016)

Berkunjung ke Situs Kapal di atas Rumah Lampulo, Salah Satu Saksi Bisu Tsunami Aceh 2004 (Banda Aceh Jumat, 30 Desember 2016)

Sebagaimana kita ketahui bahwa Mengujungi situs sejarah adalah satu salah alternatif jawaban atas pencarian jatidiri dan cara menghargai sejarah itu sendiri. Situs sejarah bisa bercerita tentang banyak hal, keberadaannya merekam peristiwa dalam ingatan. Demikian juga  dengan mengunjungin Situs wisata sejarah boat di atas rumah Gampong Lampulo, Aceh agar dapat menjadi pembelajaran penting bagaimana memaknai kehidupan, bahwa kita ini makhkuk tidak memiliki daya upaya kecuali hanya dengan pertolongan Allah.

 

B. Lokasi

Kapal apung Lampulo yang terdampar ini terletak tidak jauh dari pelabuhan perikanan, hanya sekitar 1 Kilometer dari dermaga, dan lokasi ini juga letaknya berdekatan dengan kantor Puskesmas Lampulo, persis di belakang sekolah dasar (SD) 65 Coca Cola Banda Aceh. Berada sekitar 1 Km dari jantung Kota Banda Aceh, Lampulo menelusup di antara hiruk pikuk ibu kota provinsi. Letaknya yang tersembunyi di sudut kota memburatkan pemandangan khas kampung nelayan. Lebih tepatnya lokasi wisata  Kapal di Atas Rumah ini berada di jalan tanjung yang berada di kampung Lampulo, kecamatan Kuta Alam, kota Banda Aceh

 

C. Transportasi

Kapal di Atas Rumah Banda Aceh merupakan salah satu monumen Tsunami yang biasa dikunjungi pejalan, berupa sebuah kapal yang tersangkut di atas rumah keluarga Bapak Misbah dan Ibu Abasiah di kawasan Gampong Lampulo. Untuk mencapai objek wisata ini tidaklah sulit, Akses ke sana juga mudah, bisa menggunakan sepeda motor atau naik becak dengan tarif tiga ribu rupiah per kilometernya.

Untuk menuju ke lokasi ini pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi ataupun menggunakan becak motor. Tidak ada angkutan umum atau biasa warga menyebutnya labi labi yang melintasi daerah ini.  Jika pengunjung akan menggunakan becak motor, maka pengunjung dapat mencarinya di terminal bus ataupun di pasar Aceh yang berada di pusat kota.  Alternatif  lainnya pengunjung dapat pula dengan menyewa taksi dari bandara. Taksi di bandara ini sejenis dengan mobil avanza atau APV untuk waktu 10 jam,  Sopir taksi akan membawa pengunjung menuju ke lokasi kapal apung Lampulo ini dan akan mengantarkan pengunjung ke tempat lain sesuai kehendak pengunjung. 

 

 
D. Kisah Kapal di Atas Rumah

Siapa yang tidak kenal dengan kapal yang satu ini?  Kapal Lampulo merupakan kapal nelayan yang sering digunakan oleh masyarakat Lampulo di Banda Aceh untuk melaut. Tetapi tragedi besar di Aceh pada tahun 2004 silam, membuat kapal ini memiliki keunikkan tersendiri dan kini sudah menjadi salah satu objek wisata sejarah di Banda Aceh.  Bencana Tsunami Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 yang lalu membawa kapal seberat 20 ton ini tersangkut di atas rumah penduduk di kawasan gampong Lampulo.

Lampulo dikenal sebagai kampung nelayan. Mulanya desa yang terletak di sudut kota itu dihuni oleh 6.000-an jiwa, namun usai tsunami menyapu bersih kawasan pesisir tersebut pada 26 Desember 2004 silam, hanya 1.500-an jiwa yang tersisa.

Konon ketidaktahuan akan bencana yang datang menyapa yang menjadi dalang terenggutnya ribuan nyawa.  Di balik nestapa yang merundung warga Lampulo, terselip selarik cerita tatkala sebuah kapal kayu (boat) dengan bobot 35 GT terdampar dan mendarat di atas rumah suami-istri, Misbah dan Abasiah.

Kapal nelayan dengan panjang 5 meter dan lebar 5,5 meter itu sedang dalam proses perbaikan dan berada di bibir Krueng Aceh. Kapal berbobot 20 ton itu sedianya pada Minggu kelabu itu berlayar kembali di sungai untuk menuju ke Lhoknga, Aceh Besar guna diisi pukat. Namun gelombang tsunami menyeretnya hingga 3 Km dan keberadaannya telah menyelamatkan 59 nyawa.

Cerita singkat tentang kapal ini terpatri dalam prasasti di bawah lambung kapal. Kisah ini diceritakan dalam tiga bahasa, yaitu bahasa Aceh, Inggris, dan bahasa Indonesia. Ini memudahkan bagi wisatawan untuk mendapatkan informasi dasar. Beberapa langkah dari sana, juga terdapat papan besar yang menceritakan lebih lengkap tentang kedatangan kapal dan penyelamatan yang dilakukan warga.

Menurut cerita tentang keberadaan kapal saat sebelum tsunami, di mana saat itu Hasru Yulian bersama Saiful Bahri selaku pengurus kapal sedang bersiap siap untuk pada hari Minggu 26 Desember 2004 untuk menurunkan kapal kembali ke sungai setelah dilakukan perbaikan. Zulfikar, selaku pemilik kapal setelah menerima laporan dari adik iparnya sekaligus pengurus kapal mengarahkan kapalnya untuk dibawa ke Lhoknga untuk diisi pukat. Namun Tuhan berkehendak lain, musibah gempa dan tsunami telah membawa kapal ini terdampar sejauh 3 km dari tempat docking-nya ke permukiman pendududuk.

Sedangkan cerita tentang keberadaan penumpang yang selamat karena naik kapal tersebut sehingga terdampar di atas rumah ada pula ceritanya. Saat tsunami tiba hanya kepasrahan melanda, disaat itulah pertolongan Tuhan datang. Pasangan suami-istri Syamsuddin, 69 tahun dan Basyariah, 64 tahun, masih tinggal di rumah samping boat itu. Rumah mereka tak hancur, hanya rusak ringan. Mungkin saat tsunami datang, terhalang boat yang duluan nangkring di atap rumah sebelah. Keduanya dan seorang putra mereka, Mujiburrijal, 40-an tahun, termasuk 59 orang yang selamat dalam boat itu.

Saat tsunami menerjang, ketiganya bersama 22 tetangga dan warga yang sedang lari memutuskan memanjat ke lantai dua rumah. Tiba-tiba, sebuah boat nelayan kandas di atap rumah ibu Abasiah. Seperti ada yang memberikan komando, ke-25 orang itu segera merangkak naik ke dalam boat.

Sedangkan, 34 orang lain yang selamat dalam boat merupakan warga dari rumah sekitar yang sebelumnya telah naik ke atap dan mereka merangkak masuk dalam boat. Puluhan tetangga Syamsuddin yang memutuskan lari tidak pernah kembali lagi. Mereka syahid digulung air bah raksasa bersama lebih dari 170.000 warga Aceh lainnya.  Konon katanya dari atas boat, mereks menyaksikan rumah-rumah dan bangunan lain digulung tsunami. Ombaknya datang tiga kali. Mereka semua hanya menangis sambil berdoa kepada Allah agar diselamatkan dari musibah tersebut. Mereka juga bersalam-salaman dan mohon maaf satu sama lain karena mereka pikir inilah akhir dunia. Merekav pikir kiamat sudah datang. Kapal ini sengaja dikirim oleh malaikat untuk menjemput mereka. Kemudian, kembali berlayar untuk menjemput orang-orang lain. Tetapi, mereka  baru tersadar setelah melihat bahwa dalam kapal hanya mereka saja dan saling kenal satu sama lain.

Di antara mereka, ada seorang bayi tiga bulan dan sejumlah bocah, orang lanjut usia dan perempuan renta berusia 85 tahun. Di situ, mereka menyaksikan orang-orang berjuang dengan maut. Mereka melempar tali, berusaha menyelamatkan orang-orang yang hanyut diseret air, tapi tak seorang pun berhasil.

Setelah beberapa jam berada dalam boat, rasa lapar menyerang, karena mereka belum sarapan. Bagaikan mukjizat, tiba-tiba satu tandan kelapa muda terapung dekat boat, dan dapat diraih dengan tangan. Segera mereka ambil kelapa muda itu, airnya. Ada 59 warga yang menyelamatkan diri di dalam kapal. Mereka bertahan hingga tujuh jam lamanya menunggu air laut surut.

Demikian beberapa kisah tentang  terjadinya tsunami yang melanda wilayah ini, kapal Lampulo yang terseret dan terombang ambing ini menjadi tempat perlindungan warga setempat. Warga naik dan masuk ke dalam kapal sehingga menyelamatkan mereka dari bencana terjangan gelombang tsunami.  Sampai saat air laut mulai surut, kapal ini pun terdampar tepat di atas rumah seorang kepala keluarga yang berlindung di dalam kapal.  Itulah kenapa sampai sekarang ini keluarga tersebut yang rumahnya tertimpa kapal ini dengan ikhlas untuk menjaga kapal ini tetap berada di posisinya, karena kapal apung Lampulo ini sudah banyak memberi jasa terhadap kehidupannya dan warga sekitar kampung Lampulo. 

Dua tahun usai mahaduka itu terjadi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengganti rugi lahan dan rumah keluarga Misbah-Abasiah serta boat nelayan. Kini boat yang telah menyelamatkan puluhan warga setempat disulap menjadi objek wisata. Pun begitu demi sebuah kenyamanan hingga sekarang pembangunan terus dilakukan.

Monumen Penataan Situs "Kapal Di Atas Rumah Lampulo" oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Badan Geologi  (Banda Aceh Jumat, 30 Desember 2016)

Monumen Penataan Situs “Kapal Di Atas Rumah Lampulo” oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Badan Geologi (Banda Aceh Jumat, 30 Desember 2016)

Pemugaran dilakukan tanpa mengubah wujud aslinya. Sementara fasilitas pendukung seperti keberadaan musala lengkap dengan kamar kecil menjadi kebutuhan yang tak bisa ditawar. Hal ini mengingat pengunjung yang datang dari berbagai pelosok negeri hingga negeri jiran. Setiap harinya tak kurang 400 pengunjung membanjiri situs wisata sejarah yang terletak di Jalan Tanjung tersebut.

 

E. Wisata  Situs Sejarah Tsunami

Saat terjadinya bencana tsunami tahun 2004 lalu, salah satu kapal Lampulo milik nelayan ini terseret ke daratan sejauh sekitar 3 kilometer dan sampai akhirnya terdampar tepat di salah satu atap rumah penduduk. Cukup mencengangkan, kapal dengan berat sekitar 65 ton dengan panjang badan kapal sekitar 25 meter itu bisa berada di atap rumah penduduk. Tapi itulah faktanya. 

Pengunjung dapat melihatnya sendiri ke lokasi tempat kapal apung Lampulo ini terdampar, karena bentuk asli dan letak kapal sampai sekarang ini tetap dibiarkan oleh pemerintah kota Banda Aceh untuk dijadikan objek wisata sejarah tsunami.

Bentuk Asli  "Kapal Di Atas Rumah Lampulo" Masih Dipertahankan sebagai bukti dahsyatnya Tsunami Aceh 2004 (Banda Aceh Jumat, 30 Desember 2016)

Bentuk Asli “Kapal Di Atas Rumah Lampulo” Masih Dipertahankan sebagai bukti dahsyatnya Tsunami Aceh 2004 (Banda Aceh Jumat, 30 Desember 2016)

Pasangan suami-istri Syamsuddin, 69 tahun dan Basyariah, 64 tahun, masih tinggal di rumah samping boat itu. Rumah mereka tak hancur, hanya rusak ringan. Mungkin saat tsunami datang, terhalang boat yang duluan nangkring di atap rumah sebelah. Keduanya dan seorang putra mereka, Mujiburrijal, 40-an tahun, termasuk 59 orang yang selamat dalam boat itu.

Kapal dengan panjang 25 meter dan lebar 5,5 meter ini terbuat dari kayu. Bagian bawah kapal dicat warna hitam, sedangkan badan kapal tampak telah dicat kembali dengan cat minyak berwarna perak. Beberapa bagian di dinding kapal terlihat mulai lapuk dimakan usia. Bagi para pengunjung keberadaan kapal ini  tentu saja akan mengingatkan pada kekuasaan Sang Pencipta.

Karena lokasi ini dijadikan objek wisata sejarah oleh pemerintah kota Banda Aceh, maka tidak heran jika terdapat pembangunan di sekitar lokasi terdamparnya kapal. Pada sisi kapal terdapat penyangga yang terbuat dari besi untuk menahan kapal agar tetap berada pada posisinya dan di bagian atas kapal juga sudah diberi atap.

jika pengunjung masih belum puas melihat kapal Lampulo ini dari bawah, maka pengunjung dapat melihat kondisi kapal dari atas dengan menaikki tangga yang sudah dibuat oleh pemerintah. Taangga dan anjungan tinggu ini untuk memudahkan pengunjung melihat bagian atas kapal. Tangga datar setinggi lima meter. Seluruh bangunan ini berwarna abu-abu. Dari atas sini kita dapat dengan leluasa melihat bagian dalam kapal dan juga rumah-rumah penduduk di sekitarnya.

Tangga dan Anjungan Setinggi 5 meter dibangun untuk para pengunjung sehingga dapat melihat dari dekat  "Kapal Di Atas Rumah Lampulo" (Banda Aceh Jumat, 30 Desember 2016)

Tangga dan Anjungan Setinggi 5 meter dibangun untuk para pengunjung sehingga dapat melihat dari dekat “Kapal Di Atas Rumah Lampulo” (Banda Aceh Jumat, 30 Desember 2016)

Di depan rumah (rumah di mana kapal Apung Lampulo Bertengger) kita akan menemukan sebuah plakat dalam tiga bahasa; Aceh, Indonesia dan Inggris. Plakat ini dirancang oleh tim Bustanussalatin dan bantuan recovery Aceh – Nias Trust Fund BRR. Di atas plakat ada tulisan “Kapal ini dihempas oleh gelombang tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 hingga tersangkut di rumah ini. Kapal ini menjadi bukti penting betapa dahsyatnya musibah tsunami tersebut. Berkat kapal ini 59 orang terselamatkan pada kejadian itu”

Dokumentasi Foto di Samping Plakat Tiga Bahasa Kisah Tentang Terselamatnya 59 Orang berkat "Kapal Di Atas Rumah Lampulo" (Banda Aceh Jumat, 30 Desember 2016)

Dokumentasi Foto di Samping Plakat Tiga Bahasa Kisah Tentang Terselamatnya 59 Orang berkat “Kapal Di Atas Rumah Lampulo” (Banda Aceh Jumat, 30 Desember 2016)

Plakat Tiga Bahasa Kisah Tentang Terselamatnya 59 Orang berkat "Kapal Di Atas Rumah Lampulo" (Banda Aceh Jumat, 30 Desember 2016)

Plakat Tiga Bahasa Kisah Tentang Terselamatnya 59 Orang berkat “Kapal Di Atas Rumah Lampulo” (Banda Aceh Jumat, 30 Desember 2016)

Terdapat pula lahan parkir yang nyaman bagi pengunjung yang membawa kendaraan pribadi, selain itu juga sudah disediakan toilet umum yang dapat digunakan pengunjung secara gratis. Pengunjung tidak akan dikenakan biaya sedikitpun untuk berkunjung ke daerah ini, hanya saja terdapat sebuah kotak amal di depan pintu tangga, pengunjung boleh memasukkan uang seikhlas nya pada kotak amal ini. 

Dengan adanya wisata situs sejarah kapal di atas  rumag, maka sangat wajarlah Gampong Lampulo di Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh, menjadi desa wisata. Apalagi Masyarakat setempat menyatakan kesiapan mereka untuk menjadikan kawasan tersebut desa wisata..Kesiapan masyarakat menjadikan Lampulo sebagai gampong wisata bisa dilihat dari sikap ramah dalam menyambut kedatangan para wisatawan. Selanjutnya, Pemerintah Kota Banda Aceh telah menetapkan Gampong Lampulo sebagai desa wisata guna mendukung program tahun kunjungan ke Banda Aceh. Ya, secara tidak langsung dengan kedatangan para wisatawan ke lokasi ini turut membantu pula perekonomian warga di sekitar lokasi kapal apung Lampulo ini. 

Gampong Lampulo memang memiliki potensi pariwisata menjanjikan. Di Lampulo ada objek wisata laut dan sungai yang bisa dikembangkan. Apalagi letak geografisnya berdekatan dengan muara Krueng Aceh, sungai yang membelah Kota Banda Aceh. Industri kerajinan masyarakatnya bisa dikemas agar mampu mendukung sektor pariwisata. Apalagi di Lampulo didukung adanya hotel yang cukup representatif.

Selain itu kapal di atas rumah, ada juga objek lainnya, seperti wisata pancing, kampung nelayan, dan sejumlah industri rumah tangga yang mendukung sektor pariwisata. Wsatawan yang berkunjung ke Lampulo bisa mendapatkan beragam produk khas Aceh hasil industri rumah tangga para korban tsunami. Ikan kayu khas Aceh maupun produk perikanan lainnya hingga bordir Aceh bisa menjadi suvenir wisatawan. Semuanya produk perikanan lainnya hingga bordir Aceh bisa menjadi suvenir wisatawan. Semuanya produksi masyarakat Lampulo.

Pada waktu libur, tempat ini akan selalu ramai dikunjungi wisatawan. Baik wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Daya tarik terdamparnya kapal apung Lampulo ini ternyata banyak menarik minat wisatawan untuk berkunjung melihat langsung ke lokasi, tak heran jika di sekitar lokasi terdapat pula kios-kios warga yang menjual aksesoris untuk kenang kenangan disini, terdapat pula kios yang menjual makanan ringan dan minuman yang dijual dengan harga cukup terjangkau. 

Walaupun agak tersembunyi dari jalan utama, lokasi ini termasuk objek tsunami paling dicari di Banda Aceh selain PLTD Apung, dan Museum Tsunami. Walaupun areanya kecil, fasilitas disini terbilang lengkap. Di sudut pekarangan terdapat bilik kayu yang menjual souvenir Aceh dan pusat informasi wisata. Setiap wisatawan yang datang kemari, bisa mendapatkan sertifikat dari pengelola sebagai bukti telah berkunjung.

 

F.Tips

1. Sebelum diantar menggunakan becak motor, bertanyalah terlebih dahulu berapa ongkos yang harus di bayar. 

2. Jika menyewa mobil,pastikan anda sudah tau objek wisata yang akan dikunjungi,karena sewa mobil disini hanya berlaku untuk 10 jam/hari. Jangan sia siakan waktu anda di dalam mobil hanya untuk mencari-cari objek wisata. 

3. Bawalah topi atau penutup kepala lainnya,karena cuaca di Banda Aceh cukup panas, atau siapkan sunblock. 

4. Datanglah kesini pada pagi atau sore hari karena cuaca lebih bersahabat. 

 

G.Penutup

Sebagai kota yang pernah dihempas tsunami, Banda Aceh memanh menyimpan hal menarik dan bersejarah yang patut dikunjungi. Sisa keganasan bencana sepuluh tahun silam itu, masih bisa dilihat di beberapa titik kota. Salah satunya adalah Situs Kapal Apung Lampulo,  yang terkenal dengan nama Kapal di Atas rumah. Situs ini sengaja dipertahankan sebagai bukti sejarah, sekaligus media edukasi bagi generasi selanjutnya. Jika Anda berkunjung ke Banda Aceh, jangan lupa untuk datang kesini. Situs ini bisa dikunjungi setiap harinya sebab berada di area terbuka, dan gratis lho.

 

Referensi

Tersedia “Boat di Atas Rumah SerpihanTsunami di Pesisir Aceh” http://aceh.tribunnews.com/2015/06/04/ Diakses Selasa 31 Januari 2017 Jam 13.20

Tersedia “Kapal Apung Lampulo” http://auliaoktavella.it.student.pens.ac.id/Aceh/ Diakses Selasa 31 Januari 2017 Jam 13.45

Tersedia “Kapal di Atas Rumah”  http://www.travellers.web.id/indonesia/aceh/ Diakses Selasa 31 Januari 2017 Jam 12.08

Tersedia “Kapal di Atas Rumah Banda Aceh”

http://www.thearoengbinangproject.com/ Diakses Selasa 31 Januari 2017 Jam 12.33

Tersedia “Kapal di Atas Rumah Bukti Dahsyat Tsunami Aceh 2004” https://m.merdeka.com/ Diakses Selasa 31 Januari 2017 Jam 12.20

Tersedia “Kapal di Atas Rumah Lampulo” https://bandaacehkotamadani.wordpress.com/2012/12/17/  Diakses Selasa 31 Januari 2017 Jam 12.53

Tersedia “Kapal Tsunsmi Lampulo”  http://disbudpar.acehprov.go.id/ Diakses Selasa 31 Januari 2017 Jam 12.30

Tersedia “Kisah Boat di Atas Rumah” http://www.bandaacehtourism.com/objek-wisata/tsunami-heritage/ Diakses Selasa 31 Januari 2017 Jam 13.08

Tersedia “Menakjubkan Ada Kapal di Atas Rumah di Banda Aceh” http://helloacehku.com/ Diakses Selasa 31 Januari 2017 Jam 12.45

FacebookTwitterGoogle+Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Tulisan Terkini
Buku Pegangan Siswa
Diktat Ekonomi SMA/MA

Bagaimana menurut pendapat Anda tentang website Fitriany Gustariny ini?

Lihat Hasil Jajak Pendapat

Loading ... Loading ...

Laporan Karya Inovatif
Berita Lainnya
LITERASI "MENGENAL RUMAH ADAT NAGARI BALIMBING (9): RUMAH BENDANG DT.
Rumah Adat Dt.Guguak Simabua Balimbing
Rumah Adat Dt.Guguak Simabua Balimbing
Rumah Adat Dt.Guguak Simabua Balimbing Rumah Adat Suku Simabua Gug
Rumah Adat Dt.Bagindo Basa Kinawai Nagari Balimbing
Rumah Adat Dt.Bagindo Basa Kinawai Nagari Balimbing
Rumah Adat Dt.Bagindo Basa Kinawai Nagari Balimbing Ini satu lagi
Rumah Adat Dt.Rajo Mangkuto Balimbing
Rumah Adat Dt.Rajo Mangkuto Balimbing
Rumah Adat Dt.Rajo Mangkuto Balimbing Rumah adat adalah bangunan y
Rumah Adat Dt.Cumano Kinawai Nagari Balimbing
Rumah Adat Dt.Cumano Kinawai Nagari Balimbing
Rumah Adat Dt.Cumano Kinawai Nagari Balimbing Sudah pernahkan Anda

Temukan Kami di Facebook

Pencarian

       

.

Galeri Foto
Klik Slideshow di bawah untuk
melihat Galeri Foto secara lengkap
20150203_121026-1.jpg
20150203_121051-1.jpg
IMG_39759949695819.jpeg
20131120_110407-1.jpg
20131120_110424-1.jpg
20131219_140230.jpg
Cerita Bergambar
Kalender
September 2023
S M T W T F S
27 28 29 30 31 1 2
3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28 29 30
Channel Youtube