Ayo Belajar Ekonomi dengan “Jigsaw Learning” di SMA Negeri 2 Rambatan
A. Pengantar
Siapa yang tidak mengenal pembelajaran “Jigsaw”? Ada perbedaan dari beberapa refensi tentang Jigsaw ini. Ada yang menyebutnya dengan cara berbeda, seperti model, strategi, metode, dan teknik. Seperti beberapa pendapat ini, bahwa: Selain sebagai teknik, ternyata “Jigsaw” yang dikembangkan oleh Aronson (1975) ini dikenal sebagai metode pembelajaran kooperatif (Huda, 2013:149). Sedangkan Zaini, Munthe, dan Aryani (2004:59-55) menyebut “Jigsaw” dengan cara berbeda, pertama “model Jigsaw”, kedua “Jigsaw” disebutkannya juga strategi. Namun, pada tulisan ini penulis memasukkannya ke dalam metode pembelajaran. Bagi yang belum pernah mencoba metode ini, ayo kita cari teorinya dan kita lihat bagaimana penerapannya pada pembelajaran ekonomi di kelas X2 SMA Negeri 2 Rambatan TP. 2015/2016!

Dokumentasi Foto “Jigsaw Learning” pada pembelajaran ekonomi di kelas X2 SMAN 2 Rambatan TP.2015/2016
B. Keunggulan
Menurut Zaini, Munthe, dan Aryani (2004:59) bahwa kelebihan metode ini adalah:
1. Strategi ini merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian
2, Strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa/mahasiswa dalam belajar sekaligus mengajarkan kepada orang
Menurut Huda (2013:149) adapun keunggulan metode ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat diterapkan untuk materi-materi yang berhubungan dengan keterampilan membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara
2. Menggabungkan aktivitas membacam menulis, mendengarkan, dan berbicara
3. Dapat juga diterapkan untuk beberapa mata pelajaran, seperti ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, matematika, agama, dan bahasa
4. Cocok untuk semua tingkatan kelas
5. Teknik ini akan bermakna, bila guru memahami kemampuan dan pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skema ini
6. Memberi banyak kesempatan pada siswa untuk mengolah informasi dan meningkatkan kemsmpuan berkomunikasi.
C.Prosedur
Menurut Zaini, Munthe, dan Aryani (2004:59-60) bahwa langkah-langkah “Jigsaw Learning” (Belajar Model Jigsaw) adalah sebagai berikut:
1. Pilihlah materi pelajaran/kuliah yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen (bagian)
2. Bagilah siswa/mahasiswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah segmen yang ada. Jika jumlah siswa/mahasiswa adalah 50 sementara jumlah segmen yang ada 5, maka masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang. Jika jumlah ini dianggap terlalu besar, bagi lagi menjadi dua, sehingga setiap kelompok terdiri dari 5 orang, kemudian setelah proses selesai gsbungkan kedua kelompok pecahan tersebut.
3. Setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materi kuliah yang berbeda-beda
4. Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di kelompoknya
5. Kembalikan suasana kelas seperti semula kemudian tanyakan sekiranya ada persoalan-persoalan yang tidak terpecahkan dalam kelompok
6. Sampaikan beberapa pertanyaan kepada siswa/mahasiswa untuk mengecek pemahaman mereka terhadap materi
Menurut Huda (2013:149-151) prosedur “Jigsaw” sebagai berikut:
1. Guru membagi topik menjadi empat bagian/subtopik. Misal, topik tentang novel dibagi menjadi “alur, tokoh, latar dan tema”
2. Sebelum subtopik-subtopik itu diberikan, guru memberikan pengenalan mengenai topik yang akan dibabahas pada pertemuan hari itu. Guru bisa menuliskan topik ini di papan ini di papan tulis dan bertanys kepada siswa apa yang mereka ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan “brainstorming” ini dimaksudkan untuk mengaktifkan kemampuan siswa agar lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang baru
3. Siswa dibagi dalam kelompok berempat
4. Bagian/Subtopik pertama diberikan pada siswa/anggota 1, sedangkan siswa/anggota 2 menerima bagian/subtopik yang kedua. Dan seterusnya
5. Kemudian, siswa diminta membaca/mengerjakan bagian/topik mereka masing-masing
6. Setelah selesai, siswa saling berdiskusi mengenai bagian/subtopik yang dibaca/dikerjakan masing-masing bersama rekan-rekan satu anggotanya. Dalam kegiatan ini, siswa bisa saling melengkapi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya
7. Khusus untuk kegiatan membacam guru dapat membagi bagian-bagian sebuah cerita yang belum utuh kepada masing-masing siswa. Siswa membaca bagian-bagian tersebut untuk mrmprediksi apa yang dikisahkan dalam cerita tersebut,
8. Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik tersebut. Diskusi ini bisa dilakukan antarkelompok atau bersama seluruh siswa
9. Variasi: Jika tugas yang dikerjakan cukup sulit, guru dapat “membentuk (expert group”). Setiap anggota yang mendapat bagian/subtopik yang sama berkumpulan dengan anggota dari kelompok-kelompok yang juga mendapat bagian/subtopik tersebut. Misalnya, anggota yang memperoleh bagian/topik tersebut berkumpul dengan anggota dari kelompok lain yang juga memperoleh sub topik yang sama. Misalnya, anggota yang memperoleh bagian/dub topik “alur” berkumpul dengan anggota dari kelompok lain yang juga memperoleh sub topik tentang “alur”. Perkumpulan mereka inilah yang disebut sebagai”kelompok ahli”. Kelompok-kelompok ini lalu bekerja sama mempelajari/mengerjakan bagian/subtropik tersebut, Kemudian masing-masing anggota dari kelompok ahli kembali ke kelompokknya semula, lalu menjelaskan apa yang baru saja dipelajarinya (dari “kelompok ahli”) kepada rekan-rekan kelompoknya yang semula
Menurut Suprijono (2013:89-91) prosedur metode pembelajaran “Jigsaw”, yaitu:
1. Pembelajaran dengan metode “Jigsaw” diawali dengan pengenalan topik yang akan dibahas oleh guru, Guru bisa menuliskan topik yang akan dipelajari di papan tulis, “white board”, penayangan “power point” dan sebagainya. Guru menanyakan kepada peserta didik apa yang mereka ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan sumbang saran ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata atau struktur kognitif peserta didik agar lebih siap menghadapi kegiatan pelajaran yang baru.
2. Selanjutnya guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok lebih kecil. Jumlah kelompok bergantung pada jumlah konsep yang terdapat pada topik yang dipelajari. Misal, topik yang disajiksn adalah metode penelitian sejarah, karena topik ini terdiri dari konsep “heuterustik, kritik, interprestasi, dan histiografi, maka kelompok terbagi menjadi empat. Jika dalam satu kelas ada 40 orang, maka setiap kelompok
beranggotakan 10 orang. Keempat kelompok adalah kelompok heuteristik, keloompok kritik, kelompok interprestasi dan kelompok histiografi. Kelompok-kelompok ini disebut “home teame” kelompok asal)
3. Setelah kelompok asal terbentuk, guru membagikan materi tekstual kepada tiap-tiap kelompok. Setiap orang dalam kelompok bertanggung jawab mempelajari materi tekstual yang diterimanya dari guru. Kelompok heuteristik akan menerima materi tekstual dari gurunya tentang heuteristik. Tiap orang dalam kelompok heuteristik memiliki tanggung jawab mengkaji secara mendalam konsep tersebut. Demikian pula kelompok kritik, tiap-tiap orang dalam kelompok ini mendalami konsep kritik, demikian seterusnya
4. Sesi berikutnya, membentuk “expert teams” (kelompok ahli). Jumlah kelompok ahli tetap 4. Setiap kelompok ahli mempunyai 10 anggota yang berasal dari masing-masing kelompok asal. Karena jumlah anggota setiap kelompok asal ada 10, maka aturlah sedemikian rupa terpenting adalah di setiap kelompok ahli ada anggota dari kelompok asal yang berbeda-beda tersebut, Dalam satu kelompok ahli ada anggota dari kelompok heuteristi, kritik, interprestasi, dan histiografi.
5. Setelah terbentuk kelompok ahli, berikan kesempatan kepada mereka berdiskusi. Melalui diskusi di kelompok ahli diharapkan mereka memahami topik metode penelitian sejarah sebagai pengetahuan yang utuh yaitu merupakan pengetahuan struktur yang mengintegrasikan hubungan antar-konsep heuristik, kritik, interprestasi, dan histiografi. Setelah diskusi di kelompok ini selesai, selanjutnya meteka kembali ke kelompok asal. Artinya, anggota-anggota yang berasal dari kelompok heuteristik berkumpul kembali ke kelompoknya yaitu kelompok heuteristik, dan seterusnya. Setelah mereka kembali ke kelompok asal berikan kesempatan kepada mereka berdiksuksi. Kegiatan ini merupakan refleksi terhadap pengetahuan yang telah mereka dapatkan dari hasil berdiskusi di kelompok ahli.
6. Sebelum pembelajaran diakhiri, diskusi dengan seluruh kelas perlu dilakukan. Selanjutnya, guru menutup pembelajaran dengan memberikan “review” terhadap topik yang telah dipelajari
D. Penerapan Metode ” Jigsaw” pada Pembelajaran Ekonomi SMAN 2 Rambatan
Metode ini diterapkan pada pembelajaran ekonomi dengan objek materi KD 1.5. MENGIDENTIFIKASI SISTEM EKONOMI UNTUK MEMECAHKAN MASALAH EKONOMI, subjeknya adalah siswa kelas X2 Semester 1 SMAN 2 Rambatan TP 2015/2016, yang berjumlah 25 siswa. Pelaksanaan PBM dengan metode ini dilakukan pada Hari Selasa 08 September 2015 Jam I-III (07.30-09.45 WIB).
Dalam pembelajaran dengan “Jigsaw” ini penulis melakukan modifikasi dan penyempurnaan untuk menutupi kekurangan atau mengatasi hambatan-hambatan metode ini dalam pelaksanaannya di lapangan.
Langkah-langkah kegiatan PBM sebagai berikut:
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Pra pendahuluan
b. Apersepsi
c. Motivasi
d. Pemberian kerangka acuan
Sebelum kerangka acuan diberikan, terlebih dahulu dibagikan bahan ajar siswa sesuai dengan materi yang dibahas. Isinya selain materi juga tugas-tugas yang akan dikerjakan siswa
Pada tahap kerangka acuan ini dijelaskan secara ringkas tentang KD yang akan di bahas, sistem penilaian, KKM, dan metode pembelajaran yang akan digunakan
Posisi duduk saat kegiatan pendahuluan berlangsung sama seperti posisi duduk belajar pada umumnya, di mana semua siswa duduk menghadap ke depan kelas.
2. Kegiatan Inti
Persiapan Kegiatan inti:
a. Guru mempersiapkan papan meja dari karton sebanyak 5 buah untuk kelompok asal (A, B, C, D, E)
b. Guru mempersiapkan papan meja dari karton sebanyak 5 buah untuk kelompok ahli ( Ahli Sistem Ekonomi Tradisional, Ahli Sistem Ekonomi Terpusat, Ahli Sistem Ekonomi Pasar, Ahli Sistem Ekonomi Campuran, AhlinSistem Ekonomi Indonesia)
c. Guru juga mempersiapkan kokarde sebanyak jumlah siswa. Pada kokarde tertulis nama kelompok asal dan Kelompok ahlinya. Contoh : Bila siswa tersebut kelompok asalnya A, dan Ahli Sistem Ekonomi Tradisional, maka pada kokarde akan tertulis: AHLI A SISTEM EKONOMI TRADISIONAl
d. Tempat duduk siswa disusun leter U
e. Siswa dibagi 5 kelompok (Masing-masing kelompok beranggotakan 5 siswa)
f. Masing-masing siswa dalam kelompok diberikan tugas sub materi yang berbeda, sesuai tugas keahlian yang harus dikuasai siswa tersebut.
Contoh KD 1.5. MENGIDENTIFIKASI SISTEM EKONOMI UNTUK MEMECAHKAN MASALAH EKONOMI
Contoh: Kelompok A beranggota 5 orang, dengan tugas masing-masing anggotana, yaitu:
a. Ahli Sistem Ekonomi Tradisional
b. Ahki Sistem Ekonoki Terpusat
c. Ahli Sistem Ekonomi Pasar
d. Ahli Sistem Ekonomi Campuran
e. Ahli Sistem Ekonomi Indonesia
Begitu juga untuk kelompok B, C, D, dan E mendapat tugas seperti di atas
Kegiatan inti dengan menerapkan Metode Pembelajaran “Jigsaw”. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a.Guru membagikan papan meja dari karton untuk masing-masing kelompok, selanjutnya guru juga membagikan kokarde untuk masing-masing siswa, dan mempersilahkan untuk memasangkan nomor tersebut pada jilbab/bajunya masing-masing
b. Setiap siswa masing-masing kelompok diminta untuk menguasai materi sesuai tugas keahlian yang telah dibebankan pada masing-masing siswa sesuai kesepakatan kelompoknya

Dokumentasi “Jigsaw Learning” pada pembelajaran Ekonomi di Kelas X2 SMAN 2 Rambatan TP. 2015/2016, di mana terlihat masing-masing siswa sedang menguasai materi sesuai keahlian yang ditugaskan pada mereka
c. Usai kegiatan penguasaan materi tersebut di atas, maka masing-masing siswa dengan keahlian yang sama bergabung menjadi kelompok ahli. Misal, Ahli Sistem Tradisional A, B, C, D, dan E bergabung pada tempat yang sama, begitu juga dengan Ahli lainnya juga bergabung dengan ahli yang sama dari kelompok lainnnya, pada tempat duduk masing-masing ahli ini sudah ada papan namanya. Di mana masing-masing ahli yang sama akan saling berbagi informasi guna melengkapi keahliannya masing-masing. Dari kelompok ahli ini, guru meminta siswa untuk mencatat dari mana mereka paling banyak mendapat informasi, sehingga masing-masingnya punya data siapa sebenarnya yang paling ahli dari kelompok ahli tersebut,

Dokumentasi “Jigsaw Learning” pada pembelajaran ekonomi di kelas X2 SMAN 2 Rambatan TP.2015/2016, di mana ahli yang sama bergabung dalam satu kelompok untuk saling berbagi informasi (misal pada foto terlihat ahli sistem ekonomi terpusat bergabung untuk saling berbagi informasi)
d. Setelah dirasa cukup kelompok ahli berdiskusi dan berbagi informasi, maka seluruh kelompok ahli yang sama secara bergiliran tampil ke depan kelas untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari kelompok ahli lainnya. Kegiatan ini penting dilakukan, agar seluruh siswa yang tadinya terbatas pengetahuannya sebatas keahliannya saja, maka dengan kegiatan ini pengetahuannya bertambah dengan keahlian yang lain.

Dokumentasi Foto “Jigsaw Learning” pada pembelajaran ekonomi di kelas X2 SMAN 2 Rambatan TP. 2015/2016, di mana terlihat kelompok ahli sistem ekonomi pasar sedang menjawab pertanyaan yang diajukan oleh kelompok ahli yang lainnya
e.Kegiatan selanjutnya, masing-masing siswa dari kelompok ahli kembali ke kelompok asalnya guna mendiskusikan kembali, terutama untuk hal-hal yang belum jelas/belum dimengerti oleh masing-masing anggota, sehingga mereka mendapatkan kesimpulan
Usai kegiatan di atas, guru memberikan konfirmasi tentang pelaksanaan PBM, baik berupa pujian/penghargaan, saran dan kritik membangun. Guru juga memberikan hadiah berupa pena untuk masing-masing siswa yang paling ahli dalam bidangnya. Dalam penentuan ini selain guru memiliki data yang valid, maka sebelumnya guru juga melibatkan siswa untuk menentukan siapa-siapa saja siswa yang paling ahli tersebut. Dalam ini akan terpilih 5 siswa, yaitu
1.Siswa paling ahli dalam sistem ekonomi tradsional
2.Siswa paling ahli dalam siatem ekonomi terpusat
3 Siswa paling ahli dalam sistem ekonomi pasar
4.Siswa paling ahli dalam sistem ekonomi campuran
5.Siswa paling ahli dalam sistem ekonomi Indonesia

Dokumentasi Foto “Jigsaw Learning” pada pembelajaran ekonomi di kelas X2 SMAN 2 Rambatan TP. 2015/2016, di mana terlihat guru sedang memberikan hadiah berupa pena untuk masing siswa yang paling ahli dari masing keahlian
3. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup terdiri dari menyimpulkan, evaluasi, guru juga merefleksi dengan meminta tanggapan pada siswa tentang metode pembelajaran hari ini (baik kelebihan/kekurangannya, dll), informasi dan tugas minggu depan, dan menutup PBM
E. Kesimpulan
Berrdasarkan keaktifan siswa, maka pembelajaran ekonomi dengan “Jigsaw Learning” ini siswa aktif 100%-, karena dari 25 siswa, ke 25 aktif selama PBM ini berlangsung, baik saat berdiskusi di kelompok asal, berbagi informasi di kelompok ahli, dan tanya jawab.
Daftar Kepustakaan
Huda, M. 2013. Cooperatif Learning Metode.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suprijono, A. 2013. Cooperative Learning:Teori dan Aolikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Zaini, H., B. Munthe, dan S.A. Aryani. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD
Tinggalkan Balasan