Catatan 22 Studi Banding Internasional: Yuk Mampir Sebentar dan Selintas mengenal Barelang
A. Pengantar
Jika mendengar Jembatan Barelang pastinya akan dikaitkan dengan Kepulauan Batam. Tidak heran jika jembatan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang sedang berkunjung ke Batam. Selain keindahan alamnya yang menawan, Jembatan Barelang juga dianggap sebagai tempat yang tepat untuk menghabiskan waktu untuk istirahat setelah berbelanja di Nagoya dan pusat belanja lainnya. Selain menyaksikan kemegahan dan keindahan view di sekitarnya, sehingga pengunjung juga dapat melihat pulau-pulau kecil yang indah dan mengetahui sejarah penampungan warga Vietnam yang pernah mengungsi akibat perang antar tahun 1975 hingga 1996.

Dokumentasi Foto Penulis dengan Salah Seorang Siswa Bimbingan (Nessa Sapera) dengan Latar Jembatan Barelang yang Megah dan “View” yang di sekitarnya
Alhamdulillah, kali ini kami rombongan Studi Banding Internasional Siswa Berprestasi dan Pembimbing Kabupaten Tanah Datar 2015 berkesempatan untuk berada di Batam, dan menyaksikan jembatan Barelang yang populer ini, yaitu tepatnya tanggal 20 September 2015. Di mana setelah usai menjalani agenda ke Nagoya Hill Shophing Hypermart, kemudian kami berkemas-kemas untuk check up dari hotel dan melaju menuju Bandara Hang Nadim. Dalam perjalanan menuju bandara ini, kami mampir sebentar di Barelang.
B. Mampir Sebentar dan Selintas Mengenal Barelang.
Sesuai dengan judul di atas, “Yuk Mampir Sebentar dan Selintas mengenal Barelang”. Mengapa penulis katakan hanya mampir sebentar? Ya, memang benar kami hanya diberikan waktu 10 menit di Barelang ini. Sudah tentu dampaknya tak banyak yang bisa penulis lihat dan ceritakan kali ini. Tapi, nggak apalah yang penting pemulis sudah pernah berkunjung dan melihat dengan mata sendiri, dan tak lupa berfoto di atas Jembatan Barelang yang sangat populer ini. Khusus bagi yang belum pernah melihat Jembatan Barelang Batam ini, untuk sementara bisa ikuti selintas ceritanya di bawah ini.

Dokumentasi Foto di atas Jembatan Barelang
C. Sejarah
Dibangun mulai 1992, jembatan ini kemudian selesai pada 1998 dengan pemrakarsanya yaitu BJ. Habibie yang kala itu menjabat sebagai Menristek. Jembatan Barelang merupakan pilot project berteknologi tinggi yang melibatkan ratusan insinyur Indonesia tanpa campur tangan dari tenaga ahli luar negeri. Dibangun untuk memperluas wilayah kerja Otorita Batam (OB) sebagai regulator daerah industri Pulau Batam. Pembangun jembatan Trans Barelang telah menyedot anggaran Otorita Batam (OB) sebesar Rp 400 Miliar yang dibangun dalam masa enam tahun (1992 – 1998). Pembangunan jembatan ini menghabiskan biaya lebih dari Rp 400 Miliyar. Biaya yang dihabiskan ini sebanding kemegahan jembatan yang menjadi ikon kota Batam. Pembangunan jembatan bertujuan untuk mengoptimalkan wilayah kerja Otorita Batam yang menjadi regulator daerah Industri Batam.
Enam buah jembatan megah ini merupakan proyek vital sebagai penghubung jalur Trans Barelang yang membentang sepanjang 54 kilometer. Pemerintah kota Batam menjadikan Jembatan Barelang sebagai symbol Kota dan Ikon untuk Program Visit Batam 2010 lalu.
D. Asal Usul Nama dan Nama Lain
Jembatan Balerang adalah gugusan 6 buah jembatan megah yang dimiliki Indonesia sebagai penghubung pulau-pulau kecil di Provinsi Kepulauan Riau. Nama Balerang sendiri sebetulnya merupakan akronim dari pulau-pulau yang dihubungkan jembatan ini yaitu Pulau Batam, Pulau Rempang, dan Pulau Galang. Batam, Rempang dan Galang merupakan nama tiga buah pulau yang dihubungkan oleh jembatan Barelang.
Nama Balerang sebetulnya merupakan pemberian dari warga sekitar, karena sejatinya jembatan ini bernama asli Jembatan Fisabilillah. Ada pula sebagian dari warga yang menyebutnya sebagai jembatan Habibie untuk mengenang BJ Habibie selaku pemrakarsanya atau disebut juga jembatan satu.
E. Lokasi
Jembatan tersebut berlokasi sekitar 20 kilometer dari pusat Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau. Jembatan tersebut menghubungkan tiga pulau besar dan beberapa pulau kecil yang masih termasuk dalam Provinsi Kepulauan Riau.
F. Arsitektur
Arsitektur Jembatan Balerang Jembatan Balerang dibuat tanpa melibatkan tenaga ahli dari luar negeri dan murni merupakan karya ratusan insinyur Indonesia di bawah komando Menteri Riset dan Teknologi saat itu, BJ Habibie.
Jembatan Barelang memiliki total panjang 2.264 terdiri dari enam jembatan yang masing-masing diberi nama raja-raja yang pernah berkuasa pada Zaman kerajaan Melayu Riau pada abad 15 hingga 18 masehi. Ke enam jembatan tersebut yaitu
1. Jembatan Tengku Fisabilillah
Jembatan Tengku Fisabilillah yang merupakan jembatan penghubung pulau Batam dengan pulau Tonton dengan panjang 642 meter., Jembatan Kabel Baja dengan dua tiang utama yang mencapai 118 meter dan 350 meter. Struktur dan model jembatan ini mirip dengan Golden Gate yang ada di San Fransisco Amerika Serikat. Sementara lima jembatan yang lainnya tidak semegah jembatan Tengku Fisabillah. Jembatan Tengku Fisabilillah memiliki dimensi tinggi 642 meter, lebar 350 meter, dan tinggi 38 meter.
2.Jembatan Nara Singa (Tontoton Nipah Bridge )
Jembatan Narasinga atau Tronton Nipah Bridge mmenghubungkan Pulau Tonton dan Pulau Nipah. Bentuknya lurus dengan panjang 420 meter, lebar 160 meter, dan tinggi 15 meter.
3. Jembatan Ali Haji
Jembatan ketiga adalah jembatan Ali Haji yang menghubungkan Pulau Nipah dengan Pulau Setokok dengan panjang 270 meter.
4. Jembatan Sultan Zainul Abidin
Jembatan keempat bernama jembatan Sultan Zainal Abidin yang menghubungkan Pulau Setokok dengan Pulau Rempang. Bentuknya lurus dengan panjang 365 meter, lebar 145 meter, dan tinggi 16,5 meter.
5. Jembatan Tuanku Tambusai
Jembatan ke lima adalah Jembatan Tuanku Tambusai yang menghubungkan Pulau Rempang dengan Pulau Galang. Bentuknya lurus dengan panjang 385 meter, lebar 245 meter, dan tinggi 31 meter.
6. Jembatan Raja Kecil
Jembatan yang ke enam atau yang terakhir bernama Jembatan Raja Kecil, Jembatan ini menghubungkan Pulau Galang dengan Pulau Galang Baru. Memliki dimensi panjang 180 meter, lebar 45 meter, dan tinggi 9,5 meter.
Jembatan ke enam sangat dikenal karena nilai sejarah dari Pulau yang dihubungkan jembatan tersebut. Di Pulau Galang ini pernah dijadikan tempat penampungan sedikitnya 250 ribu pengungsi dari Vietnam pada tahun 1975 hingga tahun 1996.
G. Penutup
Jembatan Barelang telah menjadi ikon Kota Batam, bahkan telah populer sebagai landmark-nya Pulau Batam. Para pengunjung yang datang ke Batam, pada umumnya mereka akan menyempatkan untuk singgah di jembatan Barelang dengan tujuan untuk menyaksikan sendiri kemegahan jembatan sambil menyaksikan “view” cantik di sekitarnya, serta tentunya tak lupa mengambil dokumentasi foto baik dengan latar jembatan atau “berselfi ria” diatas jembatan. Tentu demikian pula dengan penulis, teman-teman, serta siswa bimbingan harus pintar-pintar menggunakan waktu yang sangat singkat yang diberikan kepada kami di Barelang ini. Ya, cuma 10 menit waktu yang diberikan pada kami untuk mengambil dokumentasi foto di jembatan Barelang ini sebagai bukti kami pernah ke sini. Dan memang benar, jembatan ini megah dan pemandangan yang cantik dari “view” sekitarnya menambah pesonanya bagi mata yang melihat. Jadi, bila Anda ke Batam tanpa menyaksikan sendiri jembatan yang megah ini, maka tentu belum lengkap lah perjalanan Anda di Pulau ini.
Sebenarnya belum puas rasanya melihat dan mengambil dokumentasi foto di Barelang ini, tapi apa daya kami harus segera melaju ke Bandara Hang Nadim, kalau tidak bisa-bisa kami akan ketinggalan pesawat, dan tentunya akibatnya akan terlambat pula untuk tiba di “NAGARI TACINTO, RANAH MINANG”. Oleh karena itu, untuk sementara cukuplah puas dengan 10 menit di Barelang, dan semoga suatu saat bisa kembali lagi ke sini.
Referensi
Tersedia” Jembatan Barelang” https://id.m.wikipedia.org/ Diakses Minggu 17 Januari 2016 Jam 05.45
Tersedia”Mengenal Jembatan Barelang Si Ikon Batam” http://kisahasalusul.blogspot.com/2014/08/ Diakses Minggu 17 Januari 2016 Jam 05.35
Tersedia” Sejarah Jembatan Barelang Ikon Kota Batam” http://www.jak-tv.com/Diakses Minggu 17 Januari 2016
Tinggalkan Balasan