Catatan Persiapan UKG 27 Materi dan Soal: Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran Kurikulum 2013
A. Meteri
Produk-produk hukum kurikulum 2013 mengarahkan agar pembelajaran terpusat kepada siswa, di mana dengan pembelajaran-pembelajaran yang ditekankan pada kurikulum ini( seperti pembelajaran dengan 5M), siswa diarahkan untuk aktif. Siswa belajar “acting”, dan guru mengarahkan sehingga pengetahuan yang diperoleh bukan dari menghapal, tetapi dari sebuah proses pencarian dan menemukan sendiri tentang pengetahuan tersebut. Pembelajaran dengan 5M melatih siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan datam memahami isu, dan memecahkan masalah. Dengan tahapan ini sangat jelas bahwa pembelajaran pada kurikulum 13 ini adalah pembelajaran yang mengembangkan level kognitif tingkat tinggi. Selain itu pada kurikulum 13 ini, pembelajaran memusatkan pada proses dan hasil , sehungga penilaian authentik sangat berperan di sini. Melihat penjabaran di atas, ternyata hal-hal yang telah disebutkan di atas semuanya ada pada pembelajaran kontekstual. Jadi tak salah kalau penulis mengatakan Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran Kurikulum 2013. Apa benar begitu? Nah, untuk lebih jelasnya mari sama-sama kita bahas seluk beluk pembelajaran kontekstual ini.
1. Pengertian Pembelajaran Kontekstual
Menurut Suprijono (2013:79-80) bahwa pembelajaran kontekstual atau ” Contextual Teaching and Learning” (CTL) merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat. Pembelajaran kontekstual juga dikenal dengan “experiental learning, real world education, active learning, dan learned centered instruction”.
2. Asumsi Pembelajaran Kontekstual
Menurut Suprijono (2013: 80) bahwa asumsi pembelajaran kontekstual adalah….
a. Belajar yang baik adalah jika peserta didik terlibat secara pribadi dalam pengalamannya
b. Pengetahuan harus ditemukan peserta sendiri agat mereka memiliki arti atau dapat membuat distingsi berbagai perilaku yang mereka pelajari
c. Peserta didik harus meemiliki komitmen terhadap belajar dalam keadaan paling tinggi dan berusaha secaracaktif untuk mencapainya dalam kerangka kerja tertentu
3. Prinsip Pembelajaran Kontekstual
Menurut Suprijono (2013:80-81) mengemukakan bahwa ada tiga prinsip pembelajaran kontekstual, yaitu:
a.Saling ketergantungan
Prinsip saling ketergantungan merumuskan bahwa kehidupan ini merupakan suatu sistem. Lingkungan belajar merupakan sistem yang mengintegrasikan berbagai komponen pembelajaran dan komponen tersebut saling mempengaruhi secara fungsional. Berdasarkan prinsip itu dalam belajar memungkinkan peserta didik membuat hubungan makna. Peserta didik mengidentifikasi hubungan yang menghasilkan pemahaman-pemahsmsn baru. Berdasarkan prinsip itu pula peserta didik harus bekerja sama menemukan persoalan, merancang rencana, dan mencari pemecahan masalah. Bekerja sama akan membantu peserta didik mencapai keberhasilan, mengingat setiap peserta didik mempunyai kemampuan berbeda dan unik.
b. Diferensiasi
Diferensiasi merujuk pada entitas-entitas yang beraneka ragam dari realitas kehidupan sekitar peserta didik. Keanekaragaman mendorong berpikir kritis peserta didik untuk menemukan hubungan antara entitas-entitas yang beraneka ragam itu. Peserta didik dapat memahami makna bahwa perbedaan itu rahmat.
c. Pengaturan Diri
Prinsip ini mendorong pentingnya peserta didik mengeluarkah seluruh potensi yang dimilikinya. Ketika peserta didik menghubungkan materi akademik dengan konteks keadaan pribadi mereka, peserta didik terlibat dalam kegiatan yang mengandung prinsip pengaturan diri. Peserta didik menerima tanggung jaeab atas keputusan dan perilaku mereka sendiru, memilih alternatif, membuat pilihan, mengembangkan rencana, menganalisis informasi dan secara kritis menilai bukti.
4. Perbedaan Pembelajaran Tradisional dengan Pembelajaran Kontekstual
Blanchard dalam Suprijono (2013:83) membandingkan pola pembelajaran tradsional dan kontekstual sebagai berikut:
a. Pada Pembelajaran Tradisional menyandarkan pada hafalan, sedangkan pada pembelajaran kontekstual menyandarkan pada memori spasial
b. Pada pembelajaran tradisional berfokus pada satu bidang (disiplin), sedangkan pada pembelajaran kontekstual mengintegrasikan berbagai bidang (disiplin) atau multidisiplin
c. Pada pembelajaran tradisional nilai informasi bergantung pada guru, sedangkan pada pembelajaran kontekstual nilai informasi berdasarkan kebutuhan peserta didik
d. Pada pembelajaran tradisional memberikan informasi kepada peserta didik, sedangkan pada pembelajaran kontekstual menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa
e. Pada pembelajaran tradisional penilaian hanya untuk akademik formal berupa ujian, sedangkan pada pembelajaran kontekstual penilaian autentik melalui penerapan praktis pemecahan problem nyata.
5. Strategi Pembelajaran Kontekstual
Berdasarkan “Center of Occupational Research and Development (CORD)” dalam Suprijono (2013:83-84) bahwa penerapan strategi pembelajaran kontekstual sebagai berikut:
a. “Relating”, belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman nyata. Konteks merupakan kerangka kerja yang dirancang guru untuk membantu peserta didik agar yang dipelajari bermakna
b. “Experiencing”, belajar adalah kegiatan “mengalami”, peserta didik berproses secara aktif dengan hal yang dipelajari dan berupaya melakukan eskplorasi terhadap hal yang dikaji, berusaha menemukan dan menciptakan hal baru dari apa yang dipelajarinya
c.”Applying”, belajar menekankan pada proses mendeminstrasikan pengetahuan yang dimiliki dalam konteks dan pemanfaatanya
d. “Cooperating”, belajar merupakan proses kolaboratif dan kooperatif melalui belajar kelompok, komunikasi interpersonal atau hubungan intersubjektif
e. “Transfering”, belajar menekankan pada terwujudnya kemampuan memanfaatkan pengetahuan dalam situasi atau konteks baru
6. Tahapan Pembelajaran Kontekstual
Menurut Zahorik dalam Suprijono (2013:84) adapun urutan-urutan pembelajaran kontekstual adalah:
a. Activating Knowledg
b. Acquiring Knowledge
c. Understanding Knowledge
d. Applying Knowledge
e. Reflecting Knowledge
7. Komponen Pembelajaran Kontekstual
Menurut Suprijono (2013:85-88) ada 7 (tujuh) komponen pembelajaran kontekstual, yaitu:
a. Konstruktivisme
Belajar berdasarkan konstuktivisme adalah “mengkonstruksi” pengetahuan. Pengetahuan dibangun melalui proses asimilasi dan akomodasi (pengintegrasian pengetahuan baru terhadao struktur kignotif yang sudah ada dan penyesuaian struktur kognitif dengan informasi baru) maupun dialektika verfikir ” thesa-antithesa”. Proses konstruksi pengetahuan melibatkan pengembangan logika deduktif-induktif-hipotesis verifikasi. Belajar dalam konteks konstruktivistik berangkat dari kenyataan bahwa pengetahuan itu terstruktur. Pengetahuan merupakan jalinan secara integratif dan fungsional dari konsep-pendukung. Belajar dalam konstruktivisme menekankan pada pertanyaan “mengapa”.
b. Inquiry
Kata kunci pembelajaran kontekstual salah satunya “penemuan”. Belajar penemuan menunjuk pada proses dan hasil. Belajar penemuan melibatkan peserta didik dalam keseluruhah proses metode keilmuwan sebagai langkah sistemik menemukan pengetahuan baru atau memferivikasi pengetahuan lama.
c. Bertanya (Quistioning)
Pembelajaran kontekstual dibangun melalui dialog interaktif melalui tanya jawab oleh keseluruhan unsur yang terlibat dalam komunitas belajar. Dalam rangka objektivikasi pengetahuan yang dibangun melalui Intersubjektif, bertanya sangatlah penting. Kegiatan bertanya penting untuk menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belun diketahuinya. Bertanya sangat penting untuk melakukan elaborasi yaitu proses pensmbahan rincian, sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna.
d. Masyarakat Belajar (Learning Conmunity)
Pembelajaran kontekstual menekankan arti penting pembelajaran sebagai proses sosial. Melalui interakdi dalam komunitas belajar, maka proses dan hasil belajar menjadi lebih bermakna, karena hasil belajar diperoleh dari kolaborasi dan berkooperasi
e. Pemodelan (Modelling)
Pembelajaran kontekstual menekankan arti penting pendemonstrasi terhadap hal yang dipelajari peserta didik. Melalui pemodelan peserta didik dapat meniru terhadap hal yang dimodelkan
g. Refleksi
Refleksi adalah bagian penting pembelajaran kontekstual. Refleksi merupakan upaya untuk melihat kemvali, mengirganisir kembalik menganalisis kembali, dan mengevaluasi kembali hal-hal yang dipelajari
h. Penilaian Autentik
Penilaian Autentik adalah upaya pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembsngan peserta didik. Data dikumpulkan dari kegiatan nyata peserta didik pada saat melakukan pembelajaran.
B. Contoh Soal
1. Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang mendorong guru untuk….
A. Mengajarkan dengan berbagai media pada saat bersamaan
B. Menghubungkan materi dari suatu permasalahan
C. Melakukan kolaborasi berbagai disiplin ilmu
D. Mengembangkan materi dari suatu permasalahan
Jawab: B
2. Berikut ini adalah ciri-ciri pendekatan CTL, kecuali.,,,
A. Belajar berdasarkan pengalaman
B. Berpikir tingkat tinggi
C. Berpusat pada guru
D. Siswa kritis dan kreatif
Jawab: C
3. Dalam pendekatan kontekstual tugas guru adalah….
A. Mengajar
B. Memberi tugas
C. Mengarahkan
D. Menginstruksi
Jawab: C
4. Landasan filosofi pendekatan kontekstual adalah kinstruktivisme yang menekankan….
A. Belajar perlu tempat yang edukatif
B. Belajar dengan media yang lengkap
C. Belajar dengan mengalami dan tidak sekedar menerima
D. Belajat perlu menghapal
Jawab: C
5. Ciri kelas yang menggunakan CTL adalah sebagai berikut kecuali….
A. Sharing dengan teman
B. Pengalaman nyata
C. Guru kreatif
D. Menggunakan satu sumber
Jawab: D
6. Ada tujuh komponen penting dalam CTL, diantaranya adalah kecuali….
A. Masyarakat belajar
B. Konstriktivisme
C. Inquiry
D. Menyenangkan
Jawab: D
7. Sumber belajar bukan hanya guru tetapi dapat berasal dari siswa, pakar dari luar, dan internet. Konsep tersebut dalam CTL disebut….
A. Masyarakat bekajar
B. Konstruktivisme
C. Autentik Assesmen
D. Menyenangkan
Jawab: A
8. Penilaian hasil belajar siswa didasarkan pada karya dan tugas siswa, kemampuan dalam proses pembelajaran dan hasil post test disebut…,
A. Masyarakat belajar
B. Konstruktivisme
C. Authentic asesmen
D. Menyenangkan
Jawab: C
9. Konsep melibatkan siswa dalam menyusun topic/masalah bahan diskusi untuk pembelajaran dalam CTL disebut….
A. Masyarakat belajar
B. Konstruktivisme
C. Authentic asesmen
D. Menyenangkan
Jawab: A
10. Siswa lebih mengingat apa yang dikerjakan dari pada apa yang didengarkan, motto tersebut cocok dalam model pembelajaran….
A. Terpadu
B. Kuantum
C. CTL
D. Kooperatif
Jawab: C
Referensi
Suprijono, A. 2013. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Tinggalkan Balasan