Catatan 1 TOT OJK I: Meningkatkan Literasi Keuangan Siswa Sejak Dini
A. Pengantar
“Berdasarkan hasil survei OKJ tahun 2013 bahwa Tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia 21,84%, Tingkat Inklusi (Tingkat Penggunaan Produk Keuangan) masyarakat Indinesia adalah sebesar 59,7%. Sedangkan tingkat literasi masyarakat Sumatera Barat 24%, tingkat inklusi masyarakat Sumatera Barat 91%. Angka ini berada lebih tinggi dari tingkat literasi dan inklusi keuangan nasional, khususnya tingkat ingkusi”, demikian kata pembuka yang disampaikan oleh Elfian (Pengawas Senior Komunitas Jasa Keuangan Propinsi Sumatera Barat) saat memberikan kata sambutan pada acara Training of Traners Otoritas Jasa Keuangan (TOT OJK) kepada Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Se Sumatera Barat.

Penyampaian Kata Sambutan dan Sekaligus Membuka Secara Resmi TOT OJK oleh Efrizal, Pengawas Senior Komunitas OJK Sumatera Barat (Padang, Rabu 14 Desember 2016)
Selain memberikan kata sambutan Elfian juga sekaligus membuka secara resmi TOT OJK yang berlangsung di Mercure Hotel Padang, Rabu 14 Desember 2016. Dan TOT OJK ini direncanakan akan diadakan selama 2 tahap, di mana TOT OJK ini adalah TOT OJK Tahap I, dan selanjutnya TOT Tahap II akan dilangsungkan sekitar bulan Januari/Februari 2017 dengan total jam TOT 32 jam.
B. Isi Kata Sambutan
Hal apa saja yang disampaikan oleh Elfian, selaku Pengawas Senior Komunitas Jasa Keuangan Sumatera Barat pada TOT OJK Tahap I ini tentunya hal-hal yang mengacu pada tema TOT ini yaitu ” Meningkatkan Literasi Keuangan Siswa Sejak Dini Melalui Pelatihan Pengajaran Materi Edukasi Formal SMA”
Pada kesempatan ini Elfian tidak saja memaparkan informasi perbandingan data-data populasi penduduk dengan tingkat literasi keuangan dan inklusi baik skala nasional dan skala propinsi Sumatera Barat, tetapi juga menampilkan data-data populasi pelajar Indonesia dan perbandingannya dengan keadaan tingkat literasi keuangan dan tingkat inklusi-nya.
Di mana beliau memaparkan bahwa 4,6 juta orang atau hampir seluruhnya masyarakat Sumatera Barat telah menggunakan produk jasa keuangan. Hal terebut menunjukkan bahwa dari 5,1 juta orang penduduk Sumatera Barat hanya 1,2 juta orang atau sekitar 22% dari total penduduk Sumatera Barat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang berbagai produk jasa keuangan.
Bagaimana dengan Kelompok Pelajar?
Berdasarkan data dari BPS dan Kemendikbud 2015 bahwa populasi siswa SD, SMP, SMA telah mencapai 49,8 juta atau sekitar 20% dari populasi masyarakat Indonesia 250 Juta . Dengan rincian sekitar 38,8 juta siswa di bawah kementerian pendidikan, sekitar 11 juta siswa di bawah kementerian agama.
Populasi siswa SD, SMP, SMA Sumatera Barat mencapai 1,4 juta siswa atau sekitar 27,45 dari populasi penduduk Sumatera Barat 5,1 Juta . Adapun tingkat literasi keuangan pelajar secara nasional adalah sebesar 28,3% , sedangkan untuk tingkat inklusi pelajar secara nasional sebesar 41%.
Dari data tersebut di atas terlihat bahwaxmeskipun telah banyak penduduk Sumatera Barat yang menggunakan produk jasa keuangan, namun ternyata sebagian besar dari penduduk Sumatera Barat tersebut termasauk para pelajar belum memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai tentang produk jasa keuangan. Oleh karena itu OJK merancang dan melaksanakan program untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan literasi keuangan kepada masyarakat, bagi para guru, khususnya guru mata pelaharan IPS, lebih khusus lagi guru mata pelajaran ekonomi. Kegiatan yang dirancang baik dalam bentuk seminar, training, serta aplikasi langsung di sekolah-sekolah.
Salah satu program tersebut di atas dilaksanakan pada hari Rabu 14 Desember 2016, yaitu kegiatan memberikan edukasi literasi keuangan pada guru mata pelajaran ekonomi SMA Se Sumatera Barat. Sehingga pengenalan TOT OJK pada guru ekonomi ini diharapkan akan ditularkan oleh guru kepada para siswa di sekolahnya masing-masing. Materi edukasi keuangan yang perlu dipahami yang terkait dengan Perbankan dan ke OJK-an (seperti Pasar Modal, Asuransi, Pembiayaan, Dana Pensiun, Pegadaian). Namun pada TOT OJK Tahap I ini akan diberikan materi tentang ke OJK-an (Tugas dan Fungsi Pokok OJK, Perlindungan Konsumen), Pasar Modal, dan Asuransi.
Selanjutnya menurut Efrizal bahwa sebelum ini pihak perbankan dan OJK telah mengupayakan peningkatan literasi dan inklusi keuangan siswa sejak dini di sekolah dengan diadakannya Tabungan/Simpanan Pelajar. Nsmun, kegiatan ini belum maksimal terlaksana, karena masih kurangnya pemahaman siswa terhadap pentingnya siswa untuk menabung. Namun meskipun demikian, kegiatan ini akan tetap dilanjutkan dan ditingkatkan. Menyikapi hal tersebut dan juga dalam rangka mempercepat akses pengelolaan keuangan daerah, maka pemerintah daerah Sumatera Barat, Gubernur Sumatera Barat mengeluarkan Surat Edaran No.07/ED GSP 2016 telah menetapkan gerakan menabung pelajar Sumatera Barat setiap Hari Rabu Minggu I .
Selain program tersebut di atas, maka akan dilakukan pendistribusian buku mengenai OJK bagi siswa-siswi di sekolah. Buku OJK ini dapat menjadi koleksi perpustakaan sekolah, serta buku ini dapat memberikan pemahaman tentang OJK. Sehingga dengan buku ini diharapkan akan memberi pemahaman yang berkelanjutan tentang OJK di kalangan sekolah khususnya pada guru dan siswa.
C. Penutup
Melihat tingginya penggunaan produk keuamgan oleh masyarakat, namun tidak diiringi oleh peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat bahkan pelajar tentang literasi keuangan dan tingkat inklusi, oleh karena itu pihak perbankan dan OJK Sumatera Barat mengadakan TOT OJK kepada para guru mata pelajaran ekonomi SMA Se Sumateta Barat dengan tema “Meningkatkan Literasi Keuangan Siswa Sejak Dini Melalui Pelatihan Pengajaran Materi Edukasi Formal SMA”, demikian Efrizal menyampaikan kata penutup sekaligus membuka secara resmi acara TOT OJK Tahap I ini
Tinggalkan Balasan