Catatan 4 Bimtek Penulis Sejarah: Bahasa Indonesia
A. Pengantar
“Apa makna dari ‘buku sejarah baru’?. Apakah buku dari sejarah baru atau buku sejarahnya yang baru?”, demikian sebuah pertanyaan sebagai kata pembuka yang dilontarkan oleh Nara Sumber, Ibu Prof. Dr. Nadra, M.S. (Guru Besar Bahasa Indonesia dari Universitas Andalas Padang) kepada peserta Bimbingan Teknis (Bimtek). Adapun Ibu Prof. Dr. Nadra, M.S adalah nara sumber keempat hari kedua (Selasa, 10/5/2016) pada BIMBINGAN TEKNIS PENINGKATAN KAPASITAS TENAGA KESEJARAHAN BAGI PENULIS SEJARAH YANG TIDAK BERLATARBELAKANG SEJARAH. Bimtek ini diselenggarakan oleh Kemendikbud Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Sejarah , yang dilaksanakan di Grand Inna Muara Hotel Padang, selama 5 hari yaitu mulai tanggal 9 Mei s.d. 13 Mei 2016.

Penyampaian Materi Bimtek oleh Nara Sumber, Ibu Prof. Dr. Nadra, M.S. (Guru Besar Bahasa Indonesia Universitas Andalas Padang) dengan judul materi “Bahasa Indonesia”
(Grand Inna Muara Hotel Padang, Selasa 10/5/ 2016)
Adapun materi Bimtek yang disampaikan oleh Ibu Prof. Dr. Nadra, M.S. ini berjudul “BAHASA INDONESIA”. Hal apa saja yang beliau sampaikan secara lengkap dapat dibaca pada bahan presentasi yang beliau sampaikan. Selanjutnya, dari bahan presentasi tersebut hal-hal atau bagian-bagian mana yang menurut penulis penting maka penulis catat atau ambil intisarinya dan penulis upload di website penulis dan tentunya dengan maksud dibagikan khusus untuk teman-teman yang berminat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan sejarah namun belum mendapat kesempatan untuk mengikuti Bimtek ini atau pihak lain membutuhkan. Apa isinya? Silahkan baca paparan di bawah ini.
B. Isi Materi Bimtek
1. Pengertian Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Sebelum memulai penjelasan materi yang akan disampaikannya, Ibu Prof Dr. Nadra Ms memberikan latihan kepada para peserta dengan maksud untuk mengetahui sampai di mana pemahaman dan penerapan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar dari para peserta Bimtek. Ternyata hasilnya, para peserta memang harus banyak belajar lagi, dan sangatlah tepat adanya workshop dengan materi tentang “Bahasa Indonesia” ini.

Contoh Latihan Bimtek terkait materi “Bahasa Indonesia” dari Nara Sumber Ibu Prof. Dr. Nadra, M.S., Guru Besar Bahasa Indonesia Universitas Andalas Padan (Grand Inna Muara Hotel Padang, Selasa 10/5/ 2016)
Berdasarkan kasus pertanyaan di atas tenyata memang terdapat persepsi yang betbeda-beda dari tulisan “buku sejarah baru”. Apabila menggunakan ragam lisan mungkin hal tersebut tidak terjadi, karena adanya penggunaan intonasi. Hal tersebut akan berbeda pada ragam tulisan, di mana pemakaian tanda baca sangat diperlukan agar apa dimaksud oleh si penulis sama dengan dimaksud oleh si pembaca. Oleh karena itu, sebagai penulis sudah seharusnya memahami dan menerapkan penulisan yang baik dan benar sesuai dengan bahasa kita bahasa Indonesia. Apalagi kalau menyangkut karya/tulisan ilmiah, termasuk penulisan sejarah tentunya tak telepas dari hal tersebut di atas.
Nilai suatu karya ilmiah biasanya ditentukan oleh tiga komponen, yaitu
a. Isi tulisan
b. Bahasa penyajian
c. Teknik Penulisan
Kejelasan isi tulisan hanya tercapai jika disajikan dengan bahasa yang baik dan benar
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik:
a. Pemilihan ragam sesuai dengan kebutuhan komunikasi, yaitu terkait dengan
-topik yang dibicarakan
-tujuan oembicaraan
-lawan bicara/pembaca
-tempat pembicaraan
b. Logis dan sesuai dengan tata nilai masyarakat pengguna bahasa
Penggunaan bahasa Indonesia yang benar:
Penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah, yang meliputi:
-ejaan
-struktur morfologis dan kosa kata
-struktur sintaksis
-makna
2. Penggunaan Ragam Bahasa
Pertanyaannya:
Penggunaan ragam bahasa apakah telah sesusi dengan kaidah?
Penggunaan ragam bahasa apakah telah sesuai dengan kebutuhan komunikasi?
3. Ragam Bahasa Indonesia
Ragam bahasa Indonesia cukup banyak tergantung pada berbagai hal, yaitu:
a. Bidang Penggunaan
-Ragam Ilmu
-Ragam Hukum
-Ragam Jurnalistik
-Ragam Agama
-Ragam Sastra
dsb.
b. Suasana Penggunaan
-Ragam Resmi
-Ragam Tidak Resmi
c. Sarana
-Ragam Lisan
-Ragam Tulisan
d. Penutur
-Ragam Terpelajar
-Ragam Tidak Terpelajar
e. Tempat
-Logat /Dialek Jawa
-Logat/Dialek Minang
-Logat/Dialek Jakarta
-Logat/Dialek Batak
dsb.
4. Perbedaan Ragam Lisan dan Ragam Tulis
a. Penyampaian
Ragam lisan: penyampaian dapat memanfaatkan peragaan, seperti gerak tangan, air muka, dan tekanan suara untuk membantu pemahaman
Ragam tulisan: tanda baca (ejaan)
b. Kosakata
Ragam lisan:
Ibu bilang kita harus belajar
Kita harus bikin karya tulis
Ragam tulisan:
Ibu mengatakan bahwa kita harus belajar
Kita harus membuat karya tulis
c. Bentuk Kata
Ragam lisan:
Ani mau nulis surat
Dia sedang baca surat kabar
Ragam tulisan:
Ani mau menulis surat
Dia sedang membaca surat kabar
d. Struktur Kalimat
Ragam lisan:
Jalan layang itu untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.
Saya akan tanyakan soal itu
Ragam tulisan:
Jalan layang itu dibangun untuk mengatasi kemacetan lalu lintas
Saya akan menanyakan soal itu/
Akan saya tanyakan soal itu
5. Lima Ciri Pembeda Ragam Standat dan Nonstandar
a. Kata sapaan dan kata ganti
Ragam Standar: Bapak, Ibu, Saudaram Anda, Pak Dokter, Bu Dokter, Kamu
Ragam Nonstandar: Lisa, Nina, guek ogut, kamu, kamu-kamu
b. Kata tertentu
Ragam Standar: tidak, akan, sudah, besar, perempuan atau pacar, ayah, orang tua
Ragam Nonstandar: nggak, bakal, udah (selesai), gede, cewek, bokap, ortu
c. Penggunaan imbuhan
Ragam Standar: memakai, menurunkan, menulis
Ragam Nonstandar: pake, nurunin, nulis
d. Penggunaan kinjungsi dan preposisi
Ragam Standar:
Ibu mengatakan kita akan pergi besok
Mereka bekerja keras untuk menyelesaikan pekerjaan itu
Ragam Nonstandar:
Ibu mengatakan kita akan pergi besok
Mereka bekerja keras menyelesaikan pekerjaan itu
e. Kelengkapan Fungsi:
Ragam Standar
Misalnya, percakapan sebuah keluarga di restoran.
A: “Bu, Ibu pulih apa? Ayam?” atau “Bu, mau ayam?”
B: “Tidak, ibu mau ikan saja, deh.”
Ragan Nonstandar:
Ada fungsi yang dihilangkan
A: “Bu, Ibu apa? Ayam”:atau “Ibu, ayam?”
B: “Nggak, ah, ibu ikan aja, deh.”
(Utorodewo, 2002)
6. Laras Bahasa
Laras bahasa adalah ragam yang digunakan dalam berbagai ranah kehidupan, dalam berbagai jenis situasii
Contoh:
Resep dapur: Iris cabai merah tipus-tipis
Instruksi pada kemasan obat::Jauhkan dari anak-anak!
Tajuk Rencana: Presideb Terima Duta Besar Baru
7. Karya Ilmiah
Karya ilmiah menggunakan laras ilmiah, yaitu menggunakan ragam standar/baku yang ditandai dengan bahasa yang jelas, lugas teratur, tepat makna, dan sistematis (atau lebih dikenal dengan kalimat efektif).
8. Ciri-ciri Kalimat Efektif
a. Bahasa baku
-ejaan: penulisan huruf, penulisan katam penulisan unsur serapan, tanda baca
-Istilah/kata baku
-Kaidah tata bahasa
b. Jelas
-mudah ditangkap maksudnya
-maksud yang diterima peembaca = maksud yang diinginkan penulis
c. Ringkas atau lugas
-tidak berbelit-belit
-tidak menggunakan kata-kata yang boros
d. Koherensi
-kohensi antarkata
-koherensi antarkalimat
-koherensi antarparagraf
e. Hidupk bervariasi
-pilihan kata
-bentuk kalimat (misak aktif, pasif, panjangm dan pendek kalimat)
f. Tidak ada unsur yang tidak berfungsi
9. Gaya Bahasa Keilmuan (Laras Ilmiah)
a. Nada karangan keilmuan bersifat formal dan objektif. Bombastis, retorik, propaganda, dan ungkapan emosional dihindari
b. Subjek peneliti disingkirkan atau digusur ke belakang; sebaiknya objek penelitian ditonjolkan. Untuk itu, lazim dipakai bentuk kalimat pasif dan statis.
c. Tata istilah, tata nama, lambang-lambang huruf dan /gambar, tabel, daftar, bagan, dan grafik sering dipakai untuk menbernasringkaskan dan sekaligus memperjelas uraian
d. Dalam karangan keilmuan dipakai bahasa resmi ragan baku dan tata bahasa yang benar. Gaya percakapan, apalagi yang bertingkat bahasa hariab dan berbau kedaerahan, dijauhkan,
e. Penyampaian gagasan harus secara lengkap, tepat, jelas, ringkasm sistematis, dan menyatu.
f. Pedoman tata tulis tertentu, dengan kaidah-kaidah mengenai penggunaah huruf, lambang, dan sebagainya, dipatuhi dengan panggah (konsisten),
(Wilarjo, 1990: 41-42)
10. Beberapa Contoh Kesalahan Penggunaan Bahasa Indonesia dan Cara Penyuntingannya
1) Subjek kalimat menjadi kabur karena didahului kata depan
a. *Tentang masalah ini akan dibahas lebih lanjut pada bab 2,
b. Masalah inu akan dibahas lebih lanjut pada bab e.
2) Kata sedangkan dan sehingga tidak dibenarkan mengawali kalimat tunggal.
a. *Rumah dibangun oleh develover. Sedangkan Bank Tabungan Negara memberikan KPR kepada penduduk golongan berpendapatan rwndah.
b. Rumah dibangun oleh develover, sedangkan Bank Tabungan Negara memberikan KPR kepada penduduk golongan berpendapatan rwndah.
3) Konstruksi di mana sebagau penghubung harus dihindari
a, *Rumah di mana ia tinggak sangat luas
b. Rumah tempat ia tinggal sangat luas
4) Struktur yang tidak paralel
a. * Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
b. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
5) Pemakaian bentuk yang mubazir, yaitu bentuk yang tidak diperlukan.
a. *Bahasa adalah merupakan sarana komunikasi yang sangat penting.
b. Bahasa adalah sarana komunikasi yang sangat penting.
c. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang sangat penting.
6) Pemilihan kata yang tidak baku
a. *bilang, analisa, praktek, metodam tekhnik
b. mengatakan, analisis, praktik, metode, teknik
7) Penggunaan konjungsi korelatif yang tidak tepat
Salah
antara … dengan…
tidak … melainkan…
baik … ataupun …
bukan … tetapi …
Benar
antara … dan …
tidak … tetapi …
baik … maupun …
bukan … melainkan…
Contoh:
a. *Antara kemauan konsumen dengan kemauan pedagang terdapat perbedaan dalam penentuan kenaikan harga.
Antara kemauan konsumen dan kemauan pedagang terdapat perbedaan dalam penentuan kenaikan harga.
b. *Sebagian pedagang tidak menaikkan harga, melainkan menimbun sebagian barang dagangannya.
Sebagian pedagang tidak menaikkan harga, tetapi menimbun sebagian barang dagangannya.
c. *Baik dosen ataupun mahasiswanya ikut memperjuangkan reformasi
Baik dosen maupun mahasiswanya ikut memperjuangkan reformasi
d. * Bukan aku yang tidak mau, tetapi dia yang tidak suka
Bukan aku yang tidak mau, melainkan dia yang tidak suka
8) Penulisan partikel pun yang tidak tepat
a. * negarapun, ke manapun, ada pun, meski pun
b. negara pun, ke mana pun, adapun, meskipun
9) Penulisan kata depan di dan imbuhan di- yang tidak tepat
a. * dipasar, diatas, di beri, di ambilnya
b. di pasar, di atas, diberinya, diambilnya
10) Jika salah satu kata hanya dipakai dalam kombinasi
a.*antar kota, manca negara, adi kuasa
b. antarkota, mancanegara, adikuasa
11) Perancuan aktif dan pasif
a.*Dalam seminar itu membahas kenakalan remaja.
b. Dalam semibar itu dibahas kenakalan remaja.
c. Seminar itu membahas kenakalan remaja.
12) Bentuk-bentuk yang tidak tepat atau tidak lengkap
a. *Pernah kejadiah seorang anak tenggelam di sungai itu.
Pernah terjadi seorang anak tenggelam di sungai itu.
b. *Cita-citanya tidak kesampaian
Cita-citanya tidak tercapai
11. Kata Penghubung Intrakalimat
a. Kata penghubung yang harus didahului oleh tanda koma
…, tetapi
…, sedangkan
…, kecuali
…, misalnya
…, seperti
…, antara lain
…, melainkan
b. Kata penghubung yang tidak boleh didahului oleh tanda koma
jika
agar
walaupun
meskipun
supaya
sebab
karena
ketika
sehingga
apabila
sebelum
sungguhpun
c. Kata penghubung berikut tidak didahului oleh tanda koma jika rincian dalam kalimat hanya dua unsur, tetapi jika rincian dalam kalimat lebih dari dua unsur, kata ini harus didahului oleh tanda koma
dan
serta
atau
Contoh:
meja dan kursi
meja, kursi, dan lemari
12. Kata Penghubung Antarkalimat
Kata atau ungkapan antatkakimat harus diikuti tanda koma.
namun, …
Jadi, …
Selanjutnya, …
Oleh karena itu, …
Meskipun demikian, ..,0.
13. Ejaan Bahasa Indonesia 2015
a.Perubahan letak urutan
b. Penambahan dan perubahan contoh
c. Diftong ei: survei
d. Huruf tebal:
1) untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring
Huruf dh, seperyi pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
2) untuk menegaskan bagian-bagian karangab, seperti judul buku, bab, atau subbab
1.1 Latar Belakang Masalah
Kondisi kebahasaab di Indonesia….
1.1.1 Latar Belakang
e. Bentuk ulang abungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama
Misalnya:
surat kabar ………….surat-surat kabar
rak buku ………………rak-rak buku
kereta api cepat……..kereta-kereta api cepat
f. Penulisan nilai uang
Rp5.000,00
$3,50
C. Penutup
“….sebenarnya masih banyak lagi aturan-aturan dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar yang belum diterapkan oleh para penulis, namun tidak bisa semuanya dibahas dalam pertemuan yang singkat ini, dan yang ditampilkan pada pembahasan ini hal-hal yang cukup penting. Selanjutnya untuk informasi lebih lengkap silahkan para peserta mempelajari “Pedoman Umum Bahasa Indonesia” yang tertuang pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 50 Tahun 2015. Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku”, demikian Prof Dr. Nadra MS mengakhiri pembicaraannya pada Bimtek dengan judul materi tenrang “Bahasa Indonesia” ini
Tinggalkan Balasan