Daftar Tulisan
Arsip Tulisan
Statistik Kunjungan
  • 311682Total Pengunjung:
  • 9Hari ini:
  • 123Kemarin:
  • 1Online:
Buku Tamu
Panel Login

Selamat Datang di www.FitrianyGustariny.com || Website Pribadi Ir. Fitriany Febby Adiana Gustariny, SE, MP, M.Pd.E (Guru SMA Negeri 2 Rambatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat)

Kumpulan Berita UKG : Meskipun Pro Kontra, namun Berita Seputar UKG Perlu Diketahui Guru

A. Pengantar

Banyak Pro Kontra tentang seputar UKG, misalnya  1) apakah tepat kualitas guru hanya melaui tes yang sifatnya kognitif atau uji pengetahuan. Bukankah UKG itu hanya mengukur pengetahuan. Pengetahuan tentang materi ajar, metode dan pengetahuan tentang sikap itu tidak mencerminkan sosok guru seutuhnya; 2) Kalau tujuan UKG hanya pemetaan, mengapa tidak dipakai data UKG Tahun 2012? Jika pola UKG tahun ini dilakukan dengan pola yang sama, tidakkah ini hanya menghamburkan uang negara; 3) Bisakah melihat kompetensi guru hanya dengan memakai komputer? Padahal, untuk melihat kompetensi guru bukan dari bisa dan tidak guru memakai komputer; 4) Benarkah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyambut baik ide sejumlah kalangan yang meminta pemerintah mengirimkan hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) ke sekolah dan orang tua siswa? Kalau benar demikian UKG ini untuk mengangkat derajat guru  atau untuk mempermalukan guru?; 5) Benarkah guru yang nilainya di bawah standar kompetensi (pada tahun ini 5,5) akan mengikuti pelatihan. Sementara, guru yang nilainya di atas standar atau yang mencapai nilai sempurna akan dijadikan mentor; 6) Benarkah UKG ini terkait dengan tunjangan sertifikasi, dan masih banyak berita-berita lainnya. Namun, entah benar entah tidak, namun yang jelas sebagai guru yang mau maju dan mengikuti perkembangan, mau tidak mau, suka atau tidak suka, meskipun pro kontra namun berita-berita tersebut harus diketahui oleh guru. Mengapa demikian? Ya, jadikan semua berita tersebut (baik berita yang enak dibaca atau berita yang tidak enak untuk dibaca) gunanya sebagai pemicu diri kita agar lebih giat untuk meningkatkan kompetensi kita sebagai guru, sehingga kita tidak dengan begitu mudahnya dilecehkan oleh orang lain. Nah, di bawah ini ada beberapa berita website yang sempat penulis arsipkan, semogs berita-berita tersebut ada manfaatnya buat kita (meskipun berita tersebut tak mengenakkan bagi kita selaku guru). Yuk, kita ambil saja sisi positifnya.

 

B. Berita dari  Website jogja.tribunnews.com: UKG Usulkan Jadi Penentu Sertifikasi Guru

(Jumat, 6 November 2015 22:25, Laporan Reporter Tribun Jogja, M Resya Firmansyah)

Seperti diketahui, UKG dilaksanakan untuk memetakan kemampuan guru se-Indonesia. Pemerhati Pendidikan, Dr Joko Riswanto MPd menilai, pelaksanaan UKG merupakan upaya pemerintah dalam menengok kemampuan tenaga pendidiknya. Nantinya, hasil dari pemetaan ini dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. “Semisal nantinya Kemendikbud akan menerapkan suatu kebijakan yang itu berkaitan dengan skill dari guru, tentu data hasil dari pemetaan UKG akan membantu,” jelas Joko, sapaan akrabnya pada Jumat (6/11). Dia menambahkan, untuk jangka panjang, UKG dapat diproyeksikan sebagai ujian penentu untuk guru supaya mendapat sertifikasi.

 

C. Berita dari Website m.solopos.com: Disdikpora: Ujian Kompetensi Guru Disdikpora Hasil UKG 2015 Tak Pengaruhi Tunjangan

(Jumat, 30/10/2015, oleh Septhia Ryanthie)

Hasil pelaksanaan Ujian Kompetensi Guru (UKG) tahun ini dipastikan tidak akan berpengaruh terhadap tunjangan sertifikasi guru. Jajaran Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Solo menyatakan kesiapan pelaksanaan UKG tersebut, baik dari guru maupun tempat ujian kompetensinya (TUK). Sebagaimana arahan dari pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kepala Disdikpora Solo, Etty Retnowati, mengatakan, berdasarkan petunjuk pemerintah pusat, tidak ada standar tertentu dalam UKG tersebut. Sebab menurutnya, dilaksanakannya UKG ibarat general check up bagi para guru, yakni untuk mengetahui kompetensi guru, sehingga tidak ada pula standar kelulusan dan UKG tidak terkait dengan pemberian tunjangan profesi. “SampaI sejauh ini Pak Dirjen [Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Ditjen GTK Kemendikbud] mengatakan [UKG] tidak ada hubungannya dengan tunjangan profesi. Penyelenggaraan UKG ini untuk pemetaan dalam rangka melihat potensi dan kelemahan guru. Jika hasilnya ternyata kurang, nantinya bisa direncanakan program dalam upaya peningkatan kompetensi masing-masing guru tersebut,” ujarnya ketika ditemui wartawan di kantornya, Jumat (30/10/2015)

 
D. Berita dari Website  m.antaranews.com: Kemdikbud Nyatakan UKG Angkat Derajat Guru

(Senin, 26 Oktober 2015 07:49 WIB, Pewarta: Indriani)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menyatakan Uji Kompetensi Guru (UKG) bukan untuk mempermalukan, tetapi justru mengangkat derajat guru. “UKG bukan untuk mempermalukan guru, tetapi justru mengangkat derajat guru dan meningkatkan kompetensi guru,” ujar Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Sumarna Surapranata di Jakarta, Senin. Pernyataan itu sekaligus membantah apa yang disampaikan oleh Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistyo yang keberatan jika hasil kompetensi tersebut dipublikasikan karena berpotensi untuk merendahkan guru, terutama jika nilainya di bawah standar. Publikasi itu akan meruntuhkan kepercayaan orang tua pada guru bersangkutan. Dirjen Sumarna menambahkan setelah dilakukan UKG, maka guru yang nilainya di bawah standar kompetensi (pada tahun ini 5,5) akan mengikuti pelatihan. Sementara, guru yang nilainya di atas standar atau yang mencapai nilai sempurna akan dijadikan mentor. “UKG akan dilangsungkan setiap tahunnya, untuk mendapatkan angka tertentu. Targetnya pada 2019 adalah delapan,” jelas dia. Pada tahun ini, UKG akan berlangsung pada 9-27 November. UKG akan diikuti sekitar 2.949.110 guru baik guru yang mempunyai sertifikasi pendidik maupun guru yang belum bersertifikat pendidik, baik PNS maupun guru honorer.UKG akan dilaksanakan dengan dua cara, yaitu dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring). Hanya 36 dari 520 kabupaten/kota yang tidak melaksanakan UKG secara luring.Kemdikbud juga menyiapkan 200 paket soal untuk 200 mata pelajaran program keahlian. Waktu pelaksanaan tiap guru hanya berlangsung dalam satu hari, tepatnya selama 120 menit, pilihan ganda dengan jumlah soal 60-100 soal. Dalam satu hari, terdapat tiga gelombang UKG. Setelah UKG, akan dilakukan pendidikan dan pelatihan bagi guru.”Soal-soal yang diberikan pada UKG, dibuat dengan pendekatan kualitas oleh dosen, industri, ahli pengukuran hingga Widyaiswara,” katanya. Disinggung mengenai persiapan UKG, dia menambahkan persiapannya hampir mencapai 100 persen. 

 

E. Berita dari  www.sekolahdasar.net: PGRI Keberatan Hasil UKG 2015 Dipublikasikan

(21 Oktober 2015)

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) keberatan jika hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) yang digelar November mendatang dipublikasikan. Pihaknya menyarankan supaya hasil UKG 2015 hanya disampaikan kepada pihak yang berkepentingan seperti kepala sekolah. “Kalau seorang guru hasil UKG nilainya 32 dan diketahui orangtua murid maka akan mengurangi kepercayaan orangtua murid kepada guru. Ini juga akan mempermalukan guru itu sendiri,” kata Ketua Umum PB PGRI Sulistiyo yang  kutip dari Republika (21/10/15). Sulistiyo mengatakan, UKG tidak menentukan tingkat kualitas seorang guru. Ujian melalui UKG sulit untuk mengukur kinerja guru. Apalagi, sekarang guru honorer diwajibkan mengikuti UKG. Menurutnya hal ini patut dipertanyakan karena selama ini guru honorer tidak pernah mengikuti pelatihan dan pembinaan. “Guru honorer hanya dibayar dua ratus sampai tiga ratus ribu, sangat minim, tidak manusiawi. Guru honorer juga tak pernah diberi pelatihan, mengapa tiba-tiba mau disuruh ikut UKG,” kata Sulistiyo. UKG tidak mampu menggambarkan kemampuan guru secara utuh. UKG dinilai tidak bisa digunakan untuk menguji kepribadian guru sebab yang diujikan hanya kemampuan pedagogik dan profesionalitas saja. Sulistiyo mencontohkan, ada seorang guru yang cara mengajarnya bagus dan murid-murid senang jika dia yang mengajar. Masyarakat sekitar juga menghargai guru tersebut

Sebelumnya, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemendikbud, Sumarna Surapranata mendukung ide sejumlah kalangan yang meminta pemerintah mengirimkan hasil UKG 2015 ke sekolah dan orang tua siswa. Agar guru serius mengikuti UKG 2015. “Sampaikan saja ke siswa atau ke orang tua. Supaya mereka juga tahu, ini memang sekolahnya bagus. Ini perlu didororng. Buktinya di sini tadi ada yang bilang ikut UKG tidak serius. Guru asal-asalan karena tidak ada pengaruhnya (ke TPG),” kata Sumarna.

 

F. Berita dari Website www.situsguru.com: Kemendikbud Menetapkan, Nilai Standar Minimal UKG 55

(16 Okrober  2015)

Guru harus mempersiapkan diri menjelang pelaksanaan uji kompetensi guru (UKG). Meskipun tidak ada ketentuan lulus dan tidak lulus, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menetapkan nilai standar minimal 55 (5,5). Guru yang memperoleh nilai di bawah 55, akan mendapatkan pelatihan khusus. Sekretaris Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud Nurzaman menjelaskan, UKG sama sekali tidak berdampak pada pemberian tunjangan profesi guru. “UKG kita jadikan pemetaan untuk pelatihan-pelatihan guru secara berkelanjutan,” katanya di Jakarta kemarin (15/10). Nurzaman mengatakan jumlah guru peserta UKG mencapai 3 juta orang. Ujian khusus untuk guru ini rencananya digelar 9-27 November. UKG dilaksanakan dengan berbasis komputer (computer based test/CBT) dan ujian manual menggunakan kertas. Khusus untuk UKG berbasis ujian kertas, dilaksanaka pada 24 November. Menurut Nurzaman UKG ini digunakan sebagai pemetaan kompetensi guru. Acuannya adalah pada nilai standar minimal yang sudah ditetapkan 55. “Total nanti ada sepuluh kelompok hasil penilaian UKG. Mulai dari kelompok dengan nilai terendah hingga tertinggi,” jelas dia.

Kelompok guru yang ada di bawah 55 akan mendapatkan pelatihan khusus. Supaya mereka bisa meningkatan kompetensi. Sebaliknya bagi guru-guru yang mendapatkan nilai tinggi, disiapkan sebagai instruktur guru-guru dengan nilai rendah.

 
Kepala Subdit Perencanaan Kebutuhan Guru, Peningkatan Kualifikasi, dan Komptensi Ditjen GTK Santi Ambarukmi menuturkan total mata ujian di UKG nanti ada 200 mata pelajaran. “Mulai dari SD, SMP, hingga SMA dan SMK,” katanya. Santi menjelaskan materi UKG dibedakan di setiap jenjang pendidikan. Jadi meskipun sama-sama guru Bahasa Indonesia, materi ujiannya berbeda-beda antara guru SD, SMP, SMA, atau SMK. Dengan cara ini Kemendikbud optimis nilai rata-rata UKG tahun ini lebih baik dibandingkan dengan UKG pada 2012 lalu. Santi juga mengatakan UKG 2012 lalu hanya untuk guru-guru yang akan mengikuti sertifikasi saja. “Tetapi UKG tahun ini untuk semua guru,” jelas dia.

Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistyo mengatakan pelaksanaan UKG 2015 tidak akan berjalan efektif. “Kalaupun digunakan untuk pemetaan, kenapa kok tidak menggunakan data hasil UKG 2012 lalu,” kata dia. Menurut Sulistyo Kemendikbud selama ini belum melaksanakan pembinaan guru berdasarkan hasil UKG 2012. Dia khawatir nasib nilai hasil UKG 2015 ini sama dengan UKG yang sudah dijalankan sebelumnya. Terkait dengan urusan pembinaan kompetensi guru, Sulistyo mengatakan Kemendikbud bisa melakukan kerjasama dengan organisai profesi guru. 

 
G. Berita dari Website nasional.sindonews.com: Memprihatinkan, Ada Guru Hanya Bisa Jawab Satu Soal Ujian

(Dita Angga Rusiana, Rabu,  14 Oktober 2015 – 10:52 WIB)

Kualitas guru di Indonesia dinilai masih memprihatinkan. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat kompetensi guru saat ini. Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sumarna Surapranata mengatakan, kompetensi guru salah satunya dapat dilihat dari gambaran hasil uji kompetensi guru (UKG). Dia mengatakan sangat sedikit guru yang memperoleh nilai yang baik dalam UKG.“Hasil uji kompetensi awal (UKA) dan uji kompetensi guru (UKG) 2012-2014 hanya 192 orang  guru yang memiliki skor 90-100. Sedangkan lebih dari 1,3 juta guru memiliki skor dibawag 60,” kata dia saat mengunjungi Kantor KORAN SINDO di Gedung SINDO, Jakarta, Selasa 13 Oktober 2015. Seperti diketahui total guru yang ada saat ini sebanyak 3.015.315 orang terdiri atas 282.671 guru TK, 1.640.138 guru SD, 583.115 guru SMP,268. 115 guru SMA, 268.115 guru SMA, 15.287 guru SLB. Sebanyak 1.677.365 berstatus pegawai negeri sipil (PNS), 523.471 orang berstatus guru tetap yayasan, 717 guru tidak tetap, 91.963 honor daerah, 5.259 guru bantu. Ironinya dari hasil uji kompetensi tersebut ditemuka skor guru bergelar doktor kalah dengan yang hanya lulusan SMA.  Padahal guru ini tetap menerima tunjangan profesi. “Mereka ini dapat tunjangan profesi tapi kompetensinya seperti ini. Guru SD lulusan SMP masih ada nilainya 30. Lebih baik dari guru gelarnya yang gelarnya master karena nilainya di bawah 10,” paparnya.Dia menceritakan saat melakukan uji kompetens kepada 1,1 juta calon guru, namun hasilnya tidak kalah memprihatinkan. Sumarna mengungkapkan ada guru yang hanya mampu menjawab satu dari 40 soal. “Ini sebuah fakta. Ada guru fisika yang berhasil menjawab satu dari 40 soal yang ada. Ini terjadi di beberapa mata pelajaran,” kata dia. Dia menambahkan meskipun kompetensi para guru ini rendah namun mereka tetap mengajar di beberapa daerah. Padahal guru memiliki pengaruh 30% keberhasilan siswa. “Apakah mereka tetap jadi guru? Jawabannya iya. Mereka mengajar di sekolah yang bergaji kecil. Mereka tidak ada pilihan. Mereka punya ijazah tidak pernah dites,” ungkapnya. Bahkan dari tingkat penddikan masih ditemui guru yang belum sarjana atau minimal strata satu (S1). Padahal salah satu prasarat menjadi guru adalah lulusan sarjana.“Ada guru SD lulusan SD juga. Ini kan jeruk makan jeruk. Itu masih ada,” pungkasnya. Ditambah lagi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang bermutu sangat sedikit.  Banyak LPTK swasta tang bermasalah dan berkualitas rendah menyebabkan kualitas guru juga rendah. “Setidaknya ada 342 LPTK bermasalah. Ini perlu kita kendalikan,” ujar dia. Dia menegaskan pemerintah terus berupaya memperbaiki kualitas guru. Di antara perbaikan rekrutmen bagi penerimaan baru.  Disamping itu perbaikan regulasi berkaitan dengan guru dan tenaga kependidikan. “Kita akan membuat skema insentif bagi guru seperti pemberian beasiswa, tunjangan belajar dan simposium. Lalu juga pembinaan karier, kerja sama implementasi kebijakan dnegan pemda, dunia industri, organisasi profesi dan pelibatan publik. Lalu pengembangan layanan infomasi terpadu bagi,” tuturnya.

 
H. Berita dari Website www.sekolahdasar.net: Hasil UKG Tahun Ini Akan Dikirim Ke Orang Tua Siswa”

(12 Oktober 2015)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyambut baik ide sejumlah kalangan yang meminta pemerintah mengirimkan hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) ke sekolah dan orang tua siswa. UKG yang diikuti seluruh guru ini akan dilaksanakan antara tanggal 9 sampai 27 November 2015. Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemendikbud, Sumarna Surapranata mengatakan ada sejumlah guru yang tidak serius mengikuti UKG tahun ini. Sebab, UKG tidak berpengaruh terhadap Tunjangan Profesi Guru (TPG).  “Sampaikan saja ke siswa atau ke orang tua. Supaya mereka juga tahu, ini memang sekolahnya bagus. Ini perlu didororng. Buktinya di sini tadi ada yang bilang ikut UKG tidak serius. Guru asal-asalan karena tidak ada pengaruhnya (ke TPG),” kata Sumarna yang  kutip dari JPNN (12/10/15). Dia mengatakan hasil UKG tahun lalu nilainya cukup rendah, nilai rata-rata UKG secara nasional hanya 42. Dari sekitar 1,6 juta guru yang mengikuti UKG, hanya ada 192 guru yang mendapatkan rentang nilai 90-100. Program sertifikasi dan pemberian TPG belum sejalan dengan kompetensi guru. TPG yang diterima guru tidak disertai peningkatan kualifikasi atau kompetensi mengajar. Seharusnya hubungannya, kelulusan uji sertifikasi, peningkatan kesejahteraan, serta peningkatan kualitas dan profesionalisme.

 

I. Berita dari Website  www.pendidikanguru.com: Hasil UKG Tidak Bisa Dijadikan Potret Kompetensi Guru

(5 Agustus 2015)

Sebagaimana yang telah diberitakan di berbagai media beberapa hari yang lalu bahwasanya Pemerintah akan menyelenggarakan uji kompetensi bagi seluruh guru di tanah air di tahun 2015 ini. Hal tersebut dilakukan Pemerintah untuk mengetahui berbagai permasalahan yang terjadi pada guru terkait dengan kompetensinya dalam melakukan kegiatan belajar dan mengajar dikelas. Namun langkah Pemerintah terkait penyelenggaraan UKG menuai komentar dari berbagai pengamat pendidikan ditanah air karena dinilai tidak cukup efektif dan hanya akan mengahabiskan anggaran saja. Pemerintah diminta mengevaluasi uji kompetensi guru (UKG). Hasil UKG dinilai masih bias lantaran guru masih gagap teknologi (gaptek) dan dilakukan tanpa standar jelas.

Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Rochmat Wahab mengatakan guru yang diwajibkan ikut UKG harus diuji dengan komputer. Karena itu, data UKG akan bias jika guru yang mengikuti UKG tidak terampil memakai komputer. ”Hasil ujian tidak bisa dijadikan potret kompetensi guru,” katanya saat dihubungi KORAN SINDO kemarin. Rochmat juga mempertanyakan parameter seperti apa yang diujicobakan pada guru dalam UKG. Jika ingin melihat kompetensi guru, tesnya harus dibedakan antara tes pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Dia memandang, UKG sebelumnya dilakukan tanpa ada standar pengukuran yang jelas sehingga hasilnya juga dikatakan bias. Selain itu, tesnya tidak hanya sekedar teori menjawab soal di depan komputer. Misalnya tes pedagogik yang ingin mengukur kompetensi untuk memahami peserta didik semestinya diuji dengan tes teori dan praktik. Guru Besar Bidang Pendidikan UNY ini bahkan menyerukan, jika pola UKG tahun ini dilakukan dengan pola yang sama, hanya menghamburkan uang negara. Selain itu Rochmat juga menekanka, tidak perlu 3 juta guru mengikuti UKG. Cukup guru yang belum ikut UKG yang diwajibkan. “Sekarang mau dilihat apanya. Apa yang sekarang (UKG) sudah terstandar sehingga 3 juta guru perlu diuji semuanya. Saya anggap ini pemborosan jika tesnya sama saja”, ungkapnya.

Rektor UNJ Djaali menjelaskan kelemahan UKG adalah hasilnya yang  bias karena banyak guru yang gaptek dengan komputer. Dia menganggap, jangan-jangan yang Kemdikbud lihat dari UKG adalah kemapuan guru mengunakan teknologi informatika daripada kompetensi. Padahal, untuk melihat kompetensi guru bukan dari bisa dan tidak guru memakai komputer.Dia menjelaskan, jika melihat dari peraturan perundang-undangan, kompetensi guru memang dilihat dari pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial. Namun, Djaali memandang, agak sulit jika hanya melihatnya dari tes tertulis. Dia menyarankan, harus ada penilaian dari rekan sejawat dan atasan langsung guru tersebut. “Karena yang dinilai itu bagaimana kompetensinya dalam praktik kerja”Tidak hanya pengetahuan potensial, namun juga cerminan sikap dan perilakunya sehari-hari”, katanya

Sementara itu, pengamat pendidikan Universitas Paramadina Mohammad Abduhzen menyatakan, harapan yang dinanti dari pemerintah adalah ada tujuan yang jelas dan spesifik apa yang ingin diketahui dari UKG tersebut. Selain itu, juga bagaimana tindak lanjut dari data yang diperoleh. Dia berpendapat, jika sekedar ingin mengetahui situasi dan kondisi guru secara umum, kiranya cukup dengan hasil UKG sebelumnya yang diterapkan bagi 1,6 juta guru saja. Abduhzen menambahkan, Kemendikbud tidak pernah mempublikasikan ada upaya perbaikan bagi guru secara individual. Memang agak sulit memetakan kualitas guru hanya melaui tes yang sifatnya kognitif atau uji pengetahuan.”UKG itu hanya mengukur pengetahuan. Pengetahuan tentang materi ajar, metode dan pengetahuan tentang sikap itu tidak mencerminkan sosok guru seutuhnya (sumber www. koran-sindo.com)

 
Sumber

Tersedia ” Hasil UKG Tahun Ini  Akan Dikirim Ke Orang Tua Siswa” http://www.sekolahdasar.net/Diakses Minggu 8 November 2015 Jam 12.45

Tersedia “Hasil UKG Tidak Bisa Dijadikan Potret Kompetensi Guru Karena…” http://www.pendidikanguru.com/index.php/2015/08/05/ Diakses Minggu 8 November 2015 Jam 12.20 WIB

Tersedia” Kemendikbud Menetapkan, Nilai Standar Minimal UKG 55″ http://www.situsguru.com/ Diakses Minggu 8 November 2015 Jam 12.55 WIB

Tersedia ” Kemendikbud Nyatakan UKG Angkat Derajat Guru” http://m.antaranews.com/ Diakes Minggu 8 November 2015 Jam 10.45 WIB

Tersedia “Memprihatinkan, Ada Guru Hanya Bisa Jawab Satu Soal Ujian” http://nasional.sindonews.com/ Diakses Minggu 8 November 2015 Jam 10.55 WIB

Tersedia “PGRI Keberatan Hasil UKG 2015 Dipublikasikan” http://www.sekolahdasar.net/ Diakaes Minggu 8 November 2015 Jam 12.30 WIB

Tersedia ” Ujian Kompetensi Guru Disdikpora: Ujian Kompetensi Guru Disdikpora Hasil UKG 2015 Tak Pengaruhi Tunjangan” http://m.solopos.com/2015/10/30/ Diakses Minggu 8 November 2015 Jam 10.10 WIB

Tersedia “UKG Usulkan Jadi Penentu Sertifikasi Guru” http://jogja.tribunnews.com/2015/11/06/ Diakses Minggu 8 November 2015 Jam 13.10 WIB

FacebookTwitterGoogle+Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Tulisan Terkini
Buku Pegangan Siswa
Diktat Ekonomi SMA/MA

Bagaimana menurut pendapat Anda tentang website Fitriany Gustariny ini?

Lihat Hasil Jajak Pendapat

Loading ... Loading ...

Laporan Karya Inovatif
Berita Lainnya
LITERASI "MENGENAL RUMAH ADAT NAGARI BALIMBING (9): RUMAH BENDANG DT.
Rumah Adat Dt.Guguak Simabua Balimbing
Rumah Adat Dt.Guguak Simabua Balimbing
Rumah Adat Dt.Guguak Simabua Balimbing Rumah Adat Suku Simabua Gug
Rumah Adat Dt.Bagindo Basa Kinawai Nagari Balimbing
Rumah Adat Dt.Bagindo Basa Kinawai Nagari Balimbing
Rumah Adat Dt.Bagindo Basa Kinawai Nagari Balimbing Ini satu lagi
Rumah Adat Dt.Rajo Mangkuto Balimbing
Rumah Adat Dt.Rajo Mangkuto Balimbing
Rumah Adat Dt.Rajo Mangkuto Balimbing Rumah adat adalah bangunan y
Rumah Adat Dt.Cumano Kinawai Nagari Balimbing
Rumah Adat Dt.Cumano Kinawai Nagari Balimbing
Rumah Adat Dt.Cumano Kinawai Nagari Balimbing Sudah pernahkan Anda

Temukan Kami di Facebook

Pencarian

       

.

Galeri Foto
Klik Slideshow di bawah untuk
melihat Galeri Foto secara lengkap
20150203_121026-1.jpg
20150203_121051-1.jpg
IMG_39759949695819.jpeg
20131120_110407-1.jpg
20131120_110424-1.jpg
20131219_140230.jpg
Cerita Bergambar
Kalender
September 2023
S M T W T F S
27 28 29 30 31 1 2
3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28 29 30
Channel Youtube