Daftar Tulisan
Arsip Tulisan
Statistik Kunjungan
  • 339910Total Pengunjung:
  • 45Hari ini:
  • 115Kemarin:
  • 1Online:
Buku Tamu
Panel Login

Selamat Datang di www.FitrianyGustariny.com || Website Pribadi Ir. Fitriany Febby Adiana Gustariny, SE, MP, M.Pd.E (Guru SMA Negeri 2 Rambatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat)

Mengunjungi  Kuburan Massal  Ulee Lheue Korban Tsunami Aceh 2004

 A. Pengantar

Masih ingat dengan bencana alam gelombang tsunami tahun 2004 yang menerjang dan memporak poranda kan Aceh dan sekitarnya? Tidak hanya bangunan yang hancur rata dengan tanah akibat peristiwa itu, namun ribuan orang di  Aceh, termasuk warga desa Ulee Lheue meninggal. Banyaknya korban meninggal membuat jenasah menjadi sulit dikenali saat itu. Sementara itu, tidak mungkin jika jenasah tersebut dibiarkan dalam waktu lama sehingga mereka harus segera dimakamkan. Oleh sebab itu, semua jenasah yang belum dikenali akhirnya dimakamkan secara massal. Sesuai nama desanya Ulee Lheue, maka nama pemakaman masaal ini adalah Kuburan Massal Ulee Lheue.

Mengunjungi Kuburan Masal Ulee Lheue Korban Tsunami Tahun 2004 (Ulee Lheue Banda Aceh, Jumat 30 Desember 2016)

Mengunjungi Kuburan Masal Ulee Lheue Korban Tsunami Tahun 2004 (Ulee Lheue Banda Aceh, Jumat 30 Desember 2016)

Pada umunya para wisatawan yang datang ke Aceh hampir dipastikan untuk berkunjung ke Kuburan Massal Ulee Lheue ini, dan tentunya demikian juga dengan kami. Tepatnya pada hari Jumat 30 Desember 2016 rombongan kami, yaitu  penulis dan rombongan  guru Penjaskes  Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat dan keluarga berkesempatan  singgah  ke makam ini dengan tujuan untuk melihat saksi bisu dahsyatnya  gempandan gelombang tsunami  2004 tersebut.  Dengan mengunjungi  kuburan massal ini  besar pengharapan  setiap pengunjung,  agar dapat memetik hikmah dari peristiwa memikukan ini,  sehingga membangkitkan semangat untuk lebih meningkatkan keimanan Kepada Allah SWT. Dan tentunya  dengan berkunjung ke makam  ini juga untuk mengirimkan doa semoga para korban tersebut mendapat tempat yang mulia di sisi Allah S.W.T. Aaamiin Ya Robbal Alamiin.

 

 
B. Lokasi

Kuburan Massal Ulee Lheu merupakan salah satu kuburan massal korban tsunami Aceh tahun 2004 silam. Kuburan massal ini terletak tidak jauh dari pusat  kota Banda Aceh menuju Pelabuhan Ulee Lheue, tepatnya di Jl.Pocut, Baren No.30 Banda Aceh.

Kuburan Masal Ulee Lheue Korban Tsunami Tahun 2004, Jl.Pocut Baren No.30 Ulee Lheue Banda Aceh

Kuburan Masal Ulee Lheue Korban Tsunami Tahun 2004, Jl.Pocut Baren No.30 Ulee Lheue Banda Aceh

Peta lokasi letak Kuburan Massal Ulee Lheue dapat dilihat pada gambardi bawah ini.

Peta Lokasi Kuburan Masal Ulee Lheue  Banda Aceh Korban Tsunami Tahun 2004

Peta Lokasi Kuburan Masal Ulee Lheue Banda Aceh Korban Tsunami Tahun 2004

Peta Lokasi Kuburan Masal Ulee Lheue  Banda Aceh Korban Tsunami Tahun 2004

Peta Lokasi Kuburan Masal Ulee Lheue Banda Aceh Korban Tsunami Tahun 2004

Kuburan massal Ulee Lheue ini dibangun di depan eks rumah sakit Meuraxa. Rumah sakit ini ikut hancur dihantam gempa dan gelombang tsunami. Reruntuhan gedungnya tetap dibiarkan berdiri di bagian belakang komplek makam. Bangunan bekas rumah sakit ini sengaja dibiarkan apa adanya untuk mengenang peristiwa dahsyat itu. Adapun RSUD Meuraksa sendiri kini pindah ke kawasan Mibo, Jl Soekarno Hatta, Banda Aceh

 

C. Tranportasi dan Perjalanan  Menuju Lokasi

Untuk menuju lokasi kuburan massal Ulee Lheue ini tidaklah sulit, karena letaknya yang tidak jauh dari pusat kota Banda Aceh. Jika pengunjung menggunakan kendaraan pribadi, maka dari pusat kota Banda Aceh pengunjung dapat melintasi sepanjang Jalan Sultan Iskandar Muda yang menuju pelabuhan Ulee Lheue.

Ketika sudah mendekati laut sebelum bundaran Ulee Lheue, maka pengunjung akan bertemu Jalan Pocut Baren di sisi sebelah kiri jalan. Pengunjung tinggal melintasi Jalan Pocut Baren ini dan tidak jauh akan nampak komplek kuburan massal Ulee Lheue yang berada di sisi kiri Jalan Pocut Baren ini.

Jika pengunjung menggunakan sarana angkutan umum atau biasa warga sekitar menyebutnya dengan angkutan labi labi, maka pengunjung dapat naik labi labi dari terminal Keudah dengan trayek jurusan terminal Keudah-Punge-Ulee Lheue. Jika takut tujuan lokasi ini terlewati oleh labi labi, maka pengunjung dapat memberi tahu sopirnya untuk berhenti di dekat komplek kuburan massal Ulee Lheue. Alternatif lainnya pengunjung juga dapat menggunakan becak motor.

Berbeda dengan cara di atas, rombongan kami justru ke lokasi Kuburan Ulee Lheue ini tidak dari pusat kota Banda Aceh, kami berangkat  dari Pelabuhan Ulee Lheue. Karena sebelumnya kami tidak di Banda Aceh, tetapi bermalam di Sabang, kemudian paginya dengan kapal lambat dari Pelabuhan Balohan Sabang menuju Pelabuhan Ulee Lheue. Selanjutnya dari Pelabuhan Ulee Lheue ini langsung menuju Kuburan Masaal Ulee Lheue.

Jarak Pelabuhan Ulee Lheue ke Kuburan Massal Ulee Lheue ini tidak terlalu jauh, sehingga perjalan ini tidak memakan waktu terlalu lama. Selama perjalanan ini penulis mendokumentasikan foto suasana jalan yang dilewati oleh mobil yang kami tumpangi. Meski mobil melaju kencang, tetapi penulis masih bisa mendapatkan beberapa moment foto. Sungguh sejuk dan sedap mata memandang  kala suasana pagi hari dengan air laut dan dedaunan pohon  yang berkilau keperakan ditimpa sinar matahari pagi.

Salah satu pemandangan dalam perjalanan dari Pelabuhan Ulee Lheue saat pagi hari  menuju Kuburan Masal Ulee Lheue  Banda Aceh Korban Tsunami Tahun 2004  (Jumat, 30 Desember 2016)

Salah satu pemandangan dalam perjalanan dari Pelabuhan Ulee Lheue saat pagi hari menuju Kuburan Masal Ulee Lheue Banda Aceh Korban Tsunami Tahun 2004 (Jumat, 30 Desember 2016)

 

Salah satu pemandangan dalam perjalanan dari Pelabuhan Ulee Lheue saat pagi hari  menuju Kuburan Masal Ulee Lheue  Banda Aceh Korban Tsunami Tahun 2004  (Jumat, 30 Desember 2016)

Salah satu pemandangan dalam perjalanan dari Pelabuhan Ulee Lheue saat pagi hari menuju Kuburan Masal Ulee Lheue Banda Aceh Korban Tsunami Tahun 2004 (Jumat, 30 Desember 2016)

D.Kisah Pilu Profesi Penguburan Massal tanpa Batu Nisan

Pada tahun 2004, bencana tsunami melanda Aceh, dan hingga kini bencana itu masih meninggalkan duka yang cukup mendalam bagi keluarga korban tsunami. Salah satu desa yang menjadi korban tsunami adalah Desa Ulee Lhue. Ini adalah desa terparah yang terkena dampak gelombang tsunami karena lokasinya yang paling dekat dengan pantai.

Akibat hantaman gelombang tsunami itu, ribuan orang di desa ini tewas menjadi korban, tidak hanya orang orang dewasa yang menjadi korban, namun juga anak anak kecil yang tidak berdosa turut menjadi korban ganasnya gelombang tsunami ini. Banyaknya korban yang tewas membuat jenazah menjadi sulit untuk dikenali satu persatu pada saat itu. Sedangkan tidak mungkin jenazah tersebut dibiarkan dalam waktu lama, untuk itu mereka harus secepatnya di makam kan. Karena itulah jenazah jenazah yang belum dikenali tersebut akhirnya di makam kan secara massal. Terhitung dalam lahan pemakaman massal itu menampung sekitar 14.264 korban jiwa, yang dikubur dalam satu liang tanpa nisan. Hanya terdapat tiang penanda dari besi yang memberitahukan dimana lokasi kuburan untuk orang dewasa dan kuburan anak anak.

Prosesi penguburan mayat secara massal pertama di wilayah Ulee Lheu tersebut, dimana lubang besar seluas 50 meter persegi dibuat untuk mengubur mayat-mayat yang sudah mulai membusuk. Prosesi penguburan massal itu dilakukan dengan ala kadarnya, karena tidak memungkinkan untuk dilakukan prosesi formal penguburan dengan mayat yang berjumlah ribuan tersebut. Saat penguburan massal pertama di wilayah Ulee Lheu tersebut, mayat-mayat yang jumlahnya sangat banyak itu langsug dimasukkan begitu saja ke lubang, dengan kondisi pakaian bahkan perhiasan lengkap seperti saat meninggalnya.

Tak ada gundukan tanah dan liang khusus seperti layaknya kuburan biasa. Apalagi nisan dengan ukiran identitas serta tanggal lahir dan meninggal. Semua tertimbun di bawah tanah rata yang kini dipenuhi dengan rumput-rumput yang menghijau.

 

E. Suasana dan Ornamen Lingkungan Makam

Meski namanya kuburan massal, tempat ini jauh dari kesan mistis dan seram. Nuansa taman justru lebih kental terasa. Rumput-rumput hijau yang terpotong rapi memenuhi area komplek makam. Pohon-pohon yang ditanam rapi tumbuh merindang. Hamparan rumput nan hijau yang tertanam di taman memberikan efek teduh pada pandangan mata. Makam Massal Ulee Lheue ini  ini sekarang berada dibawah pengawasan SUBDIN Pemakaman Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota Banda Aceh.

Kuburan Masal Ulee Lheue Korban Tsunami Tahun 2004 (Ulee Lheue Banda Aceh, Jumat 30 Desember 2016)

Kuburan Masal Ulee Lheue Korban Tsunami Tahun 2004 (Ulee Lheue Banda Aceh, Jumat 30 Desember 2016)

Pada saat peziarah akan memasuki komplek pemakaman massal ini, peziarah akan melewati pintu gerbang  berwarna hijau, dan pintu gerbang ini terdiri dari lima pintu besi dalam satu rangkaian. Pada masing masing pintu gerbang ini terdapat petikan tulisan yang di ambil dari Alquran surat Al-Anbiya ayat 35 dan apabila tulisan tersebut dirangkai menjadi satu akan terbaca: “Tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan (Al-Anbiya, 35).

Dokumentasi foto di depan pintu gerbang Kuburan Masal Ulee Lheue  Banda Aceh Korban Tsunami Tahun 2004  (Jumat, 30 Desember 2016)

Dokumentasi foto di depan pintu gerbang Kuburan Masal Ulee Lheue Banda Aceh Korban Tsunami Tahun 2004 (Jumat, 30 Desember 2016)

Sepanjang keliling komplek pemakaman dibatasi dengan pagar, setiap dinding pagar bertuliskan satu dari 99 asmaul husna, yaitu 99 nama indah yang dimiliki oleh Allah SWT.  Begitu juga saat telah berada di kawasam makam,  juga terdapat deretan Asmaul Husna sebagai pagar pembatas dengan sebuah bangunan yang tak jauh dari makam ini (Belakangan penulis baru mengetahui bahwa bangunan tersebut bangunan bekas rumah sakit yang rusak akibat gempa tsunami). Jadi, sekeliling makam, terpancang tembok yang saling terpisah dengan tulisan asmaul husna yang sekaligus berfungsi sebagai area pagar komplek kuburan seluas 15.800 meter persegi itu.

Dokumentasi foto di dekat pagar bagian dalam makam, di mana pagar tembok masing-masingnya bertuliskan satu dari 99 Asmaul Husna (Kuburan Masal Ulee Lheue  Banda Aceh, Jumat, 30 Desember 2016)

Dokumentasi foto di dekat pagar bagian dalam makam, di mana pagar tembok masing-masingnya bertuliskan satu dari 99 Asmaul Husna (Kuburan Masal Ulee Lheue Banda Aceh, Jumat, 30 Desember 2016)

Di kuburan massal ini, dimakamkan kurang lebih 14.800 korban jiwa. Jasad korban dewasa dimakamkan di sisi kanan serta sisi kiri bagian depan makam, sedangkan jasad anak-anak berada di bagian belakang sisi kiri. Di tanah pemakaman ini dibedakan menjadi makam dewasa dan anak-anak. tandanya ialah dari papan yang ada di tanah pemakaman.

Dokumentasi foto di Kuburan Orang Dewasa (Kuburan Masal Ulee Lheue  Banda Aceh, Jumat, 30 Desember 2016)

Dokumentasi foto di Kuburan Orang Dewasa (Kuburan Masal Ulee Lheue Banda Aceh, Jumat, 30 Desember 2016)

Kuburan massal ini selain ditumbuhi subur oleh rumput hijau dan pohon yang rindang, juga terdapat ornamen lain seperti tugu/monumen yang ada tulisannya. Sayang sekali apa yang tertulis pada monumen tersebut tidak jelas terbaca, mungkin tulisan luntur akibat hujan dan panas. Sedangkan ornamen lain yang menghiasi taman hanyalah berupa bebatuan yang tersebar dari berbagai ukuran, beberapa juga terdapat nisan yang dipasang.  

Dokumentasi foto di Tugu/Monumen Kuburan Masal Ulee Lheue  Banda Aceh (Jumat, 30 Desember 2016)

Dokumentasi foto di Tugu/Monumen Kuburan Masal Ulee Lheue Banda Aceh (Jumat, 30 Desember 2016)

Di dalam komplek pemakaman massal ini, tidak jauh dari pemakaman kurang lebih sekitar 50  meter masih terdapat bekas gedung RSUD Meuraxa yang sudah tidak digunakan lagi akibat bangunan yang mengalami kehancuran parah pasca bencana tsunami yang menerjangnya.

Sekarang ini bekas lokasi bangunan RSUD yang hancur parah tersebut sering digunakan oleh peziarah untuk berdoa dan berzikir bersama-sama. Saat menjelang hari raya idul fitri, lokasi pemakaman massal Ulee Lheue ini banyak dikunjungi oleh para peziarah, baik dari wisatawan maupun dari keluarga korban itu sendiri. Mereka berdoa untuk para korban bencana tsunami ini. Selain untuk berdoa, peziarah juga menabur bunga di lokasi ini.

 

F. Tujuan Wisata Religi

Tragedi Tsunami Aceh menyisakan banyak kisah yang mengharukan, sekaligus jadi bahan renungan. Dan setiap bencana biasanya diikuti perjuangan penuh kesedihan untuk menata lagi kehidupan yang mendadak berada di titik nol. Tsunami Aceh terjadi pada 26 Desember 2004, dipicu gempa bumi berkekuatan 9,3 skala Richter.  Sekitar 200.000 orang meninggal dunia karena peristiwa ini. Pemerintah Indonesia membutuhkan Rp 30 triliun untuk merekonstruksi Aceh. Tsunami. diangggap sebagai bencana sekaligus hikmah bagi bangsa Indonesia.

Kuburan Massal Ulee Lheue menjadi rumah terakhir bagi ribuan korban bencana Tsunami Aceh 2004. Tempat ini menjadi lokasi bisu Tsunami Aceh 26 Desember lalu dan bisa ditengok wisatawan. Tempat ini terbuka untuk umum. Tidak ada hal yang spesial sebetulnya namun bisa menjadi alternatif wisata reliji yang mampu mengingatkan memori akan dahsyatnya bencana tsunami. Wajar rasanya jika tempat itu belakangan dikunjungi banyak kerabat korban. Mereka membacakan doa dan surat yassin untuk korban.  Mereka yang tak tahu pasti di titik mana keluarga mereka dikuburkan seolah tak peduli. Doa demi doa tetap dialunkan dengan indah. Sebagian dari mereka bahkan sama sekali tak tahu apakah kerabat yang mereka cintai ditemukan atau bahkan tetap hilang bersama puing akibat Tsunami.

Tujuan wisata peristiwa gempa dan tsunami ini bukanlah untuk membuka kembali kesedihan dan luka lama, melainkan untuk membangkitkan semangat kita agar lebih meningkatkan keimanan Kepada Allah SWT. Sekaligus menyadarkan kita supaya lebih peduli pada lingkungan dan senantiasa meningkatkan pengetahuan tentang kebencanaan.

Dunia mengakui bahwa gempa bumi dan tsunami yang melanda Aceh tahun 2004 silam merupakan salah satu tragedi paling memilukan dalam peradaban manusia. Bencana itu tidak hanya memporak porandakan Aceh, tapi juga berdampak hingga ke berbagai negara lain, seperti India, Sri Langka, Thailand dan lainnya. Korban yang meninggal lebih dari 200 ribu jiwa.  Jadi, wajar pula bila lokasi ini kuburan ini dikunjungi oleh masyarakat untuk melakukan ziarah, baik yang datang dalam negeri dan luar negeri. Biasanya ramai pada peringatan tsunami dan hari raya. Baik hari raya Iduel Fitri maupun hari raya Iduel Adhal Kadang juga ada pengunjung dari Malaysia hingga Thailand.

 

G. Beberapa Tips 

1. Berpakaianlah yang sopan saat berkunjung ke kuburan massal ini. 

2. Sempatkan kunjungan anda untuk mendoakan para korban bencana yang dikubur disini. 

3.Pakailah topi atau payung untuk menghindari cuaca Banda Aceh yang panas. 

4.Jika ingin datang pada saat ramai peziarah, datanglah pada hari-hari mendekati bulan Ramadhan atau pada hari raya Islam.

 

 
H. Kuburan Massal Lainnya

Pada awalnya penulis menyangka bahwa kuburan massal korban gempa dan tsunami Aceh ini hanya satu, yaitu di Ulee Lheue. Ternyata tidak. Selain kuburan massal Ulee Lheue, terdapat pula beberapa kuburan massal lainnya, diantaranya adalah kuburan massal Lhoknga (Aceh Besar), kuburan massal Siron yang terdapat di Jalan Bandara Sultan Iskandar Muda, Kecamatan Ingin Jaya, Lamparo, dan Aceh Besar. Kuburan-kuburan massal ini biasanya dipadati oleh peziarah pada saat-saat menjelang perayaan Idul Fitri setiap tahunnya.

Kuburan massal yang lebih kecil juga terdapat di wilayah Lhoknga, Aceh Besar. Bedanya, kuburan massal di sana terpisah di beberapa tempat. Menurut seorang warga yang ditemui Aceh Tourism di sana, setidaknya ada enam lokasi terpisah kuburan massal di kawasan Lhoknga ini. Empat di antaranya berada di jalan Mon Ikeun-Lampuuk. Sedangkan sisanya berada tak jauh dari masjid Lhoknga. Pada setiap makam, didirikan semacam tugu kecil penanda lokasi kuburan massal.

Seperti di  Ulee Lheue, kuburan di Siron juga mirip dengan taman dengan pohon-pohon hias yang ditanam berjejar. Bedanya, luas dan jumlah korban yang dimakamkan di Siron lebih banyak  dibanding kuburan massal Ulee Lheue

 

I. Penutup

Wisata ke kuburan massal Ulee Lheue ini sangat sayang untuk dilewatkan, disana Anda dapat turut berdoa dan menabur bunga serta juga akan lebih mengingatkan Anda kepada Sang Pencipta. Jangan lewatkan tempat satu ini!

 

Referesni

Tersedia ” Di Padang Rumput ini Korban Tsunami Beristirahat” http://m.metrotvnews.com/read/2014/12/27 Diakses Selasa 31 Januari 2017 Jam 10.35

Tersedia “12 Tahun Tsunami Aceh Pemandangan Pilu di Kuburan Massal Ulee Lheue”  http://lifestyle.okezone.com/read/2016/12/27/ Diakses Selasa 31 Januari 2017 Jam 10.36

Tersedia “12 Tahun Tsunami Warga Aceh Padati Kuburan Massa”  https://m.tempo.co/read/news/2016/12/26/Diakses Selasa 31 Januari 2017 Jam 10.32

Tersedia “Kisah Mistis Fotografer Liput Tsunami Aceh” https://m.merdeka.com/piala-dunia/ Diakses Selasa 31 Januari 2017 Jam 10.46

Tersedia “Kuburan Massal Ulee Lheue” https://heliafitrah.wordpress.com/wisata/ Diakses Rabu 1 Februari 2017 Jam 05.35

Tersedia “Kuburan Massal Ulee Lheue” http://jalan2.com/objek-wisata/detail/ Diakses Rabu 1 Februari 2017 Jam 05.55

Tersedia ” Menziarahi Makam Tanpa Nisan” http://www.acehtourism.info/id/ Diakses Selasa 31 Januari 2017 Jam 10.34

Tersedia “Ziarah ke Makam Massal Ulee Lheue” http://jadiberita.com/ Diakses Rabu 1 Februari 2017 Jam 05.48

FacebookTwitterGoogle+Share

2 Responses to Mengunjungi  Kuburan Massal  Ulee Lheue Korban Tsunami Aceh 2004

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Tulisan Terkini
Buku Pegangan Siswa
Diktat Ekonomi SMA/MA

Bagaimana menurut pendapat Anda tentang website Fitriany Gustariny ini?

Lihat Hasil Jajak Pendapat

Loading ... Loading ...

Laporan Karya Inovatif
Berita Lainnya
LITERASI "MENGENAL RUMAH ADAT NAGARI BALIMBING (9): RUMAH BENDANG DT.
Rumah Adat Dt.Guguak Simabua Balimbing
Rumah Adat Dt.Guguak Simabua Balimbing
Rumah Adat Dt.Guguak Simabua Balimbing Rumah Adat Suku Simabua Gug
Rumah Adat Dt.Bagindo Basa Kinawai Nagari Balimbing
Rumah Adat Dt.Bagindo Basa Kinawai Nagari Balimbing
Rumah Adat Dt.Bagindo Basa Kinawai Nagari Balimbing Ini satu lagi
Rumah Adat Dt.Rajo Mangkuto Balimbing
Rumah Adat Dt.Rajo Mangkuto Balimbing
Rumah Adat Dt.Rajo Mangkuto Balimbing Rumah adat adalah bangunan y
Rumah Adat Dt.Cumano Kinawai Nagari Balimbing
Rumah Adat Dt.Cumano Kinawai Nagari Balimbing
Rumah Adat Dt.Cumano Kinawai Nagari Balimbing Sudah pernahkan Anda

Temukan Kami di Facebook

Pencarian

       

.

Galeri Foto
Klik Slideshow di bawah untuk
melihat Galeri Foto secara lengkap
20150203_121026-1.jpg
20150203_121051-1.jpg
IMG_39759949695819.jpeg
20131120_110407-1.jpg
20131120_110424-1.jpg
20131219_140230.jpg
Cerita Bergambar
Kalender
April 2024
S M T W T F S
31 1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30 1 2 3 4
Channel Youtube