Jadikan Sejarah Milik Bersama, Bukan Hanya Milik Para Sejarawan

Minggu, 4 Oktober 2015 | Oleh Ir. Fitriany Febby Adiana Gustariny, SE, MP, M.Pd.E

“Sejarah menjadi milik bersama, bukan hanya milik para sejarawan”, demikian sambutan yang disampaikan oleh Ibu Amurwani, M.Hum dari Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada acara Pembukaan Workshop Historiografi dan Sosialisasi Peninggalan Sejarah dan Budaya untuk guru SD, SMP, SLTA Tinggkat Propinsi Sumatera Barat pada hari Sabtu 3 Oktober 2015. Workshop ini diselenggarakan oleh Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Cabang Sumatera Barat bekerjasama dengan Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Workshop ini akan berlangsung selama 2 hari, yaitu 3-4 Oktober 2015 yang bertempat di Aula Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang, tepatnya Jl. Raya Belimbing No.16 A Kuranji Padang.

Laporan dan sambutan dari ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Cabang Sumatera Barat (Bapak Wanofri Samri)

Adapun rangkaian acara pembukaan workshop ini adalah:
1. Mukadimah oleh Protokol

2. Menyanyikan lagu Indonesia Raya

3. Laporan dan sambutan dari ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Cabang Sumatera Barat (Bapak Wanofri Samri)

4.Kata Sambutan dari Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang (Bapak Nurmatias)

5. Kata Sambutan sekakigus secara resmi membuka acara workshop oleh Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Ibu Amurwani, M.Hum)

Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Cabang Sumatera Barat (Bapak Wanofri Samri) melaporkan bahwa jumlah peserta worksop ini terdiri dari guru SD, SMP, dan SLTA yang berjumlah 50 orang. Selain itu beliau juga menyampaikan latar belakang dari workshop ini. Dimana dinyatakan oleh beliau bahwa masih ada para guru yang masih belum memahami benar tentang hakikat sejarah. Meskipun guru telah memiliki pemahanan tentang sejarah guru perlu mend-upgrade, meng-update ilmunya. Harapan akhir beliau harapkan Oleh karena itu guru harus banyak membaca, menulis, melakukan penelitian, kemudian membuat tulisan yang memiliki standar penulisan ilmiah. Anggapan bahwa buku-buku mewah adalah buku yang baik. Padahal sebenarnya belum tentu. Karena buku yang baik dihasilkan dengan cara penulisan sesuai standar penulisan ilmiah, yaitu buku-buku yang dihasilkan dengan menggunakan metode ilmiah, mempunyai rujukan, penulisnya profesional dibidangnya, penulis dapat dipercayai dan mempunyai integritas. Selanjutnya contoh-contoh tulisan yang standar, yaitu disertasi dan tesis.

Selanjutnya sambutan kedua dari Kepala Balai Pelestarian Balai Padang yang disampaikan oleh Bapak Nurmatias. Beliau juga menyampaikan hal senada dengan sambutan pertama. Substansi sama, yaitu melakukan pengkajian, penelitian budaya, seni

Kata sambutan ketiga oleh Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang oleh Ibu Amurwani, M.Hum dan sekaligus secara resmi membuka acara workshop. Beliau menyatakan bahwa sejarah menjadi milik bersama, bukan hanya milik para sejarawan. Sehingga sejarah melekat pada diri masyarakat. Apresiasi pada masyarakat sejarah Sumatera Barat atas acara ini. Hendaknya ke depan tidak saja berupa diskusi, tapi juga penelitian, penulisan sejarah.

Selanjutnya sejarah tidak saja politik, tapi lebih luas dari itu, sehingga selanjutnya ke depan kajian direktorat sejarah akan lebih luas dari itu. Di mana Perkembangan proses tersebut dicatat. Subdit Histiografi sejarah mengkaji bagaimana budaya itu berkembang, dan bagaimana budaya itu ditinggalkan. Internalisasi sejarah, ditanamkan pada pemuda, di mana akan diberikan contoh pahlawan-pahlawan yang punya prestasi yang bisa dicobtoh

Selanjutnya dijelaskan oleh beliau ada juga Subdit SDM, di mana guru juga diberikan sertfikasi, berhak dicatat sebagai penulis sejarawan prifesional, dan ini akan direalialisasikan 2016. Oleh karena itu diharapkan dengan workshop ini para guru memiliki dasar-dasar penulisan sejarah sesuai standar, sehingga tulisan-tulisan tersebut dapat menjadi referensi oleh para guru lain atau bidang lain yang terkait