Catatan 3 Bimtek Penulis Sejarah: Kebijakan Pembinaan Tenaga Kesejarahan
A. Pengantar
“Mengapa karakter begitu penting?”, demikian sebuah pertanyaan sebagai kata pembuka yang dilontarkan oleh Nara Sumber, Bapak Taufik Hanafi (Direktur Sejarah Direktorat Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) kepada peserta Bimbingan Teknis (Bimtek), Adapun Bapak Taufik Hanafi adalah nara sumber ketiga hari kedua (Selasa, 10/5/2016) pada BIMBINGAN TEKNIS PENINGKATAN KAPASITAS TENAGA KESEJARAHAN BAGI PENULIS SEJARAH YANG TIDAK BERLATARBELAKANG SEJARAH. Bimtek ini diselenggarakan oleh Kemendikbud Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Sejarah, yang dilaksanakan di Grand Inna Muara Hotel Padang, selama 5 hari yaitu mulai tanggal 9 Mei s.d. 13 Mei 2016.

Penyampaian Materi Bimtek oleh Nara Sumber, Bapak Taufik Hanafi ( Direktur Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) dengan Judu “Kebijakan Pembinaan Tenaga Kesejarahan” (Grand Inna Muara Hotel Padang, Selasa 10/5/2016)
Adapun materi Bimtek yang disampaikan oleh Bapak Taufik Hanafi ini berjudul “KEBIJAKAN PEMBINAAN TENAGA KESEJARAHAN”. Hal apa saja yang beliau sampaikan secara lengkap dapat dibaca pada bahan presentasi yang beliau sampaikan. Selanjutnya, dari bahan presentasi tersebut hal-hal atau bagian-bagian mana yang menurut penulis penting maka ambil intisarinya dan penulis upload di website penulis dan tentunya dengan maksud dibagikan khusus untuk teman-teman yang berminat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan sejarah namun belum mendapat kesempatan untuk mengikuti Bimtek ini atau pihak lain membutuhkan. Apa isinya? Silahkan baca paparan di bawah ini.
B. Isi Materi Bimtek
1. Mengapa Karakter Begitu Penting, serta Hubungannya dengan Penulisan Sejarah, dan Kebijakan Pembinaan Tenaga Kesejarahan
Sebelum menjelaskan maksud di atas, beliau menampilkan 2 buah gambar pada power point. Gambar pertama adalah peristiwa gempa di Jepang, sedangkan gambar kedua tentang peristiwa gempa di Haiti. Kami para peserta diminta untuk mengamati kedua gambar tersebut dan menjelaskan apa kira-kira arti makna dari gambar tersebut.
Setelah secara bergantian para peserta menjelaskan sesuai persepsi mereka masing-masing, kemudian diperjelas oleh nara sumber, bahwa pada gambar yang pertama (Jepang), terlihat bahwa pada saat sesudah gempa tersebut terjadi warga masyarakat tetap melakukan antian dalam melakukan sesuatu, serta selain berusaha mandiri menolong diri mereka sendiri juga berusaha dan bergotong royong saling membantu sama lainnya. Sedangakan pada gambar yang kedua, saat sesudah kejadian gempa justru terjadi penjarahan. Nah, mengapa terjadi perbedaan yang menyolok di kedua negara tersebut? Bukankah hal ini terkait dengan penanaman karakter yang telah berakar dan tertanam pada masyarakat Jepang, sehingga selain terbiasa tidak bergantung pada orang lain, mereka juga berupaya bisa membantu orang lain, dan bahkan mereka tetap melakukan antrian dengan tertib pada setiap aktivitas yang memang perlu antri.
Jujur saja, saya sebagai peserta tidak tahu apakah hal tersebut itu benar atau tidak. Cuma kalau dilihat dari tayangan gambar tersebut, memang terlihat demikian adanya. Namun, terlepas hal itu benar atau tidak, bagi saya sebagai peserta Bimtek, bahwa dampak menulis itu dasyat mempengaruhi para pembaca. Jadi, karakter jangan dianggap remeh. Berdasarkan informasi gambar tersebut dapat menjadi catatan penting bagi saya bahwa ada hal penting yang harus diperhatikan kalau memang ingin menjadi penulis sejarah yang berkesan bagi pembaca. Apa itu? Ya, buatlah tulisan sejarah yang dapat memberikan kesan pada pembaca, menyentuh emosi para pembaca, dan membangkitkan motivasi untuk berbuat. Namun, tentunya jangan lupa dengan tulisan yang sesuai dengan fakta sejarah, sesuai metode penelitian sejarah, dan sesuai dengan standar baku penulisan sejarah. Sehingga selain tulisan menjadi enak dibaca juga tulisan tersebut bisa menjadi referensi sejarah karena telah sesuai dengan standar baku penulisan sejarah.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka Direktorat Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan Bimtek penulisan sejarah khusus bagi penulis sejarah yang tidak berlatarbelakang sejarah. Mengapa demikian? Karena berdasarkan pengamatan, bahwa banyak penulis sejarah yang justru tidak mempunyai latarbelakang sejarah. Dan ternyata tulisan-tulisan mereka bagus dan menarik untuk dibaca, cuma mungkin karena mereka tidak memiliki latarbelakang sejarah, sehingga tulisan tersebut tidak memenuhi standar baku penulisan sejarah. Oleh karena itu diadakan Bimtek ini, sehingga dengan bakat menulis yang telah mereka punyai dipadukan dengan ilmu sejarah, metode sejarah, dan penulisan sejarah bukan tak mungkin nantinya mereka akan menghasilkan karya/tulisan sejarah yang baik, benar, bermutu, sesuai standar penulisan sejarah.
2. Keterampilan Apa yang Dibutuhkan di Abad 21?
Ada 3 keterampilan yang harus dimiliki pada abad 21 ini, yaitu:
a. Kompetensi
Ada 3 kompetensi yang diperlukan,yaitu
1) Kompetensi berfikir kritis, maksudnya kompetensi yang dapat mengajak/membangun para pembaca untuk berfikir kritis
2) Kompetensi bekerjasama, maksudnya kompetensi untuk saling bekerjasama dengan orang lain. Kita tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Bekerjasama dengan orang lain akan memudahksn pekerjaan, dengan bekerjasama akan saling melengkapi/menyempurnakan pekerjaan.
Berdasarkan survei Bank Dunia bahwa kompetensi yang banyak tidak dimiliki oleh orang-orang di dunia ini adalah kompetensi bekerjasama,
3) Kompetensi Mengkomunikasikan, yaitu kompetensi menyampaikan informasi, gagasan, kritik dengan bahasa yang santun, baik, dan benar, sehingga maksud dan tujuan mudah dipahami dan sampai pada sasaran pembaca.
b. Literasi
Literasi saat ini bukan hanya sekedar pandai baca tulis, tetapi literasi yang berkaitan dengan literasi Informasi Tekknologi (IT), literasi budaya, literasi sejarah. Literasi yang menyangkut bagaimana menyampaikan gagasan pada para pembaca secara nasional /internasional/daerah.
c. Karakter Berkualitas
Seperti yang telah diuaraikan di atas bahwa jangan menganggap remeh karakter, karena karakter dapat berpengaruh pada sebuah bangsa. Oleh karena itu, diharapkan para penulis terutama penulis sejarah mempunyai kemampuan untuk menumbuhkan karakter positif pada tulisannya sehingga dapat berkesan dan berpengaruh terhadap pembacanya untuk bertfikir dan berbuat hal-hal yang positif pula.
Ketiga kompetensi di atas tidaklah berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan satu sama lainnya, sehingga diharapkan para penulis, terutama penulis sejarah mampu menulis yang memuat ke 3 kompetensi tersebut di atas.
3. Tugas dan Fungsi Subdit Tenaga Kesejarahan
a. Tugas
Berdasarkan Permendikbud No 11 tahun 2015 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Subdit Pembinaan Tenaga Kesejarahan mempunyai tugas:
“Melaksanakan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan norma, standar, prosedur, kriteria, dan bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan tenaga kesejarahan”.
b. Fungsi
Subdit Pembinaan Tenaga Kesejarahab menyelenggarakan fungsi:
1) Penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan tenaga kesejarahan
2) Penyusunan bahan pembinaan dan pengembangan tenaga kesejarahan
3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria pembinaan tenaga kesejarahan
4) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan tenaga kesejarahan
5) Pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang pembinaan tenaga kesejarahan
4. Struktur
Subdit Pembinaan Tenaga Kesejarahan membawahi 2 seksi, yaitu
a. Seksi Standarisasi
Seksi Standarisasi mempunyai tugas, yaitu: melaksanakan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan norma, standar, prosedur, kriteria, evaluasi, dan laporan di bidang standarisasi tenaga kesejarahan
b. Seksi Pengembangan
Seksi Pengembangan memounyai tugas: melaksanakan penyusunan bahan perumusan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan norma, standar, prosedur, kriteria, evaluasi, dan laporan di bidang peningkatan kompetensi tenaga kesejarahan
5. Tata Nilai Pembinaan Tenaga Kesejarahan
Adapun Tata Nilai Pembinaan Tenaga Kesejarahan adalah tersedianya tenaga kesejarahan profesional yang terstandar, terstruktur, dan terukur
6. Visi Kemendikbud
Stategi 1: Penguatan Perilaku Pendidikan dan Kebudayaan
a. Menguatkan siswa, guru, kepala sekolah, orang tua, dan pemimpin institusi pendidikan dalam ekosistem pendidikan
b. Memberdayakan pelaku budaya dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan
c. Fokus kebijakan diarahkan pada penguatan perilaku yang mandiri dan berkepribadian.
7. Kegiatan 2016
Adapun Program Kegiatan Peningkatan Kompetensi Tenaga Kesejarahan untuk 2016 adalah:
a. Workshop Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesejarahan bagi Penulis Sejarah terhadap 90 peserta (30 Sumatera Barat, 30 Pangkal Pinang, dan 30 Bali)
Worshop untuk 30 peserta di Grand Inna Muara Hotel Sumatera Barat Padang mulai 9 Mei s.d 13 Mei 2016 ini termasuk dari program tersebut di atas.
b. Bimbingan Teknis Guru Sejarah Seluruh Indonesia
1) Peserta Workshop Pamong dan Instruktur Saka Widya Budaya Bhakti 2016 (225 peserta)
2) Peserta Workshop Kesejarahan Guru SMA/MA Seluruh Indonesia (2143 peserta)
c. Peserta Worksop Pemetaan Sejarah bagi Guru Sejarah SMA/MA (50 peserta)
d. Sosialisasi SKKK (Standar Kompetensi Kerja Khusus) Penulis Sejarah (60 peserta)
C. Penutup
Menutup pembicaraannya pada Bimtek dengan materi Kebijakan Pembinaan Tenaga Kesejarahan, Bapak Taufik Hanagi berujar: “…..demikian sekilas tentang Kebijakan Pembinaan Tenaga Kesejarahaan untuk tahun 2016. Demikian juga dengan Bimtek Peningkatan Kspasitas Tenaga Kesejarahan bagi Penulis Sejarah yang tidak Berlatarbelakang sejarah di Padang Sumatera Barat ini adalah salah satu program tahun 2016. Di mana Bimtek Penulis Sejarah yang tidak berkatarbelakang sejarah adalah Bimtek I Tingkat Nasional yang dilaksanskan pada 3 daerah, yaitu di Bali, Pangkal Pinang, dan Padang Sumatera Barat. Diharapkan dari Bimtek ini melahirkan tulisan sejarah yang bermutu, enak dibaca, menggugah para pembaca untuk berfikir dan berbuat tetapi tetap menggunakan standar penulian sejarah, yang merupakan hasil karya penulis sejarah yang tidakberlatatbelakang sejarah. Apabila hal tersebut berhasil, artinya Bimtek ini juga bergasil”.
Tinggalkan Balasan