Daftar Tulisan
Arsip Tulisan
Statistik Kunjungan
  • 312680Total Pengunjung:
  • 21Hari ini:
  • 97Kemarin:
  • 0Online:
Buku Tamu
Panel Login

Selamat Datang di www.FitrianyGustariny.com || Website Pribadi Ir. Fitriany Febby Adiana Gustariny, SE, MP, M.Pd.E (Guru SMA Negeri 2 Rambatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat)

Catatan 6  Bimtek Penulis Sejarah:  Sejarah Lokal di Era  “Raja-Raja Lokal”

A. Pengantar

“Penelitian dan penulisan sejarah lokal betul-betul mendapat tempat dan booming pada saat sekarang, di era reformasi ini, era yang oleh sebagian pengamat disebut dengan zaman penguasa lokal (raja-raja lokal). Malah ada daerah yang melakukan lebih  1.000 hasil  penelitian, penulisan, dan publikasi sejarah lokalnya sejak tahun 1999. Hingga sekarang pun, penelitian dan penulisan sejarah lokal masih menjadi prioritas oleh banyak daerah atau kepala daerah. Ironisnya, setiap pergantian kepala daerah berganti pula penulisan sejarah lokalnya”, demikian kata pembuka yang disampaikan oleh Nara Sumber, Bapak Prof. Dr. Phil. Gusti Asnan, SEJARAWAN Indonesia yang  juga guru besar ilmu sejarah Universitas Andalas Padang (Rabu, 11/5/2016) kepada peserta Bimbingan Teknis (Bimtek). Adapun   Prof. Dr. Phil. Gusti Asnan  adalah nara sumber keenam pada  BIMBINGAN TEKNIS PENINGKATAN KAPASITAS TENAGA KESEJARAHAN BAGI PENULIS SEJARAH YANG TIDAK BERLATARBELAKANG SEJARAH. Bimtek ini diselenggarakan oleh Kemendikbud Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Sejarah, yang dilaksanakan di Grand Inna Muara Hotel Padang, selama 5 hari yaitu mulai tanggal 9 Mei s,d 13 Mei 2016.

20160511_133439-1
 

Adapun materi  Bimtek yang disampaikan olehk  Prof. Dr. Phil. Gusti Asnan ini berjudul  SEJARAH LOKAL DI ERA ‘”RAJA-RAJA  LOKAL” .  Hal apa saja yang beliau sampaikan secara lengkap dapat dibaca pada bahan presentasi  yang beliau sampaikan. Selanjutnya, dari bahan presentasi tersebut hal-hal  atau bagian-bagian mana yang menurut penulis penting maka penulis catat atau ambil intisarinya dan penulis upload di website penulis dan tentunya dengan maksud dibagikan khusus untuk  teman-teman yang berminat  terhadap hal-hal yang berkaitan dengan sejarah namun belum mendapat kesempatan untuk mengikuti  Bimtek  ini atau pihak lain membutuhkan.  Dan apa isinya silahkan baca paparan di bawah ini.

 

B. Isi Materi Bimtek

1. Fakta

Kenyataan sejarah lokal (sebagiumana diajukan oleh Taufik Abdullah 2005:15) bahwa “sejarah suatu ‘tempat’, suatu ‘locality’ yang batasannya ditentukan oleh ‘perjanjian’ yang diajukan oleh penulis sejarah”.

Sejarah lokal betul-betul mendapat tempat dan mengalami booming pada saat sekarang, era reformasi, era yang oleh sebagian pengamat disebut dengan zaman penguasa lokal (raja-raja lokal).

 

2. Batasan Spasial

Batasan spasial dari objek penelitian mengacu pada batasan yang diajukan Taufk Abdullah (2005:15), yaitu “perjanjian” perjanjian yang diajukan oleh penulis sejarah (daerah yang terbatas). Namun batasan daerah spasial (daerah yang terbatas) itu sering juga diintervensi oleh elit lokal (kepala daerah), yang oleh sebagian pengamat dinamakan “raja-raja lokal”

 

3. Banyak Penelitian dan Publikasi Sejarah Lokal

Kajian historiografi di beberapa daerah membuktikan banyak sekali penelitian, penulisan sejarah lokal dewasa ini (era reformasi:;era “raja-raja lokal”). Misalnya, sejak tahun 1998 ada daerah dengan lebih dari 1.000 penulisan, dan publikasi sejarah lokal.

Hingga saat sekarang penelitian dan penulisan sejarah lokal masih menjadi prioritas oleh banyak daerah atau kepala daerah (penelitian baru atau re-rekonstruksi).  Di samping itu pemerintah pusat beberapa waktu belakang ini juga mendukung/mengapresiasi penelitian, penulisan, serta publikasi sejarah lokal. Misalnya, ada LKTS, Lomba Penulisan Buku Sejarah Lokal, dll. Oleh karena itu, kesempatan yang besar bagi sejarawan untuk berperan serta, namun harus dengan pemahaman yang utuh.

4. Beberapa Kecenderungan Penulisan Sejarah Lokal Terkini

a. Penelitian dan Penulisan Sejarah Lokal

1) Space (tempat)
-Daerah administratif  (propinsi, kabupaten, kota)
-Daerah budaya  (yang berhubungan dengan daerah administratif)

2) Time (Temporal)
-Sejak adanya daerah administratif (budaya) tersebut
-Sejak adanya waktu-waktu tertentu (kedatangan kel. Masyarakat tertentu, dll)

 
3) Aspek Kajian (Sejarah Politik, Sosial, dan Budaya)
-Pembentukan daerah administratif  dan hari lahir daerah (propinsi, kabupaten, dan kota) yang  bersangkutan
-Penduduk dam masyarakat (asal usul dan perkembangan penduduk/masyarakat)
-Adat dan budaya (serta agama),, ABS, SBK
-Tokoh-tokoh (pejuang, raja)
-Kerajaan-kerajaan (lama)

 

b. Pelaksanaan Penelitian, Penulisan, dan Publikasi

-“Disposori” oleh pemerintah daerah

-Topik atau tema ada yang ditentukan oleh pemerintah daerah

-Kontrol/izin dari pemerintah daerah (ada tema/topik tertentu yang “tidak boleh” diteliti)

-Kalau tidak ikut “kebijakan” pemerintah daerah maka penelitian tidak disetujui, tidak diberi dana, dan bahkan tidak diizinkan pelaksanaan penelitiannya

 

c. Corak Penulisan

Corak penulisan daerah sentris (dalam kadar tertentu bersifat disintegratif)

Contoh:

-Penulisan sejarah Riau (Banyak narasi yang menyatakan Riau “hebat”, narasi yang membenturkan diri dengan pemerintah pusat dan Sumatera Barat, seperti Melayunisasi Riau, buku Membentuk Privinsi Riau (2000), dan lain sebagainya)

-Penulisab sejarah Rao (Narasi yang melihat Rao bukan bagian dari Minang Kabau, Rao lebih tua dari Minang Kabau, Sejarah Rao (2003)

 

d. Penulis

-Sejarawan amatir (wartawan, peminat sejarah, tokoh-tokoh adat/budaya)

-Sejarawan akademis (yang didanai/dibayar)

-Pegawai Pemda (yang umumnya minta diikutsertakan)

-Dan tentu saja sejarawan akademis (profesioal) untuk kepentingan ilmiah

 

 
e. Tujuan:

-Kepentingan politik (pengusulan pemekaran wilayah, penempatan/legitimasi daerah dalam sejarah, legitimasi etnis./kel. masyarakat tertentu dalam sejarah)

-Penentuan identitas

-Buku ajar untuk lembaga pendidikan (SD, SLTP, SLTA) à Muatan lokal, BAM

-Kepentingan akdemis (ilmiah) seperti skrips, tesisi, disertasi, dll.

 

5. Beberapa Masalah

a.Penetapan konsep daerah memperlihatkan kerancuan (terutama karena adanya kealpaan thd konsep waktu yang dikaji):

1)Daerah sebagai “daerah administratif”
-Provinsi
-Kabupaten/Kota/Nagari

2)Daerah sebagai “daerah budaya”
-Etnis
-Sub-etnik
-Lintas etnik (perbatasan)

Contoh:

Prop. Sumatera Barat dan Kab. Padang Pariaman.  Di mana Daerah administratif ini telah mengalami beberapa kali perubahan wilayah
-Sumatera Barat setidaknya 3 kali perubahan
-Kab. Padang Pariaman lebih dari 7 kali perubahan

b.Sejarah lokal & Daerah budaya

-Daerah budaya iru dinamis (sangat tergantung pada mobilitas pendukung kebudayaan ybs.).

-Daerah administratif cenderung diidentikan dengan daerah budaya, padahal daerah administratif  ≠ daerah budaya

 

c.Pengaruh kolonialisme (Belanda) di mana penguasa Belanda cenderung menyamakan daerah administratif dengan daerah budaya

Misanya:

1) Ketika Gouvernement Sumatra’s Westkust  (1906 ) dibagi menjadi dua residentie, maka:

-Residentie Tapanoeli (di utara), yaitu identik dengan dengan daerah budaya Batak

-Residentie Sumatra’s Westkust (di selatan), yaitu identik dengan daerah budaya Minangkabau

 

2) Provinsi Riau misalnya:

Di bagian utara (Afdeeling Bengkalis) dekat dengan atau menjadi bagian dari budaya Melayu (Deli) dan dimasukan ke dalam Residentie Sumatra’s Oostkust

-Di bagian barat (Onderafdeeling XIII Kampar) menjadi bagian dari budaya atau dengan dekat dengan budaya Minangkabau, yaitu Residentie Sumatra’s Westkust

-Di bagian selatan (Afdeeling Indragiri) menjadi bagian dari budaya atau dengan dekat dengan budaya Kepulauan, yaitu Residentie Riouw en Onderhoorigheden (District Kuantan dari Afdeeling ini sesungguhnya bgn dari daerah budaya Minangkabau).

 

d. Keadaan berubah pada Zaman Jepang dan RI

1) Pada zaman Jepang, di mana Riau Shu identik dengan Prov. Riau dewasa ini

2) Awal Kemerdekaan, di mana Keresidenan Riau (Riau dewasa ini)
Sejak pengakuan Kedaulatan, Keresidenan dan Prov. Riau (Riau dewasa ini + Kep. Riau)
-2002 à Prov. Riau dewasa ini
-2003 Bagaimana menentukan daerah budaya Riau dewasa ini? Penulisan sejarah lokal Riau dan mengklaim “Kilometer Nol-nya Melayu”

e. Daerah budaya (dinamis)

Misal: Daerah budaya Minangkabau:
a)Darek (Luhak Nan Tigo)
b)Rantau
-Rantau Pesisir
-Rantau Hilir (Rantau Tujuah Jurai)
-Rantau Lubuksikaping-Pasaman
-Rantau Surambi Sungaipagu
-Rantau Meulaboh
-Rantau Negeri Sembilan
-dlsbnya.

 

6. Tentang Sejarah Lokal

Beberapa hal yang terkait dengan sejarah lokal yang perlu diperhatikan oleh penulis sejarah:

a. Sejarah suatu “tempat”, suatu “locality” yang batasannya ditentukan oleh “perjanjian” yang diajukan oleh penulis sejarah”

b. Semakin sempit lokalitasnya semakin baik (sejarah kemunculan sejarah lokal ini mmg diawali dari studi mengenai sebuah “kampung”

c. Dalam lokalitas yang sempit memberi kesempatan kepada kita untuk lebih dekat dengan objek

d. Objek yang paling utama adalah manusia (warga) lokalitas yang dipilih (bukan hanya tokoh besar atau elit yang dikaji, tetapi manusia biasa yang bergumul dengan berbagai masalah keseharian)

e.  Peran sosial, politik, ekonomi, budaya “manusia biasa” akan nampak bila spasial (lokalitas) kajian disempitkan

f. Bagaimana dengan batasan temporal?
1)Periodesasi sejarah lokal haruslah sesuai dengan sejarah lokalitas itu.

2) Ada kajian yang melihat sejarah lokal dalam rentang waktu yang sangat panjang (masa prasejarah atau legendaris hingga kontemporer)
-Ada yang melihat dalam kurun waktu tertentu
-Sebaiknya à dibatasi pada periode tertentu saja”
Misalnya à topik dalam LKTS dan penulisan buku Sej Lokal

g.Bagaimana dengan aspek kajian?
-‘Politik
– Sosial
– Ekonomi        
-Budaya
-Dll.
Secara keseluruhan aspek-aspek tersebut di atas perlu dikaji.

 
h.Bagaimana dengan sumber?
1) Sumber tertulis
2) Lisan
3) Historiografi tradisional/sastra bersejarah (perlu kemampuan ekstra)
Diperlukan kemampuan untuk mendapatkan sumber, serta ”menghitung” sumber yang akan dipergunakan, hingga mendekati kenyataan historis dari sejarah sebagai kejadian (history as actuality) yang akan dikaji

4) Perlu kemampuan melakukan kritik sumber

i. Kesempatan Berperan-serta

1) Rerekonstruksi sejarah lokal menjadi sejarah “manusia lokal”

2) Mengembalikan kajian sejarah lokal menjadi kajian yang sesuai dengan norma dan kaidah ilmu sejarah

3) Sejarah lokal sebagai bagian dari sejarah nasional

4)Rekonstruksi bentuk lainà Sejarah publik dari sejarah lokal

– Alternatif dari “kebosanan” pembaca dengan rekonstruksi sejarah konvensional

– Menyajikan dalam bentuk-bentuk baru, seperti film dokumenter, museum, historical site, novel sejarah, web-site, dlsbnya.

– Mengurangi banyaknya narasi sejarah lokal dalam sejarah nasional

– Alternatif karir bagi sejarawan akademis

 

C. Penutup

“…dengan semakin boomingnya penulisan sejarah lokal ini, baik yang dilakukan oleh para penulis dari semua kalangan, termasuk para penulis sejarah yang tidak berlatar belakang sejarah, maka pada kesempatan ini pihak-pihak tersebut berkesempatan berperan serta dalam penulisan sejarah lokal tersebut. Akan semakin bagus bila memulainya dengan menulis daerah sendiri misalnya sejarah kampung sendiri, sebab  semakin sempit lokalitasnya semakin baik, sebab sejarah kemunculan sejarah lokal ini memang diawali dari studi mengenai sebuah “kampung”. Oleh karena kesempatan yang besar untuk menulis sejarah bagi sejarawan dan bagi semua kalangan terbuka untuk berperan serta, namun perlu menjadi peehatian bahwa para penulis sejarah mesti memiliki pemahaman sejarah yang utuh”, demikian SEJARAWAN Indonesia yang  juga guru besar ilmu sejarah Universitas Andalas, Padang, Prof. Dr. Phil. Gusti Asnan mengakhiri penyampaian materinya tentang SEJARAH LOKAL DI ERA ‘”RAJA-RAJA  LOKAL”.

FacebookTwitterGoogle+Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Tulisan Terkini
Buku Pegangan Siswa
Diktat Ekonomi SMA/MA

Bagaimana menurut pendapat Anda tentang website Fitriany Gustariny ini?

Lihat Hasil Jajak Pendapat

Loading ... Loading ...

Laporan Karya Inovatif
Berita Lainnya
LITERASI "MENGENAL RUMAH ADAT NAGARI BALIMBING (9): RUMAH BENDANG DT.
Rumah Adat Dt.Guguak Simabua Balimbing
Rumah Adat Dt.Guguak Simabua Balimbing
Rumah Adat Dt.Guguak Simabua Balimbing Rumah Adat Suku Simabua Gug
Rumah Adat Dt.Bagindo Basa Kinawai Nagari Balimbing
Rumah Adat Dt.Bagindo Basa Kinawai Nagari Balimbing
Rumah Adat Dt.Bagindo Basa Kinawai Nagari Balimbing Ini satu lagi
Rumah Adat Dt.Rajo Mangkuto Balimbing
Rumah Adat Dt.Rajo Mangkuto Balimbing
Rumah Adat Dt.Rajo Mangkuto Balimbing Rumah adat adalah bangunan y
Rumah Adat Dt.Cumano Kinawai Nagari Balimbing
Rumah Adat Dt.Cumano Kinawai Nagari Balimbing
Rumah Adat Dt.Cumano Kinawai Nagari Balimbing Sudah pernahkan Anda

Temukan Kami di Facebook

Pencarian

       

.

Galeri Foto
Klik Slideshow di bawah untuk
melihat Galeri Foto secara lengkap
20150203_121026-1.jpg
20150203_121051-1.jpg
IMG_39759949695819.jpeg
20131120_110407-1.jpg
20131120_110424-1.jpg
20131219_140230.jpg
Cerita Bergambar
Kalender
Oktober 2023
S M T W T F S
24 25 26 27 28 29 30
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28
29 30 31 1 2 3 4
Channel Youtube