Catatan 5 Bimtek Penulis Sejarah: Penulisan Sejarah (Historiografi)
A. Pengantar
“Menulis sejarah berbeda dengan menulis karya sastra, seperti cerpen dan novel, yang bisa sesuka hati penulis menampilkan berbagai peristiwa dan watak tokoh-tokohnya secara imajinatif. Tetapi untuk karya sejarah tidaklah demikian. Penulisah sejarah harus tunduk pada dokumen masa lampau yang ditemukan sewaktu kita melakukan penelitian. Jadi, kunci penelitian dan penulisan sejarah adalah dokumenn,” demikian kata pembuka yang disampaikan oleh Nara Sumber, Bapak Dr. Wannofri Samry (Dosen FIB Jurusan Sejarah Universitas Andalas Padang/Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia Cabang Sumatera Barat) kepada peserta Bimbingan Teknis (Bimtek). Adapun Bapak Dr. Wannofri Samry adalah nara sumber kelima hari ketiga (Rabu, 11/5/2016) pada BIMBINGAN TEKNIS PENINGKATAN KAPASITAS TENAGA KESEJARAHAN BAGI PENULIS SEJARAH YANG TIDAK BERLATARBELAKANG SEJARAH. Bimtek ini diselenggarakan oleh Kemendikbud Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Sejarah , yang dilaksanakan di Grand Inna Muara Hotel Padang, selama 5 hari yaitu mulai tanggal 9 Mei s,d 13 Mei 2016.

Penyampaian Materi Bimtek oleh Nara Sumber, Bapak Dr. Wannofri Samry (Dosen FIB Jurusan Sejarsg Universitas Andalas Padang/Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia Cabang Sumatera Baratv) dengan judul materi “Penulisan Sejarah” (Grand Inna Muara Hotel Padang, Rabu 11/5/ 2016)
Adapun materi Bimtek yang disampaikan oleh Bapak Dr. Wannofri Samry iini berjudul PENULISAN SEJARAH (HISTORIOGRAFI). Hal apa saja yang beliau sampaikan secara lengkap dapat dibaca pada bahan presentasi yang beliau sampaikan. Selanjutnya dari bahan presentasi serta penjelasan beliau secara lisan, maka hal-hal atau bagian-bagian mana yang menurut penulis penting, penulis catat atau ambil intisarinya, kemudian hasil catatan tersebutlah yang penulis upload di website penulis dengan maksud dibagikan khusus untuk teman-teman yang berminat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan sejarah namun belum mendapat kesempatan untuk mengikuti Bimtek ini atau pihak lain membutuhkan. Dan apa isinya silahkan baca paparan di bawah ini.
B. Isi Materi Bimtek
1. Posisi Ilmu Sejarah dalam Ilmu Pengetahuan
a. Ontologi: Objek; Empirik dan rasional
1) Sejarah sebagai ilmu memiliki objek sejarah, yaitu perubahan atau perkembangan aktivitas manusia dalam dimensi waktu (masa lampau).
2) Sejarah sebagai ilmu bersifat empiris, yaitu melakukan pengamatan dan pengkajian terhadap peristiwa yang sesungguhnya terjadi di masa lampau
3) Sejarah sebagai ilmu haruslah rasional, yaitu dapat diterima secara logika.
b. Epistemologi: Perangkat Metodologi
Sejarah sebagai ilmu harus tunduk pada metode sejarah. Metode dalam ikmu sejarah diperlukan untuk menjelaskan perkembangan perubahan secara benar. Dalam hal ini, metodologi dan sumber/dokumen, termasuk sumber bacaan sangat penting, karena menentukan kualitas dan penulisan karya sejarah tersebut.
c. Axiologi: Nilai Guna
Sejarah sebagai ilmu haruslah memiliki nilai guna, baik nilai guna intrinsik maupun nilai guna ekstrinsik.
2. Posisi Penulisan Sejarah dalam Metodologi Sejarah
Ada perbedaan metodologi sejarah dengan ilmu-ilmu lainnya, di mana metodologi penelitian sejarah memiliki 4 tahapan, yaitu:
a. Heuristik, yaitu kegiatan menghimpun jejak-jejak masa lalu
b. Kritik (Sejarah), yaitu menyelidik apakah jejak-jejak itu sejati, baik bentuk maupun bentuk isinya.
c, Interprestasi, yaitu memberikan makna dan saling berhubungan antara fakta yang diperoleh secara itu
d. Historiografi, yaitu menyampaikan hasil yang diperoleh dalam bentuk suatu kisah (sejarah)
Jadi, jelas terlihat pada keempat tahapan di atas bahwa kegiatan historiografi menempati posisi akhir pada metodologi penrlitian sejarah, setelah sebelumnnya terlebih dahulu melakukan heuristik, kritik, dan interprestasi.
3. Akar Kata Historiografi
Kata historiografi berasal dari 2 kata, yaitu Historio = Gejala Alam, dan Grafien = Gambaran. Jadi, hisoriografi dapat diartikan penyeledikian gejala alam,
Definisi tersebut di atas telah digunakan oleh Herodotus pada sekitar tahun 500 SM. Karyanya tentang perang Parsia telah memadukan antara geografi dan etnografi, yaitu kajian tentang tindakan manusia secara kronologis.
Historiografi dapat juga diartikan dalam 2 segi, yaitu
a. Historiografi = Penulisan Sejarah (History as Writen) dan sejarah sebagai subjektif
Catatan: event as actuality is einmalig
b. Historiografi = Kajian Sejarah/Tinjauan Mengenai Penulisan Sejarah itu Sendiri
Catatan: Kajian para penutur, karyam lingkungan sosio-kultural, pikiran/gagasan serta pengaruh.
4. Proses Penulisan dan Kaitannya dengan Historiografi
Proses penulisan sejarah dan kaitannya dengan historiografi terkait pada empat hal, yaitu:
a. Sumber-sumber
Sumber-sumber sejarah dapat berupa bukti-bukti sejarah, seperti: tulisan, benda, dokumen, lisan, dan lain sebagainya. Bukti-bukti sejarah ini bisa jadi masih merupakan sobekan-sobekan yang belum tersusun. Dan di sinilah peran penting seorang penulis sejarah untuk merangkai masing-masing sobekan bukti sejarah itu menjadi suatu yang bermakna/bernilai sejarah
b. Metodologi
Metodologi sejarah menggunakan tahapan-tahapan, yang dimulai dengan heuristik, kritik, interprestasi, dan historiografi.
Ada hal-hal teknis dalam penulisan sejarah yang perlu diingat, yaitu:
-Menemukan masalah
-Menentukan batasan waktu dan temporal
-Konsep/teori
-Kajian pustaka
-Menemukan sumber dan menggali sumber
-Wawancara/oral history
c. Pandangan hidup/Cultural
Pandangan hidup seorang penulis sejarah sangat mempengaruhi tulisan-tulisan yang ia hasilkan. Seorang yang memiliki pandangan Islami yang kuat, maka nuansa Islami akan banyak mewarnai tulisan-tulisannya. Penulis yang berlatarbelakang politik, maka tak bisa dipungkiri bila aliran politik akan menghiasi tulisan-tulisannya. Dengan arti kata, corak/model penulisan kita terkadang juga ditentukan oleh pandangan-pandangan penulis terhadap masyarakat itu sendiri.
d. Interprestasi
Interprestasi dalam metode sejarah bukanlah imajinasi, tetapi harus menghubungkan satu sumber dengan sumber yang lain. Jangan melakukan intrespretasi mengada-ada, tapi harus tunduk kepada sumber/dokumen yang ada. Artinya kita mesti mengungkapkan fakta sejarag secara objektif, apa adanya.
5. Makna Sejarah
Setiap penulisan sejarah mempunyai fungsi tersendiri sesuai perkembangan masyarakatnya. Sejarah sebagai medium dialog masa lalu dan masa sekarang. Hal ini juga terkait dengan studi sejarah yaitu studi mengenai perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dalam lintasan waktu. Selain itu juga perlu dipahami bahwa tingkat perkembangan kebudayaan akan menentukan penulisan sejarah itu sendiri.
6. Kategori Historiografi
a. Historiografi Tradisional
1) Historiografi Religiomagis/koamagonis/sejarah sebagai super-natural
Historiografi Religiomagis, di mana penulisan sejarah diwarnai dan dihubungkan dengan kepercayaan dan hal-hal yang gaib.
2) Historiografi Mitologis
Historiofi Mitologis , di mana penulisan sejarah terkait dengan mitos-mitos yang berkembang di masyarakat
3) Historiografi Kraton Sentris
Histografi ini disebut juga Histografi Istanasentris, di mana penulisan sejarah pada zaman ini berpusat pada pemerintahan dari raja-raja yang berkuasa dengan tujuan mengutamakan keinginan dan kepentingan raja.
4) Historiografi Etno-Sentris
Historiogragi Etni-sentris, di mana penulisan sejarah terkait dengan etnis-etnis tertentu.
b. Historiografi Kolonial
Karakteristik historiigrafi kolonial , yaitu:
-Eropa Sentris/Neerlando Sentrisme
-Deskriptif-naratif, konvensional
-Kepentingan politik kolonial/penjajah
-Mengabaikan peran pribumi, pribumi pelengkap penderita.
c. Historiografi Indonesia Awal
Adapun ciri-ciri Historiografi Indonesia Awal adalah:
1) Kesadaran Baru tentang Indonesia
2) Kohesi Kebangsaan
3) Pribumi sebagai Sentral
d. Historiografi Indonesia di Alam Ilmiah dan Alam Sejarah Kritis
Karakteristik Historiografi Indonesia di Alam Ilmiah dan Alam Sejarah Kritis adalah:
1) Menurut kaedah akademis
2) Pendekatan Multidimensional
3) Memberikan ruang yang seimbang pada setiap aspek dan faktor
C. Penutup
“Historiografi adalah sebuah tahapan akhir dalam sebuah metodologi penelitian sejarah, setelah terlebih dahulu melakukan tahapan heuristik, kritik, dan interprestasi yang dilakukan oleh seorang penulis agar menghasilkan sebuah karya sejarah. Untuk memahami karya historiografi perlu dipahami sifat maupun lingkungan kebudayaan serta zaman sejarah itu ditulis. Sebab pada hakekatnya historiografi merupakan representasi dari kesadaran sejarawan dalam zamannya dan lingkungan kebudayaan di tempat sejarawan itu hidup. Oleh karena itu, perlu disadari bahwa suatu penulisan sejarah (historiografi) itu senantiasa terpengaruh oleh berbagai hal antara lain lingkungan zaman dan kebudayaan semasa sejarah itu ditulis, serta kompetensi si penulis untuk menemukan sumber yang sahih yang terkait dan relevan dengan peristiwa sejarah yang ditulis tersebut. Hal tersebut di atas dapat diartikan bahwa setiap zaman dapat melahirkan corak penulisan yang berbeda, tapi yang menentukan bobot penulisan sejarah itu adalah sumber/dokumen dan cara pemilihah sumber yang digunakan oleh penulis sejarah tersebut”, demikian kata akhir untuk menutup materi tentang “Historiografi”:yang disampaikan oleh nara sumber Bapak Dr. Wannofri Samry.
Tinggalkan Balasan