Ayo Berkunjung dan Mengenal Masjid Istiqlal Jakarta
A. Pengantar
Masjid Istiqlal adalah masjid negara Republik Indonesia yang terletak di pusat ibukota Jakarta. Masjid Istiqlal merupakan Masjid terbesar, bukan hanya di Indonesia tapi juga di Asia Tenggara. Selain digunakan sebagai aktivitas ibadah umat Islam, masjid ini juga digunakan sebagai kantor berbagai organisasi Islam di Indonesia, aktivitas sosial, dan kegiatan umum. Masjid ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang terkenal di Jakarta. Kebanyakan wisatawan yang berkunjung umumnya wisatawan domestik, wisatawan asing yang beragama Islam, dan bahkan juga sebahagian wisata asing nonmuslim. Alhamdulillah penulis telah diberi kesempatan untuk berkunjung dan melaksanakan ibadah shalat dzuhur berjamaah di mesjid Istiqlal ini, tepatnya pada hari Kamis 18 Agustus 2016 Kemarin.
Nah, bagaimana dengan para pembaca? Tentu sudah banyak yang berkunjung dan melaksanakan ibadah di mesjid ini kan? Alhamdulillah. Bagi yang belum, semoga dilain waktu ada kesempatan untuk mengunjungi dan beribadah di mesjid yang megah dan kokoh ini, Insha Allah. Nah, untuk sementara bagi yang belum bisa mengetahui seluk beluk mesjid ini dengan membaca paparan di bawah ini. Oke!
B. Lokasi dan Alamat
Lokasi kompleks masjid ini berada di bekas Taman Wilhelmina, di timur laut lapangan Medan Merdeka yang ditengahnya berdiri Monumen Nasional (Monas). Di seberang timur masjid ini berdiri Gereja Katedral Jakarta. Adapun Alamat Meajid Istiqlal adalah: Jl. Taman Wijaya Kusuma Rt.08/02, Kel. Pasar Baru, Kec. Sawah Besar, Jakarta Pusat
C. Rute ke Mesjid Istiqlal dari Terminal Kampung Rambutan
Banyak rute yang bisa ditempuh untuk menuju Mesjid Istiqlal ini, dan banyak situs website yang memuat rute tersebut. Namun penulis di sini hanya menuliskan rute sesuai perjalanan yang penulis tempuh, yaitu dari Kampung Rambutan. Dari halte busway Terminal Kampung Rambutan, naik TransJakarta jurusan Kampung Melayu, turun di halte busway UKI dan transit ke TransJakarta jurusan Harmoni. Turun di halte busway Juanda, dan menyebrang ke MASJID ISTIQLAL.
D. Perdebatan Rencana Lokasi Mesjid
Terjadi perbedaan pendapat mengenai rencana lokasi pembangunan Masjid Istiqlal. Drs. H. Mohammad Hatta (Wakil Presiden RI) berpendapat bahwa lokasi yang paling tepat untuk pembangunan Masjid Istiqlal tersebut adalah di Jalan Mohammad Husni Thamrin yang kini menjadi lokasi Hotel Indonesia. Pertimbangan Mohammad Hatta memilih lokasi tersebut, karena berada di lingkungan masyarakat Muslim dan waktu itu belum ada bangunan di atasnya.
Sementara itu, Presiden Soekarno mengusulkan lokasi pembangunan Masjid Istiqlal di Taman Wilhelmina, yang di dalamnya terdapat reruntuhan benteng Belanda dan dikelilingi oleh bangunan-bangunan pemerintah dan pusat-pusat perdagangan serta dekat dengan Istana Merdeka. Hal ini sesuai dengan simbol kekuasaan kraton di Jawa dan daerah-daerah di Indonesia bahwa masjid harus selalu berdekatan dengan kraton atau dekat dengan alun-alun, dan Taman Medan Merdeka dianggap sebagai alun-alun Ibu Kota Jakarta. Selain itu, Presiden Soekarno menghendaki masjid ini berdampingan dengan Gereja Katedral Jakarta untuk melambangkan semangat persaudaraan, persatuan dan toleransi beragama sesuai Pancasila.
Pendapat Moh. Hatta tersebut akan lebih hemat karena tidak akan mengeluarkan biaya untuk penggusuran bangunan-bangunan yang ada di atas dan di sekitar lokasi. Namun, setelah dilakukan musyawarah, akhirnya ditetapkan lokasi pembangunan Masjid Istiqlal di Taman Wilhelmina. Untuk memberi tempat bagi masjid ini, bekas benteng Belanda yaitu benteng Prins Frederick yang dibangun pada tahun 1837 dibongkar.
E. Sejarah
Pembangunan masjid ini diprakarsai oleh Presiden Republik Indonesia saat itu, Ir. Soekarno. Dimulai dengan terbentuknya Pengurus Harian Yayasan Masjid Istiqlal pada tanggal 7 Desember 1954, dengan Ketua Umum H. Anwar Tjokroaminoto. Pembentukan Yayasan Masjid Istiqlal merupakan kesepakatan dalam pertemuan yang dihadiri sekitar 200 orang ulama dan tokoh-tokoh Islam seluruh Jakarta Raya di bawah pimpinan K.H. Taufiqurrahman (seorang tokoh Masyumi).
Tujuan daripada yayasan tersebut adalah mendirikan sebuah Masjid Agung Agung dengan nama Masjid Istiqlal yang berlokasi di Jakarta. Istiqlal berasal dari bahasa Arab yang artinya adalah kemerdekaan. Kata ini dipakai sebagai rasa syukur kaum muslimin terhadap Allah yang telah menganugerahkan kemerdekaan setelah mengalami penjajahan dengan masa yang cukup panjang. Pembangunan Masjid ini juga merupakan simbol dari peran kaum muslimin dalam mempertahankan Republik tercinta ini.

Dokumentasi Foto dengan latar tulisan
Masjid Istiqlal “Mosque of Independence” ( Masjid Istiqlal Jakarta, Kamis 18 Agustus 2016)
Pada 22 Februari 1955 diumumkan melalui surat kabar Sayembara Rencana Gambar Masjid Istiqlal. Ketua Panitia Sayembara ialah Mr. Assaat (mantan Presiden Negara Bagian RI yang berkedudukan di Yogyakarta, dulu Ketua Panitia Pembangunan Masjid Syuhada), dan Ketua Dewan Juri Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno.
Peserta sayembara yang terdaftar ada 30 orang dan hanya 27 peserta saja yang menyerahkan gambar. Diantara mereka hanya 22 peserta yang memenuhi persyaratan lomba. Ada 5 pemenang dalam sayembara tersebut:
– Pemenang I : F.Silaban dengan sandi “Ketuhanan”
– Pemenang II : R. Oetoyo dengan sandi “Istigfar”
– Pemenang III: Hans Groenewegen dengan sandi “Salam”
– Pemenang IV: Lima orang Mahasiswa ITB dengan sandi “Ilham”
– Pemenang V: Tiga orang Mahasiswac ITB dengan sandi ” Khatulistiwa”
Dewan Juri memutuskan karya arsitek Frederich Silaban (seorang Kristen Protestan), memakai sandi “Ketuhanan” sebagai pemenang, dengan catatan gambar tersebut harus disempurnakan. Setelah mempelajari beberapa literatur tentang masjid dan berkonsultasi dengan para ulama, maka F.Silaban memulai pekerjaanya. Dan jadilah sebuah masjid yang megah sebagaimans kita saksikan sekarang.
Pemancangan batu pertama, sebagai tanda dimulainya pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Presiden Soekarno dalam upacara resmi, pada hari Kamis tanggal 24 Agustus 1961. Pembangunan Masjid Istiqlal berjalan lambat dan terhenti sampai bergantinya pemerintahan Presiden Soekarno (orde lama). Panitia Pembangunan Masjid yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden RI beberapa kali diganti. Pada tahun 1969 bangunan masjid masih merupakan pilar-pilar beton yang tegak berdiri tanpa atap. Proses Pembangunan Masjid Istiqlal dilanjutkan kembali pada masa pemerintahan orde baru. Presiden Soeharto turun tangan selaku Ketua Penyantun Masjid Istiqlal dengan menyediakan anggaran pembangunan sejak Pelita I hingga Pelita II.
Peresmian penggunaan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978. Sebelum peresmiannya, untuk pertama kalinya Presiden Soeharto bersama para menteri dan ribuan umat Islam di Jakarta telah melaksanakan shalat Idul Fitri di Masjid Istiqlal pada tanggal 30 November 1970 (1 Syawal 1390).
Jadi, masjid Istiqlal yang didirikan pada tahun 1961 dan selesai pada tahun 1978, memerlukan pmbangunan Masjid memerlukan waktu sekitar 17 tahun, berawal pada masa Presiden Soekarno dan diresmikan penggunaannya pada masa Presiden Soeharto.
F. Arsitektur
Desain Masjid Istiqlal bergaya arsitektur Islam modern internasional. Arsitektur Islam modern ini menerapkan bentuk-bentuk geometri sederhana seperti kubus, persegi, dan kubah bola, dalam ukuran raksasa untuk menimbulkan kesan agung dan monumental. Bahannya pun dipilih yang besifat kokoh, netral, sederhana, dan minimalis, yaitu marmer putih dan baja antikarat (stainless steel). Ragam hias ornamen masjid pun bersifat sederhana namun elegan, yaitu pola geometris berupa ornamen logam krawangan (kerangka logam berlubang) berpola lingkaran, kubus, atau persegi. Ornamen-ornamen ini selain berfungsi sabagai penyekat, jendela, atau lubang udara, juga berfungsi sebagai unsur estetik dari bangunan ini. Krawangan dari baja ini ditempatkan sebagai jendela, lubang angin, atau ornamen koridor masjid. Pagar langkan di tepi balkon setiap lantainya serta pagar tangga pun terbuat dari baja antikarat. Langit-langit masjid dan bagian dalam kubah pun dilapisi kerangka baja antikarat. Dua belas pilar utama penyangga kubah pun dilapisi lempengan baja antikarat.
Mesjid ini memiliki konstruksi kokoh bangunan masjid yang didominasi oleh batuan marmer pada tiang-tiang, lantai, dinding dan tangga serta baja antikarat pada tiang utama, kubah, puncak menara, plafon, dinding, pintu krawangan, tempat wudhu, dan pagar keliling halaman.
Masjid Istiqlal memiliki keunikan arsitektur masjid yang merupakan perpaduan antara arsitektur Indonesia, Timur Tengah, dan Eropa. Arsitektur Indonesia nampak pada bangunan yang bersifat terbuka dengan memungkinkan sirkulasi udara alami sesuai dengan iklim tropis serta letak masjid yang berdekatan dengan bangunan pusat pemerintahan. Kemudian pada bagian dalam kubah masjid yang berhiaskan kaligrafi merupakan hasil adopsi arsitektur Timur Tengah. Masjid ini juga dipengaruhi gaya arsitektur Barat, sebagaimana terlihat dari bentuk tiang dan dinding yang kokoh.
Arsitektur Masjid Istiqlal juga menampilkan pendekatan yang unik terhadap berbagai serapan budaya dalam komposisi yang harmonis. Perpaduan itu menunjukkan kuatnya pemahaman yang menghargai berbagai budaya dari masyarakat yang berbeda, yang ditempatkan sebagai potensi untuk membangun harmoni dan toleransi antar umat beragama, dalam rangka membina kesatuan dan persatuan bangsa.
Beberapa kalangan menganggap arsitektur Islam modern Timur Tengah masjid Istiqlal berupa kubah besar dan menara terlalu bersifat Arab dan modern, sehingga terlepas dari kaitan harmoni dan warisan tradisi arsitektur Islam Nusantara tradisional Indonesia. Mungkin sebagai jawabannya mantan presiden Soeharto melalui Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila men-sponsori pembangunan berbagai masjid beratap limas tingkat tiga bergaya tradisional masjid Jawa.
G. Bangunan dan Spesifikasinya
Masjid Istiqlal yang memiliki luas tanah 9,5 hektar ini terdiri dari sebuah masjid, taman, halaman parkir, kolam air mancur, serta sungai yang mengelilinginya. Bangunan utama masjid ini terdiri dari lima lantai dan satu lantai dasar. Bangunan masjid terdiri dari gedung induk/utama, gedung pendahuluan, teras raksasa, menara, dan lantai dasar.
1. Gedung Induk
Gedung induk terdiri dari lantai utama yang berfungsi untuk shalat berkapasitas 16.000 orang dan pada samping kiri, kanan, serta belakang terdapat lantai bertingkat lima yang dapat menampung jama’ah sebanyak 61.000 orang. Lantai utama ini dibuka jam 04.00 WIB menjelang subuh dan ditutup Jam 21.00 WIB.
Kubah utama terdapat pada gedung induk ini. Di mana di bagian dalam kubah utama di topang oleh 12 pilar berdiameter 2,6 meter dengan tinggi 12 meter, angka ini merupakan simbol angka kelahiran nabi Muhammad SAW yaitu 12 Rabiul Awal. Pilar-pilar tersebut menyangga sebuah kubah raksasa yang memiliki garis tengah 45 m. Angka tersebut merupakan simbol tahun kemerdekaan Republik Indonesia.

Dua belas pilar besar dan kokoh menopang bagian dalam Kubah Masjid Istiqlal Jakarta (Kamis18 Agustus 2016)
Seperti telah disebutkan di atas bahwa kubah utama ditopang oleh 12 pilar besar dan kokoh, dan pada masing-masing pilar tersebut terdapat 2 buah kipas angin, 1 buah TV, dan sekeliling kubah agak dekat lantai mesjid disediakan rak-rak yang penuh berisi Al-Quran, serta dekat kubah ini juga dilengkapi meja kecil panjang, Sehingga di dekat masing-masing kubah ini para jama’ah dapat membaca Al-Quran sambil menunggu waktu sholat masuk.

Kipas angin, TV, dan Rak-rak yang dipenuhi Al-Quran terdapat di sekeliling pilar penopang Kubah Masjid Istiqlal Jakarta (Kamis18 Agustus 2016)

Pengunjung dapat membaca Al-Quran di dekat pilar Kubah Masjid Istiqlal Jakarta (Kamis18 Agustus 2016)
Bagian bawah sekeliling kubah terdapat kaligrafi Surat Yassin yang dibuat oleh K.H Fa’iz. Bagian dalam di bawah sekeliling kubah terdapat kaligrafi Surat Alfateha, Surat Thaha ayat 14, Ayat Kursi, dan Surat Al Ikhlas yang dimulai dengan bismillah. Pada kubah utama bagian dalam tergantung lampu berbentuk bola dengan warna seperti perak, dan sayang sekali penulis tidak bisa melihat dari dekat, karena banyak jemaah laki-laki sedang beribadah di ruang sholat utama ini. Karena posisi kubah utama ini di bawahnya memang lokasi untuk para jamaah laki-laki. Sehingga penulis hanya bisa melihat dan mendokumentasikan foto dari sisi kiri, sisi kanan, atau dari lantai dua.

Lampu hias seperti bola perak bergantung di kubah utama Masjid Istiqlal Jakarta (Kamis 18 Agustus 2016)
Dari luar atap bagian atas kubah dipasang penangkal petir berbentuk lambang Bulan dan Bintang yang terbuat dari stainless steel dengan diameter 3 meter dan berat 2,5 ton.

Kubah Utama Masjid Istiqlal yang dipuncak kubah terdapat simbol bulan bintang Jakarta (Kamis, 18 Agustus 2016)
Seluruh bagian gedung utama Masjid Istiqlal dilapisi marmer yang didatangkan langsung dari Tulungagung seluas 36.980 meter persegi. Lantainya ditutupi karpet merah sumbangan dari pemerintah Kerajaan Arab.
Pada dinding bagian depan masjid ini terdapat kaligrafi, di sebelah kanan dan kiri terdapat lafafz Allah dan Muhammad. Sedangkan pada bagian tengah agak ke atas ada tulisan yang berbunyi “La illaha Illallah” yang berarti tidak ada tuhan selain Allah.
Di dinding depan ruang utama shalat, tepatnya bawah tulisan La illaha Illallah” terdapat suatu tempat yang terdiri dari Mihrab dan Mimbar. Mihrab terletak antara tangga dan Mimbar. Ini adalah tempat Imam ketika melaksanakan shalat tertentu seperti shalat Idul Fitri atau Idul Adha. Tempat yang terletak di sebelah kiri agak ke atas disebut Mimbar, yakni tempat bagi khatib dalam berkutbah pada hari jum’at atau hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha. Di bawah mimbar adalah tempat mu’adzin mengumandangkan afzan lima waktu. Pada hari jum’at gedung utama ini penuh oleh para jema’ah yang melaksanakan shalat jum’at.
Pada bagian depan ruang utama terdapat 2 pasang layar putih besar, yaitu di kiri dan kanan. selain itu juga ada sepasang TV terpasamg di kiri dan kanan dinding depan ruang utama shalat. Ruang utama shalat ini ini juga dilengkapi AC. Di mana alat pendingin (AC) ini berukuran besar dan terletak berderet di tepi ruang utama shalat. Penulis amati setelah usai shalat dzuhur banyak jamaah laki-laki tidur-tiduran dekat AC tersebut. Padahal penulis membaca pengumuman yang terpampampang di dekat puntu utama ruang shalat bahwa dilarang tidur-tiduran di masjid ini. Mungkin sejuk dan nyaman dekat AC tersebut. Maklum cuaca di luar masjid sangat panas.
Kemudian di selasar luar ruang utama, tepatnya dekat deretan AC tersebut di atas juga terdapat TV besar. Tentunya TV ini dimaksudkan untuk para jamaah yang kebahagian tempat di selasar luar ini. Sehingga bagi jamaah yang tak bisa mendapat tempat dalam ruang utama bisa melihat dan mendengar suara dari setiap kegiatan yang ada di dalam ruang utama shalat cukup dengan melihat TV tersebut.
2. Gedung Pendahuluan dan Emper Samping
Di belakang gedung induk terdapat gedung pendahuluan. Fungsi utama gedung ini setiap jamaah dapat menuju gedung utama secara langsung. Selain itu juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat perluasan shalat bila gedung utama penuh.
Gedung ini dapat menampung jama’ah sebanyak 8.000 orang. Di atasnya terdapat sebuah kubah kecil yang bergaris tengah 8 m, yang dijadikan simbol bulan Agustus bagi kemerdekaan RI.
Bagian gedung ini memiliki tinggi sekitar 52 meter, panjangnya 33 meter, dan lebar sekitar 27 meter Bagian gedung ini memiliki lima lantai yang terletak di belakang gedung utama yang diapit dua sayap teras. Luas lantainya 36.980 m2 dengan dilapisi 17.300 m2. jumlah tiang pancangnya sebanyak 1800 buah.
3. Teras Raksasa dan Emper Keliling
Di negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim, biasanya terdapat sebuah masjid besar yang memiliki teras sangat luas. Masjid Istiqlal mempunyai teras raksasa berukuran 19.800 m2 terletak di sebelah kiri belakang induk, dimana teras ini apat menampung sekitar 50.000 jama’ah.

Dokumentasi foto di teras raksasa masjid dengan latar belakang menara Masjid Istiqlal Jakarta (Kamis18 Agustus 2016)
Teras raksasa ini berfungsi sebagai tempat melaksanakan ibadah shalat, ketika gedung Induk dan Gedung Pendahuluan dipenuhi oleh jama’ah, khususnya pada saat Idul Fitri dan Idul Adha. Selain itu teras ini juga berfungsi sebagai tempat acara-acara keagamaan seperti MTQ dan pada emper tengah dahulu biasa digunakan untuk manasik (latihan) haji.
Teras raksasa ini tidak paralel dengan gedung induk yang menghadap ke arah kiblat, melainkan mengarah ke Monumen Nasional (Monas). Hal ini menunjukkan, bahwa Masjid Istiqlal sebagai Masjid Nasional memiliki kaitan erat yang sangat erat dengan sejarah bangsa Indonesia. Keterkaitan Masjid Istiqlal dengan Monas merupakan simbol dari peran kaum muslimin dalam berjuang menegakkan kemerdekaan. Republik Indonesia. Jadi, Arah poros teras ini mengarah ke Monument Nasional menandakan masjid ini adalah masjid nasional. Dan selanjutnya, oleh karena teras raksada ini tidak mengarah ke kiblat, maka diadakan petunjuk arah kiblat bagi jema’ah shalat.

Dokumentasi foto teras raksasa masjid dengan latar belakang terlihat Monumen Nasional dan Menara Masjid Istiqlal Jakarta (Kamis18 Agustus 2016)
Selain untuk melaksanakan ibadah shalat, sewaktu-waktu gedung ini juga dipergunakan untuk berbagai kegiatan keagamaan, seperti Musabaqah Tilawatil Qur’an, latihan Manasik Haji yang diselenggarakan untuk calon-calon haji dan latihan Manasik Haji untuk siswa-siswi Taman Kanak-se-DKI. Tempat ini juga bisa dipakai untuk shooting film yang memiliki dampak positif bagi kaum muslimin dan tidak merusak citra masjid.
Bangunan ini memiliki emper keliling. Emper ini mengelilingi teras raksasa dan emper tengah yang sekelilingya terdapat 1800 pilar guna menopang bangunan emper. Panjang emper keliling ini sekitar 165 meter, dan lebarnya 125 meter. Emper keliling berfungsi sebagai penghubung ke gedung induk dan gedung pendahuluan.
5. Menara dan Bedug Raksasa
Menara tegak dan lurus menembus langit biru. Tampak indah dan bergaya arsitektur modern. Menara di dibuat dari kerangka baja tipis dan menara ini dirancang berlubang-lubang untuk mengurangi tekanan dan hembusan angin. Tinggi mencapai 6.666 cm atau 66,66 meter sesuai dengan jumlah ayat yang terdapat di dalam kitab suci Al-Quran, sedang diameter menara sekitar 5 meter. Di atas tempat adzan adalah puncak menara yang terbuat dari baja tahan karat seberat 28 ton dengan tinggi 30 meter.
Bangunan menara meruncing ke atas ini berfungsi sebagai tempat Muadzin mengumandangkan Azan. Di atasnya terdapat banyak pengeras suara yang dapat menyuarakan azan ke kawasan sekitar masjid. Pada awalnya, menara berfungsi sebagai tempat dikumandangkan gema adzan, kemudian berubah menjadi tenpat pengeras suara agar gema adzan terdengar sampai ke tempat yang jauh.
Di bawah menara, tepatnya di sudut sebelah tenggara terdapat bedug raksasa yang berfungsi sebagai alat pertanda waktu shalat. Bedug raksasa Mesjid Istiqlal ini memiliki Garis tengah/ diameter depan adalah 2 meter sedangkan diameter belakang adalah 1,71 meter. Sementara panjang keseluruhan adalah 3 meter dengan berat total 2,3 ton.
Bedug merupakan salah satu ciri ke-Islaman Indonesia dimana hanya terdapat di masjid-masjid Indonesia. Bedug adalah hasil kreativitas yang menjadi bentuk kebudayaan Islam lokal. Di desa-desa, biasanya di tabuh setiap waktu shalat sebelum adzan dikumandangkan. Di Masjid Istiqlal, fungsi bedug telah digantikan dengan pengeras suara.
Bedug ini terbuat dari kayu yang berlubang dan kulit sapi. Kayu bedug tersebut adalah kayu meranti dari Kalimantan Timur yang konon berumur 300 tahun. Sedangkan kulit sapi untuk bedug, dibutuhkan 2 lembar kulit sapi dari 2 ekor sapi dewasa. Bagian depan adalah kulit sapi jantan sedangkan bagian belakang adalah kulit sapi betina. Untuk menempelkan kulit ini dibutuhkan 90 paku yang terbuat dari kayu Sonokeling yang pembuatannya membutuhkan waktu 60 hari di Jepara Jawa Tengah.
Kaki penopang bedug disebut Jagrag setinggi 3,8 meter pada kakinya terdapat tulisan Allah dalam segilima yang melambangkan rukun Islam dan waktu shalat. Di sisi lain terdapat tulisan “Bismillahirrahmanirrahim”. Pada ke-empat sisi kakinya terdapat tulisan dua kalimat syahadat. Pada bagian Jagrag keseluruhan ada 27 buah kaligrafi ukiran SuryaSangkala (tahun matahari) yang merupakan pengaruh kebudayaan Hindu sementara pada bagian atas ada ornament ukiran menyerupai naga yang merupakan pengaruh Budha. Sehingga secara keseluruhan bedug ini merupakan wujud dari akulturasi islam dengan berbagai kebudayaan lainnya yang ada di Indonesia.
5. Lantai Dasar
Di bawah gedung induk terdapat ruangan kaca yang sangat luas, yang dikenal dengan lantai dasar. Jadi, posisi lantai Dasar ini berada di bawah Gedung Induk, gedung pendahuluan, dan teras raksasa. Lantai dasar masjid ini luasnya 2,5 ha
Lantai dasar ini dahulu dibiarkan kosong dan hanya digunakan dalam keadaan darurat untuk menampung masyarakat DKI Jakarta bila dalam keadaan bahaya. Namun sejak tahun 1978 atas perintah Presiden Soeharto lantai ini digunakan untuk kantor organisasi keagamaan. Sekarang, masjid ini semarak dengan berbagai aktivitas umat muslim dan organisasi islam di dalamnya. Ruangan ini pernah dipergunakan untuk festival Istiqlal Pertama dan Kedua pada tahun 1991 dan 1995.
Saat ini sebahagian ruangan lantai dasar digunakan untuk tempat Pelayanan/Pendaftaran para tamu yang berkunjung ke Masjid Istiqlal (Registration service for Istiqlal Mosque Visitors). Sehingga di tempat ini para pengunjung sebelum naik ke gedung induk mengisi buku tamu terlebih dahulu. Di meja tempat pelayanan/pendaftaran ini selain tersedia buku tamu, juga tersedia buletin informasi seperti mimbar jumat, dan lain-lainnya.
Selanjutnya, masih di lantai dasar tepatnya di depan Tempat Pelayanan/Pendaftaran Tamu terdapat Ruangan Pusat Informasi (Information Centre). Di pusat ruangan infirmasi para pengunjung dapat meminta informasi-informasi yang terkait dengan Masjid Istiqlal. Di ruangan ini ada petugas yang siap untuk memberikan informasi kepada pengunjung yang membutuhkan. Alhamdulillah selain mendapatkan informasi secara lisan, penulis juga diberikan sumber tertulis berupa Brosur Masjid Istiqlal dan Buletin Mimbar Jumat. Dengan informasi tersebut cukup memadai dan sahih untuk bahan tulisan tentang Masjid Istiqlal ini, karena langsung dari sumbernya.
Masih di lantai dasar, pada sebahagian ruangan lainnya digunakan untuk pendidikan, seperti Taman Kanak-kanak Islam/ Raudatul Adhfal Istiqlal (RA Istiqlal) dan MI Istiqlal. Di depan RA dan MI ini disediakan tempat duduk, sehingga para orang tua/wali yang mengantarkan anaknya ataupun para pengunjung dapat duduk santai di tempat ini.
Di bawah teras raksasa terdapat puluhan ruangan yang terdiri dari 2 aula dan beberapa perkantoran. Aula serbaguna ini berungsi sebagai tempat diskusi ilmiah dan pertemuan. Perkantoran yang ada di sini terdiri perkantoran BPPMI (Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal) dan Organisasi-organisasi Islam yang tidak berafiliasi terhadap golongan tertentu, seperti:
– Badan Penasihat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan Pusat (BP4 Pusat)
– Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI)
– Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Tingkat Nasional
– Pusat Perpustakaan Islam Indonesia (PPII)
– Terjemahan Al-Quran Sistem 40 jam
– Badan Pembina Rohani Islam (BABIN ROHIS)
– Himpunab Seni dan Budaya Islam (HSBI)
– RA, MI, MTsN Istiqlal
– MUI
– Dewan Mesjid Asia dan Lautan Teduh
– Dewan Mesjid Indonesia
6. Tempat Wudhu, Air, Penerangan, dan Pendingin Ruangan
Di bawah emper teras raksasa dan gedung induk terdapat tempat wudhu, urinoir, dan kamar mandi beserta WC-nya yang berlokasi di sebelah barat, timur, selatan, dan utara. Tempat wudhu terdapat di beberapa lokasi di lantai dasar yaitu di sebelah utara, timur maupun selatan gedung utama. Tempat ini dilengkapi dengan kran khusus sebanyak 468 buah sehingga secara bersamaan 468 orang dapat berwudhu sekaligus.
Di sebelah timur di bawah emper teras raksasa terdapat dua lokasi urinoir yang berjumlah 80 ruang.yang terbagi dua kompleks, untuk pria dan wanita. Selain itu masih terdapat kamar mandi berserta WC -nya sebanyak 52 kamar yang yang dapat dikunci dan beberapa toilet di lantai sebelah selatan 12 buah, barat 12 buah dan timur 28 buah.
Tempat wudhu berupa ruangan panjang, dan sepanjang ruangan tempat wudhu ini terdapat tempat duduk. Tempat wudhu ini terletak di tengah antara deretan kran dan deretan kamar mandi. Sehingga tempat duduk ini dapat digunakan untuk duduk dan beristirarat sambil menunggu bila terjadi antrian pada deretan kran ataupun pada kamar mandi. Mungkin karena empat wudhu ini bersih, sehingga para pengunjung betah dan nyaman di sini, meskipun antrian panjang.
Keperluan wudhu, kamar mandi dan toilet ini dipasok sebanyak 600 liter setiap hari per menit dari PAM.
Penerangan masjid Istiqlal menggunakan listrik dari PLN, selain itu juga menggunakan 3 generator berkekuatan masing-masing 110 kva dan sebuah generator besar 500 kva. Pendingin ruangan hanya digunakan bagi ruangan-ruangan kantor di lantai bawah dengan menggunakan sistem kontrol terpusat.
7. Pintu Masuk
Terdapat tujuh pintu gerbang masuk ke dalam Masjid Istiqlal. Masing-masing pintu itu diberi nama berdasarkan Asmaul Husna. Dari ketujuh pintu ini tiga pintu yaitu Al Fattah, As Salam dan Ar Rozzaq adalah pintu utama. Namun, sayang sekali penulis hanya sempat mendokumentasi dua dari 7 pintu tersebut, yaitu pintu Al-Fattah dan pintu Al-Quddus.
Adapun Ketujuh pintu Masjid Istiqlal adalah sebagai berikut:
1) Al Fattah (Gerbang Pembuka): pintu utama yang terletak sisi timur laut berhadapan dengan Gereja Katedral. Pintu ini adalah pintu untuk masyarakat umum yang senantiasa terbuka dan terletak di bangunan pendamping dengan kubah kecil diatasnya.
2) Al Quddus (Gerbang Kesucian): pintu yang terletak di sisi timur laut terdapat di sudut bangunan utama masjid.
3) As Salam (Gerbang Kedamaian): salah satu pintu utama ini terletak di ujung utara pada sudut bangunan utama. Pintu ini langsung menuju dekat shaf terdepan barisan shalat, sehingga pintu ini digunakan untuk tamu penting VIP, seperti ulama, tamu asing, duta besar dari negara muslim, dan tamu penting lainnya pada acara keagamaan penting.
4) Al Malik (Gerbang Raja): pintu VVIP di sisi barat pada sudut bangunan utama masjid. Seperti pintu As Salam pintu ini juga langsung menuju dekat shaf terdepan barisan shalat, sehingga pintu ini digunakan untuk tamu penting VVIP seperti presiden dan wakil presiden Indonesia serta tamu negara yang berkunjung.
5) Al Ghaffar (Gerbang Ampunan): pintu ini terletak di ujung selatan pada bangunan selasar pelataran, tepat di bawah menara masjid Istiqlal. Pintu ini adalah yang paling dekat gerbang tenggara sekaligus yang terjauh dari mihrab masjid.
6) Ar Rozzaq (Gerbang Rezeki): salah satu pintu utama ini terletak di tengah-tengah sisi selatan selasar pelataran Istiqlal. Dari pintu ini terdapat koridor yang lurus menghubungkannya dengan pintu Al Fatah di sisi timur laut.
7) Ar Rahman (Gerbang Pengasih): pintu ini terletak di sudut barat daya bangunan selasar masjid, dekat pintu Al Malik.
8. Pagar dan Pintu Gerbang
Komplek Masjid Istiqlal dikelilingi pagar setinggi empat meter, terdiri dari tembok setinggi satu meter dan diatasnya berdiri pagar setinggi tiga meter yang terbuat dari bahanstainless steel, baja anti karat sepanjang 1.165 meter.
Semula pagar ini meski dibuat dari bahan baja antikarat dan cukup kokoh, namun tingginya hanya sekitar 1,2 meter ditambah 1 meter tembok sehingga memudahkan keluar masuknya orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan cara melompati pagar tersebut, ditambah lagi dengan pintu gerbang yang sangat mudah dilewati meski pintu tersebut dalam keadaan terkunci.
Sebagai solusinya maka mulai 2007, pagar diganti menjadi lebih tinggi dan indah seperti yang disaksikan sekarang. Pintu gerbangpun diubah dan dipercantik dengan menggunakan alumunium cor dan dirancang memiliki celah-celah yang rapat yang tidak mungkin dilewati oleh manusia.
Saat ini untuk masuk ke wilayah Masjid Istiqlal baik menggunakan kendaraan ataupun berjalan kaki harus melalui pintu gerbang yang terbuka yang masing-masing mempunyai gardu jaga. Pintu-pintu gerbang tersebut terletak di sebelah utara, timur, tenggara dan selatan. Salah satu dari pintu gerbang tersebut diperuntukkan khusus untuk VIP yaitu RI 1 dan RI 2. Pintu gerbang timur berhadapan dengan gereja katedral.

Pintu Gerbang Timur Masjid Istiqlal Jakarta berhadapan dengan Gereja Katedral (Kamis 18 Agustus 2016)
9. Halaman, Air Mancur, Taman, Lampu Jalan, dan Sungai
Halaman masjid Istiqlal seluas 9,5 hektar. Halaman ini dapat menampung kurang lebih 800 kendaraan sekaligus melalui 7 buah pintu gerbang masuk yang ada. Mesjid di kelilingi oleh sungai dan di halaman masjid terdapat tiga jembatan yang panjangnya sekitar 21 sampai 25 meter.
Di dalam kompleks masjid di sebelah selatan terdapat air mancur yang berada di tengah-tengah kolam seluas ¾ hektar. Air mancur ini dapat memancarkan air setinggi 45 meter. Selain air mancur, sepanjang jalan komplek menuju gedung induk mesjid Istiqlal ini terdapat lampu-lampu penerang jalan.
Halaman masjid Istiqlal dikelilingi pepohonan yang rindang agar suasana masjid terasa sejuk sehingga akan menambah kekhusukan jamaah beribadah di masjid ini.
Memasuki kawasan wisata hiritage Jakarta di Masjid Istiqlal, kita akan menemukan taman yang tertata rapih yang berada di depan pintu utama masjid. Papan nama masjid yang diapit oleh kedua tanaman hias sikas dengan tamanan hias lainnya menyambut kehadiran kami di depan pintu gerbang utama Masjid Istiqlal.
10. Fasilitas lainnya
Di mesjid Istiqlal ini tepatnya di lantai dua juga disediakan tempat peminjaman mukena gratis serta tempat khusus untuk mengganti mukena bagi wanita. Sehingga bagi jamaa’ah wanita dapat dengan leluasa mengganti mukena di ruang khusus ini tanpa terlihat auratnya oleh yang lain.
Mesjid Istiqlal memiliki sound sistem yang baik, di mama masih terletak di lantai dua, yaitu tepatnya dekat tempat wanita mengganti mukena terdapat ruang operator sound system. Dan ruang ini hanya boleh dimasuki oleh operator sound system tersebut.
Sama halnya dengan mesjid-mesjid lainnya, Masjid Istiqlal juga menyediakan tempat penitipan sepatu/sandal/tas. Tempat penitipan ini tersedia 2 buah di lantai dasar, tepatnya dekat pusat informasi dan pelayanan tamu/pengunjung. Selain di lantai dasar, ternyata di lantai atas juga tersedia tempat penitipan tas, dan tempat penitipan ini juga gratis.
Masih banyak fasilitas lainnya yang dimiliki oleh masjid Istiqlal ini seperti Internet Akses, Poliklinik, Toko Buku dan Souvenir, Koperasi, Multimedia, Sarana Ibadah , Gudang, Sarana Olah Raga, Lift bagi penyandang cacat. Bahkan di atas lahan di sekeliling masjid Istiqlal, sebagian dipergunakan untuk kegiatan ekonomi, warung makan, dan terutama setiap hari Jum’at ramai dipenuhi pedagang dan pembeli sehabis menunaikan shalat Jum’at, yang dikenal dengan pasar Jum’atan.
H. Kegiatan Masjid
Pada intinya, masjid adalah tempat ibadah. Segala kegiatan dan aktivitas yang dilakukan untuk beribadah kepada Allah, bisa dilaksanakan di masjid. Masjid ini merupakan tempat pertemuan kaum muslimin dari berbagai lapisan masyarakat. Dari pertemuan itu terciptalah berbagai macam kegiatan. Ada yang bersifat harian, mingguan, bulanan, dan tahunan.
a. Kegiatan Harian
Shalat rawatib, ceramah/pengajian kitab agama ba’da dzuhur, pengislaman, pengajiab terjemahab Al-Qur’an sustem 40 jam dan pengajian pada sore hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Sabtu. Masjid Istiqlal menyediakab perpustakaan yang dibuka setiap hari kecuali hari lubur. Di samping itu, bagi para tamu asing maupun domestik yang ingin melihat Masjid Istiqlak dan mengetahui sejarahnya lebih jauh akan didampingi oleh pemandu tamu atau guide Masjid Istiqlak di ruang informasi (Information Centre).
b. Kegiatan Mingguan
Sholat Jum’at, Ceramag ba’da Maghrib pada Jum’at malam dan Senin malam, pengajian kaum ibu dan Majelis Taklim Dialog Ahad. Penerbitan Mimbar Jum’at dengan oplag 200 exp yang dibagikan dengan gratis.
c. Kegiatan Bulanan Pengajian Al-Quran untuk Remaja, Tabligh Akbar, pengajian kitab Riyadhussholihin, Ihya Ukumuddin, Pengajian Masyarakat Intelektual dan kegiatab Qiyamul Lail.
d.Kegiatan Tahunan
Peringatan Isra’ Mi’raj, Nuzulul Qur’an, Shalat Iduk Fitri dan Idul Adha (acara-acara tersebut dihadiri oleh Presiden). Pada peringatan Maulid Nabi SAW diselenggarakan Kirab Syiar Maulid yang diikuti oleh pelajar Madrasah DKI Jakarta. Pada bulan sucu Ramadhab diselenggarakab buka puasa bersama, penampilan Qori/Qori’ah Nasional dan Internasional sebelum sholat tarawih dan shalat witir, ceramah agama sebelum tarawih dan sesudah shalat subuh tadarrus Al-Quran, Qiyamul Lail pada akhir Ramadhab, pesantren kilat, serta santunan anak yatim. Khitanan berjama’ah diadakan setiap liburan akhir tahun ajaran sekolah. Khusus Idul Adha diselenggarakan ibadah Qurban: menerima, menyembelih dan mendistribusikan dahing hewan qurban kepada yang berhak menerimanya
Kegiatan harian, mingguan, bulanan, dan tahunan yang tersebut di atas penulis dapatkan berdasarkan info dari brosur Istiqlal tahun 2008.
Selanjutnya Kegiatan Masjid Istiqlal berdasarkan info terbaru (Mimbar Jumat, Jumat 12 Agustus 2016) menyebutkan bahwa aneka program pendidikan digelar di Istiqlal, yang bermanfaat untuk Anda, Isteri/Suami, dan anak-anak. Pilihlah waktu yang cocok untuk menghadirinya. Bacalah program dan jadwal di bawah ini, apabila ada informasi tambahan yang diperlukan, silahkan hubungi Mimbar Jumat.
a. Ta’lim Masjid Istiqlal
Untuk melayani kebutuhan jama’ah dan kaum muslimin khususnya mereka yang berminat untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an dan wawasan keIslaman, Masjid Istiqlal menyelenggarakan kegiatan ta’lim yang dibimbing oleh para ustadz/guru yang berpengalaman
b. Dialog Zhuhur
Masjid Istiqlal juga mengadakab kegiatan dialog dzuhur, dan kegiatan ini dilaksanakan ba’da zhuhur, dengan nara sumber yang berpengalaman.
c. Bimbingan Pengislaman
Masjid Istiqlal juga mengadakan kegiatan bimbingan pengIslaman. Berdasarkan data Mimbar Jumat, m Alhamdulillah telah memeluk Agama Islam 5-11 Agustus, 5 orang yang semula agamanya Protestan dan masuk Islam, dan dilakukan bimbingan pengIslaman pada meteka
d. Shalat Gaib
Masjid Istiqlal juga melaksanakan Shalat Ghaib untuk para Almarhum/Almarhumah. Shalat Ghaib berjamaah telah dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 5 Agustus 2016 yang ditujuksn kepada 19 Almarhum/Amarhumah.
e. Shadaqah Jariah Jamaah Sholat Jumat
Masjid Istiqlal juga mengadakan kegiatan shadaqah jariah setiap jumat. Hasil Shadaqah Jariag Jumat, 5 Agustus 2016 sebesar Rp112.234.000 (Seratus dua belas juta dua ratus tiga puluh empat ribu rupiah) dan 12 Dolar USA, 200 Ringgit Malaysia, 247 Real UEA, 1 Dolar Brunei dan 17 Riyal Qatar,
f. Lembaga Amil Zakat Masjid Istiqlak (LAZMI)
Bagi kaum muslimin, khususnya para muzaki yang bermaksud menunaikan zakat mal, infaq, dan shadaqah dapat berhubungan langsung di:
Kamar 48 Masjid Istiqlal (Pengurus KAZMI) Telp. (021) 3811708, atau transfer melalui Bank BRI Cab, Veteran dengan No. rekening 0329-01-001287.306 (Lembaga Amil Zakat Masjid Istiqlal),
g. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH( Istiqlal
Kepada para jama’ah yang akan menunaikab ibadah haji atau umroh, serta memperdalam ilmu manasik haji, dapat bergabung dengan dibimbing oleh para Muthowif yang ahli dibidangnya, Insya Allah akan menjadi “Haji Mabrur”. Lebih lanjut bisa menghubungi sekretariat KBIH: Kamar 25 & 61 Masjid Istiqlal, Telp/ Fax (021) 34831648 – 3868347.
Kegiatan lainnya: Menyelenggarakan kegiatan pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), Menyelenggarakan kegiatan sosial ekonomi (koperasi masjid), Tabliq Akbar, dll.
I. Daya Tarik
Jakarta tidak hanya dikenal sebagai pusat Ibu Kota yang memiliki kesibukan yang tidak pernah tidur. Namun, di balik kesibukan kota Jakarta kita banyak sekali dapat menemukan tempat wisata Jakarta yang memiliki nilai sejarah panjang hingga kini masih dipelihara dan dipergunakan untuk aktifitas kegiatan masyarakat umum. Salah satu situs bersejarah di Jakarta tersebut adalah Masjid Istiqlal.
Selain digunakan sebagai aktivitas ibadah umat Islam, masjid ini juga digunakan sebagai kantor berbagai organisasi Islam di Indonesia, aktivitas sosial, dan kegiatan umum. Masjid ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang terkenal di Jakarta. Kebanyakan wisatawan yang berkunjung umumnya wisatawan domestik, dan sebagian wisatawan asing yang beragama Islam.
Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Istiqlal juga merupakan obyek wisata religi, pusat pendidikan, dan pusat aktivitas syiar Islam. Dengan berkunjung ke masjid ini, jamaah dan wisatawan dapat melihat keunikan arsitektur masjid yang merupakan perpaduan antara arsitektur Indonesia, Timur Tengah, dan Eropa.
Sering kali Masjid Istiqlal mendapat kunjungan dari tamu-tamu negara mulai dari Presiden, Pedana Menteri sampai dengan para Duta Besar negara-negara sahabat. Masyarakat non-Muslim secara umum juga dapat berkunjung ke masjid ini setelah sebelumnya mendapat pembekalan informasi mengenai Islam dan Masjid Istiqlal, meskipun demikian bagian yang boleh dikunjungi kaum non-Muslim terbatas dan harus didampingi pemandu.
Nah ternyata memang benar banyak pengunjung yang datang ke mesjid ini. Selain pengunjung datang untuk melaksanakan ibadah sholat, mesjid ini juga dikunjungi oleh pengunjung untuk tujuan wisata religi dan pendidikan. Saat penulis berkunjung, penulis lihat dari emper keliling mesjid ( dari atas), terlihat di halaman mesjid penuh oleh pramuka penggalang. Mulanya penulis pikir meteka adalah pramuka-pramuka yang berasal dari Jakarta sekitarnya. Wah, ternyata bukan. Saat penulis turun dari mrsjid dan sempat bertemu dengan mereka dan bertanya mereka dari mana? Wow…ada yang dari Maluku Utara, Palembang, dan bahkan dari Sumateta Barat, tepatnya dari Kota Solok. Rupanya mereka adalah kontingen dari daerah masing-masing yang mengikuti Jambore Nasional di Cibubur. Dan hari ini mereka ada kegiatan kunjungan ke Mesjid Istiqlal. Senang juga penulis bisa bertemu dengan meteka. Dan tak lupa kami foto besama lho. Wah…jadi teringat nich, kenangan penulis sewaktu ikut Jambore Nasional IV dan Asia Pasifik VI di Cibubur Tahun 1981.

Dokumentasi foto bersama pramuka penggalang kontingen Solok Sumatera Barat di depan Masjid Istiqlal Jakarta (Kamis18 Agustus 2016)

Dokumentasi Foto bersama pramuka penggalang kontingen Palembang Sumatera Selatan di depan
Masjid Istiqlal Jakarta (Kamis 18 Agustus 2016)

Dokumentasi Foto bersama salah seorang anggota pramuka penggalang kontingen Maluku Utara di depan
Masjid Istiqlal Jakarta (Kamis 18 Agustus 2016)
Selain pengunjungnya pramuka tersebut di atas, penulis juga melihat ada pengunjung non muslim. Dan penulis lihat untuk wisatawan perempuan, mereka memakai selendang. Mungkin untuk menutup aurat mereka (maklum mereka pakai baju tak berlengan dan tipis).
J. Penutup
Demikian sedikit oleh-oleh cerita dari Mesjid Istiqlal, mesjid yang selain sebagai tempat ibadah, juga merupakan obyek wisata religi, pusat pendidikan, dan pusat aktivitas syiar Islam. Dengan berkunjung ke masjid ini, jamaah dan wisatawan dapat melihat keunikan bangunannya yang kokoh dan arsitektur masjidnya yang indah. Nah tunggu apalagi, bila Anda berkunjung ke Ibukota RI ini jangan lupa untuk singgah ke mesjid ini ya!
Referensi
Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istialal. 2008. Brosur Istiqlal. Jakarta: Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istialal Taman Wijaya Kusuma
Mimbar Jumat Mesjid Istiqlal. 2016. Buletin Mimbar Jumat No.904/XVII/16, Jumat 12 Agustus 2016/9Dzulqa’idah 1437 H. Jakarta: Bidang Takmir Masjid Istiqlal
Tersedia “Rute Ke Mesjid Istiqlal” http://ib-id.blogspot.co.id/2016/01/Diakses Senin 26 September 2016 Jam 11.10
Tersedia ” Rute Ke Mesjid Istiqlal” http://simas.kemenag.go.id/Diakses Senin 26 September 2016 Jam 11.20
Tersedia ” Sejarah Masjid Istiqlal” http://jakartapedia.bpadjakarta.net/Diakses Senin 26 September 2016 Jam 12.24
One Response to Ayo Berkunjung dan Mengenal Masjid Istiqlal Jakarta